RUSIA INGIN JALIN KERJA SAMA PENDIDIKAN DENGAN RI
London, 14/2 (ANTARA) - Menteri Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Rusia, Andrei Aleksandrovich Fursenko menunggu tanggapan Indonesia tentang nota kesepahaman (MoU) Pendidikan yang disampaikannya beberapa waktu lalu guna ditandatangani segera.
Rusia menginginkan kerja sama pendidikan dengan Indonesia kembali hangat seperti era tahun 50-an, demikian Counsellor KBRI Moskow, M. Aji Surya, kepada koresponden Antara London, Sabtu.
Munurut M. Aji Surya, keinginan Menteri Pendidikan Rusia itu terungkap dalam pertemuan dengan Duta Besar RI untuk Rusia, Hamid Awaludin di kantor Kementerian Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan, Moskow, Jumat.
Dikatakannya, di bawah guyuran salju tipis, pertemuan ini dijadwalkan sebagai tindak lanjut upaya peningkatan kerja sama pendidikan kedua belah pihak yang terus didorong dalam setengah tahun belakangan.
Bahkan, Menteri Fursenko menanti kehadiran Mendiknas RI, Bambang Sudibyo awal April mendatang sekiranya MoU Pendidikan RI-Rusia dinilai telah disepakati kedua belah pihak.
"Bola ada di pihak Indonesia dan kami setia menunggu," ujar Fursenko dengan senyumnya yang khas.
Duta Besar Hamid Awaludin, mengatakan Menteri Pendidikan RI merencanakan kunjungan ke Moskow pasca-Sidang UNESCO di Bonn, Jerman akhir Maret.
Selain itu, Dubes Hamid Awaluddin menyampaikan kepada Menteri Fursenko agar beasiswa Rusia kepada Indonesia dinaikkan jumlahnya dan lebih difokuskan kepada para dosen yang mengambil S2 dan S3 dengan maksud agar terjadi diseminasi ilmu secara cepat.
Bahkan bila memungkinkan dibuat program beasiswa non-degree Rusia bagi dosen Indonesia untuk melakukan refreshing, praktek lapangan serta pendalaman atas teknologi baru tertentu.
Di samping itu, terdapat rencana pembukaan jurusan Rusia selain yang sudah ada di Universitas Indonesia dan Universitas Padjadjaran Bandung. "Saya minta agar Rusia dapat menyediakan dosen untuk mereka," katanya.
Menteri Fursenko menandaskan apabila MoU masalah pendidikan dapat direalisir dalam waktu dekat maka hal tersebut diharapkan dapat mewadahi aneka kebutuhan kerja sama bidang pendidikan yang diinginkan oleh kedua belah pihak.
Pengusaha dari St. Petersburg ini juga menggarisbawahi dukungannya agar tukar menukar dosen dan mahasiswa serta riset bersama menjadi aspek penting dalam MoU dimaksud. "Untuk beasiswa Rusia akan diperhatikan dan akan ditingkatkan dari waktu ke waktu," imbuhnya.
Menurut Counsellor KBRI Moskow, M. Aji Surya, Kementerian Pendidikan Rusia juga mencatat dengan baik kedatangan tujuh guru besar dari Universitas Politeknik Negeri St. Petersburg ke Indonesia awal Januari lalu yang kemudian menandatangani kerja sama dengan UI, ITB dan UNHAS. Hal ini dianggap pioneer bagi kerjasama serupa di kemudian hari.
Lebih lanjut, Dubes Hamid Awaludin menyatakan bahwa area kerja sama di bidang pendidikan kedua belah pihak yang diinginkan oleh Indonesia setidaknya mencakup bidang rekayasa minyak dan gas, konstruksi dan persatelitan. Ketiga kegiatan ini penting karena akan memberikan imbas positif bagi percepatan putaran roda ekonomi.
Fursenko pun mengamini dan akan menyiapkan beberapa universitas unggulan di bidang tersebut guna bermitra dengan Indonesia.
"Saya dapat sampaikan bahwa kita banyak memiliki kesamaan pandangan tentang kerja sama pendidikan. Sekarang saya tinggal menunggu kedatangan Menteri Pendidikan Indonesia bila MoU telah siap ditandatangani," ujarnya penuh semangat. ***3****
(T.H-ZG/B/Z002/Z002) 14-02-2009 00:58:06
Tidak ada komentar:
Posting Komentar