INDONESIA JADI JEMBATAN DUNIA BARAT DAN ISLAM
London, 10/2 (ANTARA) - Mantan Dubes Inggeris untuk Indonesia Charles Humfrey mengakui Indonesia dapat berperan dalam menjembatani antara negara Barat dan Islam karena pengalaman serta toleransi dimasyarakatnya yang berasal dari berbagai agama.
Selain itu dibentuknya UK Indonesia Advisory Group membuat hubungan Indonesia dan Inggeris makin kuat, ujar Charles Humfrey dalam acara pertemuan anggota Perhimpunan Indonesia Inggeris di KBRI London, Senin malam.
Dalam pertemuan yang dihadiri sekitar 50 anggota Perhimpunan Indonesia Inggeris (Anglo Indonesia Society) juga tampil sebagai pembicara Dubes RI untuk Kerajaan Inggeris Raya dan Republik Irlandia Yuri Oktavian Thamrin.
Hubungan Indonesia dan Inggeris makin erat dengan kujungan mantan PM Inggeris Tony Blai ke Indonesia dan ditindaklanjuti dengan dibentuknya "UK-RI Partnership Forum" dan "UK-RI Islamic Advisory Group".
Secara historis Inggeris memang tidak banyak terlibat dalam sejarah Indonesia yang dijajah oleh Belanda, karena sulit bagi Inggeris untuk menjalin kerjasama, katanya.
Selain itu, katanya orang Indonesia juga tidak banyak yang datang ke Inggeris ketimbang warganegara lainnya dari negara Asia lainnya seperti Philipina, India muapun Pakistan. Tenaga ahli asal Inggeris yang ada di Indonesia terus menurun sejak terjadinya krisis ekonomi.
Diakuinya Indonesia memang kurang begitu dikenal Inggeris seperti juga Korea Selatan dimana ia pernah ditempatkan. Namun sejak kunjungan mantan PM Inggeris Tony Blair ke Indonesia tahun 2006 menjadi era baru hubungan Indonesia Inggeris terutama setelah Indonesia mengalami krisis ekonomi tahun 1997-98.
Sementara itu Dubes Indonesia untuk Kerajaan Inggeris Yuri Oktavian Thamrin mengakui hubungan Indonesia Inggeris makin kuat dan jalinan kerjasama Indonesia Inggris tidak saja dilakukan oleh pemerintah tetapi juga antar masyarakat.
Menurut Dubes, hubungan Indonesia Inggris semakin mesra dengan digelarnya "UK-Indonesia Partnership Forum" sebagai tindak lanjut pertemuan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta.
Selain itu juga dibentuknya "Indonesia-United Kingdom Islamic Advisory Group" (IAG) merupakan implementasi dari hasil kunjungan Perdana Menteri Inggris Tony Blair ke Indonesia dalam rangka pertukaran imam.
Inggeris Investor Kedua
Dalam kesempatan itu Dubes juga mengatakan bahwa Inggeris merupakan investor terbesar kedua di Indonesia setelah Jepang dengan jumlah investasi 38 miliar dolar AS, sementara perdagangan tercatat 2,9 miliar dolar AS, sedangan jumlah wisatawan Inggeris ke Indonesia tercatat 153 ribu orang.
Diakuinya kunjungan PM Inggris Tony Blair ke Jakarta membuka babak baru dan membawa peluang yang lebih baik bagi hubungan kedua negara yang diikuti dengan kunjungan utusan khusus Kerajaan Inggris bidang perdagangan dan investasi internasional, Pangeran Andrew (The Duke of Yorke) serta Pangeran Charles belum lama ini.
Sementara itu Ketua Perhimpunan Indonesia-Inggeris Christopher Scarlett mengatakan, Anglo-Indonesian Society didirikan pada tahun 1956 merupakan suatu forum budaya, sosial, dan non-politik mendapat penghargaan dengan tampilnya Dubes RI unruk Ingegris dan juga mantan Dubes Inggeris di Indonesia sebagai pembicara.
Dikatakannya, dalam setahun Anglo mengelar pertemuan sebanyak delapan kali di KBRI London yang diisi dengan ceramah dan diskusi mengenai hal yang berkaitan dengan Indonesia.
Hadir dalam pertemuan itu penulis buku masakan Indonesia Sri Owen bersama suami serta Ernestine Willhelmina Sarah van Gesseler Verschuir yang lebih dikenal dengan Nini James, wanita kelahiran Kuningan Jawa Barat 1916, yang ayahnya pernah menjabat sebagai Governor Yogyakarta pada 1929-1931.(U-ZG)
(T.H-ZG/B/S006/S006) 10-02-2009 09:23:41
Tidak ada komentar:
Posting Komentar