Minggu, 28 Mei 2017

WINA

BADAN ATOM APRESIASI PERANAN INDONESIA DALAM IAEA
     Zeynita Gibbons

      London, 27/5 (Antara) - Dirjen Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) menyampaikan apresiasi atas peranan penting Indonesia di IAEA dan berbagai kontribusi Indonesia dalam mendukung kinerja badan atom tersebut.
          Kontribusi tersebut seperti transfer teknologi nuklir kepada negara lain di kawasan, antar negara berkembang dalam kerangka kerjasama Selatan-Selatan melalui program Regional Capacity Building Initiative (RCBI) dan bantuan untuk renovasi laboratorium IAEA di Seibersdorf, kata Dirjen IAEA Yukiya Amano, Sabtu. 
    Sebelumnya Yukiya Amano menerima Dubes RI Wina, DR. Darmansjah Djumala, selaku Wakil Tetap RI terakreditasi pada IAEA usai menyerahkan surat kepercayaan, demikian Sekretaris Ketiga Fungsi Politik KBRI/PTRI Wina, Reski Kurnia Ilahi kepada Antara London, Sabtu
    Pada acara tersebut, Dubes Djumala menyampaikan pentingnya Indonesia dan IAEA untuk terus meningkatkan kerja sama, terutama di bidang aplikasi IPTEK nuklir untuk mendukung program pembangunan, khususnya pada sektor yang manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat luas, seperti pertanian, kesehatan, teknologi irradiasi dan penanggulangan dampak bencana alam dan tsunami.
        Selain itu, Dubes Djumala menekankan pentingnya sinergi antara Indonesia dengan IAEA dan  meningkatkan public awareness mengenai pemanfaatan IPTEK nuklir untuk tujuan damai, sehingga kedepannya, produk yang dihasilkan melalui IPTEK nuklir seperti produk pangan dan pertanian tidak hanya terbukti keunggulannya secara ilmiah namun juga dapat kompetitif di pasar.
         Dengan demikian, manfaatnya akan dirasakan langsung oleh masyarakat luas. Ini yang diharapkan dari diplomasi dan kerja sama multilateral yang bersifat membumi.
         Dirjen IAEA Yukiya Amano menyambut hangat kedatangan Dubes  Djumala di Wina, serta menyatakan kesiapan IAEA untuk meningkatkan kerja sama dengan Indonesia di bidang aplikasi IPTEK nuklir untuk pembangunan. Gagasan tersebut dinilai sejalan dengan misi IAEA untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
        IAEA adalah organisasi independen didirikan 29 Juli 1957  bertujuanan untuk mempromosikan penggunaan energi nuklir secara damai serta menangkal penggunaannya untuk keperluan militer. IAEA berfungsi sebagai forum antarpemerintah untuk kerjasama ilmiah dan teknis penggunaan teknologi nuklir dan tenaga nuklir secara damai di seluruh dunia. Sekretariat IAEA berada di Wina, Austria, sedangkan jumlah anggotanya 168 negara.

        KBRI/PTRI Wina memiliki peranan penting dalam mewujudkan prioritas  tersebut mengingat ruang kerja KBRI/PTRI Wina di samping bilateral juga meliputi kerja sama multilateral terkait pemanfaatan IPTEK nuklir untuk tujuan damai dan perlucutan senjata nuklir bagi perdamaian dunia.***2***
(T.H-ZG/B/E.S. Syafei/E.S. Syafei) 27-05-2017 06:15:00

Tidak ada komentar: