"INDONESIA CULTURAL OPEN DAY"
Brusel, 26/2 (ANTARA) - Gedung KBRI Brussels Tervuren dipadati undangan, di antaranya Duta Besar ASEAN, kalangan diplomatik, masyarakat Belgia dan Indonesia yang bermukim di Brusel, guna menghadiri acara "Indonesia Cultural Open Day".
Kali ini KBRI Brusel mengelar acara budaya yang mengabungan pameran industri dan perdagangan berupa produk kerajinan tangan berkolaborasi dengan sajian kuliner dan pagelaran budaya, kata PLE Priatna, Counsellor Pensosbud kepada koresponden ANTARA London yang ikut meliput "Asia Fair", Rabu.
Duta Besar RI untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa, Nadjib Riphat Kesoema yang sukses mempromosikan Indonesia di pameran pariwisata "Asia Fair" pekan silam, kini mengelar pameran produk dan pagelaran budaya "Indonesian Cultural Open Day".
Memanfaatkan kehadiran pengrajin dari Dekranas dan seniman dari grup tari Kasitha Smaradana itu, KBRI Brusel mengajak warga asing di Belgia, dalam lingkup yang lebih terbatas untuk berwisata ke Tanah Air.
Dubes Nadjib Riphat mengatakan bahwa KBRI Brusel tidak melupakan para pelajar Belgia sebagai satu segmen "audience" yang penting yang layak mengenal Indonesia.
Untuk itu, rangkaian promosi ini ditutup dengan "workshop" budaya bagi para pelajar SD, SMP dan SMU di Belgia itu, kata Dubes di tengah para hadirin yang antusias menyaksikan pameran dan gelar budaya ini.
Dua guru tari profesional Teguh Harisantoso dan Imas Kusmiaty dari sanggar tari Kasitha Smarandana-Jakarta asuhan Iin Sahetapy, khusus dijadwalkan mengajarkan berbagai tari tarian.
Seperti Tari Muli Betanggai (Lampung), Tari Saman dari Aceh, Tari Piring Cupa (Sumatera Barat), Bajidor Lahod (Jawa Barat) dan Tari Mambo Simbo dari Papua, dalam sarasehan budaya yang disajikan interaktif ini selama dua hari hingga 27 Februari mendatang.
"Tarian adalah ekspresi peradaban sekaligus identitas kebangsaan, yang perlu terus digelar di manca negara, selain sebagai upaya 'brand making' keindonesiaan, seni tari bisa menjadi pengungkit jatuh hatinya wisatawan", kata PLE Priatna, Counsellor Pensosbud menyampaikan keyakinan atas rangkaian kegiatan pameran ini.
Gamelan cilik
KBRI Brusel dalam "Asia Fair" yang digelar Belasia di Wemmel berhasil menampilkan penabuh gamelan cilik, yang mengundang decak kagum dan sambutan pengunjung pameran.
Hendisa Wardana yang berusia sembilan tahun, menghentak instrumen ugal diiring Emilia Pauwels, gadis cilik Indo yang berusia tujuh tahun dan Gde Karya Van Gayte usia 10 tahun yang dengan ritmik melodius sebagai pemade satu dan pemade dua.
Bocah cilik berbakat dengan harmonis melagukan tembang Gilak dan kidung Memendet, terasa membius penonton.
Menurut PLE Priatna, budaya, seni dan tarian adalah identitas keindonesiaan yang paling mudah diingat.
Keindahan kasat mata yang mudah menjadi daya pikat yang luar biasa untuk mengundang orang berkumpul dan berkunjung ke Tanah Air, kata Priatna, pengemar seni lukis.
Dalam pameran produk ekonomi kreatif berbasis budaya dikolaborasikan tampilan nuansa budaya dan seni pertunjukkan musik ala tarian tradisional yang berkostum unik dan warna-warni ini, sangat kental bernuansa Indonesia.
Produk ekonomi kreatif, musik dan tarian adalah komponen identitas kebangsaan yang perlu secara terus menerus ditampilkan di mancanegara, katanya menambahkan.
Menurut PLE Priatna, kesenian dan produk ekonomi kreatif adalah bahasa universal yang menembus batas usia, warna kulit dan kebangsaan.
Budaya dan produk budaya adalah kesatuan komponen promosi yang selayaknya terus-menerus disebar ke segala penjuru. Tanpa itu, promosi ekonomi, perdagangan dan investasi akan terasa tidak membumi, tanpa sentuhan kultural yang membungkusnya, demikian PLE Priatna.(U-ZG) ***5***
(T.H-ZG/B/C004/C004) 26-02-2009 06:31:24
Tidak ada komentar:
Posting Komentar