Selasa, 24 Februari 2009

TIM ABK "THE NEW STAR"

KBRI MOSKOW KIRIM TIM ABK "THE NEW STAR"

London, 24/2 (ANTARA) - KBRI Moskow mengirimkan staf untuk melakukan pelacakan dan perlindungan terhadap anak buah kapal (ABK) The New Star yang ditembak penjaga pantai Rusia di wilayah Valdivostok, Rusia.

Counsellor KBRI Moskow, M. Aji Surya, kepada koresponden Antara London, Senin mengatakan, adanya berita yang mengagetkan itu membuat Dubes RI di Moskow Hamid Awaluddin memerintahkan untuk melakukan pelacakan dan perlindungan kepada warga Indonesia.

Menurut Aji, Dubes langsung minta Penanggungjawab Fungsi Konsuler, Dewanto dan Staf Fungsi Penerangan, Enjay melakukan pembicaraan dengan Kementerian Luar Negeri.

Setelah melalui pembicaraan yang cukup panjang, akhirnya diberikan izin secara lisan bahwa staf KBRI dibolehkan melakukan pertemuan dengan ABK di kota Nakhodka, 300 km dari Vladivostok.

Dikatakannya, beredar kabar mengenai penembakan kapal berbendera Sierra Leone milik orang China dan terpaksa ditembak karena meninggalkan pelabuhan tanpa izin.

Menurut M Aji Surya, bahkan sempat tersiar isu bahwa kapal dimaksud melakukan penyelundupan barang ke wilayah Rusia.

Namun karena kejadiannya berada di tengah lautan dan berada ribuan km dari Moskow, maka kabar yang tersiarpun relatif sayup-sayup dan berasal dari satu sumber .

Sebelumnya tidak ada yang menyangka di kapal tersebut ada enam WNI serta sang nahkoda kapal yang bernama Adi Mazwir, pria kelahiran Padang tahun 1949.


Kemlu Rusia
Beberapa diplomat Indonesia mendapatkan informasi dari berbagai sumber dan adanya nota dari Kementerian Luar Negeri Rusia sampai di KBRI, memberitakan kebenaran berbagai berita tersebut.

Disebutkan satu dari enam warga Indonesia belum diketemukan sementara lainnya selamat.

Dubes melakukan rapat membahas hal-hal yang mungkin dilakukan dan segera memerintahkan Dewanto dan Enjay melakukan pembicaraan dengan Kementerian Luar Negeri.

Staf KBRI mengadakan komunikasi dengan beberapa rekan KBRI dan mengontak wakil Kementerian Daerah Vladivostok yang memberitakan kelima ABK dalam keadaan baik dan berada di Hotel Nakhodka.

Diperoleh berita kapten kapal yang berasal dari Indonesia berada dalam tekanan ABK dari China sehingga terpaksa melakukan perlarian yang dianggap melanggar hukum oleh aparat setempat.

Kapal baru balik arah setelah lambungnya berlobang dan tidak mungkin melakukan perjalanan lagi dan diketahui kapal tidak menyerah meskipun telah mendapatkan peringatan berkali-kali.

Dubes Hamid Awaluddin mengontak Dubes Rusia di Jakarta, Ivanov dan minta diberikan akses secepat mungkin sehingga ABK Indonesia dapat dijumpai dan diketahui duduk permasalahannya. "Ini menyangkut perlindungan warga, saya harus serius," katanya.

Setelah komunikasi baik di Moskow maupun di Vladivostok, tim KBRI meluncur ke Nakhodka, kota pelabuhan dimana New Star sempat berlabuh untuk menurunkan muatannya.

Tim KBRI bersama beberapa petugas Rusia menuju hotel dimana ABK dikabarkan menginap , sementara komunikasi antara Tim pencari fakta dengan Dubes di Moskow terus berjalan dengan intens.

Akhirnya Tim KBRI berhasil menemui empat ABK yang berada di hotel dalam keadaan sehat hanya ada dua hal yang belum terkuak, yakni satu ABK masih dikabarkan hilang dan satu lagi, sang nahkoda berada di Rumah Sakit.

Hotel Yuwandung yang disediakan Pemerintah Rusia untuk ABK Indonesia di kota Nakhodka, 300 km dari Vladivostok empat ABK tinggal sementara. "Kondisinya bersih dan kami dapat makan dua kali sehari," kata Andrianus Kudato, salah seorang ABK yang selamat.

Perlakuan pemerintah kepada keempat ABK tersebut cukup baik dan santun dan mereka juga melakukan kontak dengan keluarga di tanah air. "Semua sudah tahu bahwa kita selamat, kecuali Dwi Sutrisno yang sekarang masih dalam pencarian," ujarnya.

Diketahui, dalam kapal the New Star yang berbendera Sierra Leone milik pengusaha China tersebut memiliki 16 ABK yang terdiri dari enam warga Indonesia dan sisanya berasal dari China.

Masih dicari
Seorang ABK Indonesia berserta tujuh ABK China sampai saat ini masih dalam proses pencarian.

Hilangnya beberapa ABK ini sebagai akibat dari adanya gelombang pasang yang tingginya mencapai tujuh meter di saat itu sehingga skoci yang mereka tumpangi terbawa arus, sedangkan yang selamat ditolong oleh kapal yang sedang lewat.

Para ABK yang selamat mengaku terapung selama lebih dari setengah jam dengan suhu luar sekitar minus tujuh derajat. Sekoci yang turun di bagian kiri kapal sedikit terlindungi kapal yang sudah miring.

"Kemungkinan skoci di kanan kapal terbawa ombak yang sedang ganas," aku seorang ABK. Mereka yang tergabung dalam skoci sisi kiri kapal itulah yang selamat.

Kapal milik China ini dinahkodai Adi Mazwir, kelahiran Padang memegang seaman book nomor R. 054289 dan baru mulai bergabung dengan kapal pengangkut beras ini sejak Januari lalu di Bangkok.

Dubes Hamid Awaludin berusaha mengontak nahkoda yang tergolek di rumah sakit dengan bantuan beberapa pihak, Dubes melakukan komunikasi dengan Adi Mazwir melalui telepon genggam.

Pria asal Padang ini mengakui kesigapan KBRI mengambil langkah untuk melindungi dirinya dan ABK asal Indonesia lainnya. "Saya sendiri masih di rumah sakit karena mengidap diabetes," ujarya.

Adapun ABK Indonesia lainnya yang selamat adalah Alwi dari Binjai Medan, Fachruddin Fahmi dari Gresik, Bernet Deny dari Pekayon Bekasi dan Andrianus Kudato tinggal di Tanjung Priuk Jakarta.

Sedangkan satu ABK yang sampai saat ini belum ditemukan adalah Dwi Sutrisno, kepala kamar mesin, seaman book nomor p 036349, suami Maemunah tinggal di Sidoarjo bergabung dengan kapal di Qindao September tahun lalu.

"Saat ini KBRI Moskow terus mengadakan koordinasi dengan pihak terkait di Rusia untuk memantau perkembangan, termasuk usaha penyelamatan satu ABK Indonesia. Kita berharap dapat mendapatkan kabar dalam waktu tidak lama," demikian Dubes Hamid Awaludin.

***5***
(T.H-ZG/B/F004/F004) 24-02-2009 05:19:24

Tidak ada komentar: