SUKSES INDONESIA DI BURSA PARIWISATA LONDON
Oleh Zeynita Gibbons
Dampak resesi global dunia, khususnya di Kerajaan Inggris tidak menyurutkan peserta bursa pameran pariwisata World Travel Market (WTM) London yang berlangsung pekan silam.
Stand Malaysia yang mengusung rumah panggung, anjungan Turki yang menempati separuh hall serta Afrika dengan beberapa negara seperti Nigeria, serta India dengan Incredible Indianya berusaha menarik perhatian wisatawan Inggris.
Wisata bagi masyarakat Inggris sudah merupakan budaya, apalagi dengan empat musim yang setiap musim liburan sekolah sudah terjadwal khususnya liburan musim panas selama enam minggu. Setiap tahunnya sebanyak tujuh juta orang Inggris berwisata keluar negeri.
Sebanyak 34 industri pariwisata serta sejumlah Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) di Indonesia juga turut ambil bagian dalam salah satu pameran pariwisata terbesar itu.
Ikut bersaing dalam bursa pariwisata dunia terbesar kedua setelah ITB Berlin adalah Prov Bali, Kab. Kutai, Prov. Riau, Prov Riau Kepulauan, dan Kab Wakatobi.
Keikutsertaan pelaku bisnis pariwisata yang difasilitasi Depbudpar dan KBRI London itu sebagai upaya menarik kunjungan wisman ke Indonesia yang tahun ini ditargetkan sebanyak tujuh juta orang sama dengan jumlah wisatawan Inggris yang keluar negeri.
Sedianya Putri Pariwisata Indonesia 2008 Albertina dan Cut Nadira runner-up akan ikut menjual obyek wisata di Indonesia dalam pameran wisata yang diikuti sejak 1980, sayangnya kedua remaja itu tidak mendapatkan visa ke Inggris.
"Dampak resesi tampaknya tidak berpengaruh pada peserta bursa pariwisata World Travel Market. Dari penampilan berbagai anjungan peserta WTM sepintas tidak tampak adanya krisis yang melanda Inggris," ujar Direktur Pengembangan Pasar, Dirjen Pemasaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Syamsul Lussa.
Menurut Syamsul Lussa, tidak hanya dari penampilan anjungan berbagai negara peserta tetapi juga terlihat dari leaflet produk yang mereka jual.
Dampak krisis
Dalam seminar yang diadakan dalam rangkaian WTM dan digelar Euromoneter, ia merekomendasikan beberapa langkah strategis yang perlu dilakukan menghadapi krisis moneter adalah dengan lebih banyak memberikan insentif kepada wisatawan.
"Contohnya ada hotel yang menawarkan kamar gratis, dan hanya mengharap keuntungan dari restauran atau atraksi lainnya," katanya.
Selain itu para industri pariwisata lebih memilih segmen pasar menengah, selain membidik pasar wisata remaja dan memperbanyak serta memperluas kerjasama antar pasar dan destinasi, selain memilih penerbangan yang murah.
Sementara itu anjungan Indonesia yang menampilkan replika gapura Bali serta umbul umbul menempati stand AS.3000 seluar 1.38 meterpersegi, tampak berbeda dari stan dari negara Asia lainnya.
Penampilan Anjungan Indonesia menurut Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PDIP Dra SB Wiranti Sukamdani CHA sangat unik di tengah-tengah penampilan anjungan dari negara peserta lainnya yang sangat moderen.
"Saya rasa anjungan Indonesia paling unik dibandingkan dengan stand negara lainnya," ujar Yanti Sukamdani yang juga menjadi Ketua Asita saat berkunjung ke anjungan Indonesia
Dirjen Pemasaran Depbudpar DR. Sapta Nirwandar mengatakan penampilan Indonesia pada bursa pariwisata dunia tahun ini sebagai tahun "recovery image", untuk itu kita harus tampil optimal dalam upaya menjaring wisatawan dari Eropa khususnya Inggris.
Jumlah wisatawan Inggris ke Indonesia dari tahun ketahun mengalami kenaikan. Pada 2006 berjumlah wisatawan Inggris yang datang ke Indonesia sebanyak 110.412 orang, naik menjadi 121.599 pada 2007 dan pada tahun 2008 diharapkan akan terus meningkat.
"Pada Januari hingga Agustus tercatat 103.441 orang," ujarnya
DR Sapta yang fasih berbahasa Perancis mengakui kegiatan WTM yang digelar di Exel London ini lebih difokuskan untuk penjualan paket-paket wisata untuk tutup tahun November-Maret.
Industri pariwisata Indonesia yang ikut dalam WTM London tahun ini antara lain Vayatour Bali, Bali Tour and Travel, Adventure Indonesia, The Oasis Boutiqe Beach Resort, The Bale, Bali Garden Beach Resort, The Samaya Bali, Pacto Ltd, Bali Anantara, Bali Pavillions, Resor Seminyak.
Pratama Habibie dari Bintan Resorts yang baru pertama kalinya mengikuti pameran pariwisata WTM London mengatakan ia berusaha menjaring turis Inggris yang datang ke Singapura dan bisa melanjutkan ke Bintan yang hanya setengah jam dengan feri.
Umumnya turis di Singapura hanya bertahan selama tiga hari dan sisanya mereka akan mencari tempat lain di sekitarnya, ujar kepoakan mantan Presiden Prof Habibie itu. Pratama juga menawarkan padang golf yang menjadi andalan Bintan Resorts.
"Lapangan golf kami didisain oleh pegolf ternama," ujar Pram yang juga menjual produknya di anjungan Singapura.
Dampak posirif
Kunjungan Putra Mahkota Inggris ke Indonesia sebelum pelaksanaan Pameran Bursa pariwisata itu telah memberikan dampak bagi industri pariwisata Indonesia.
Hal itu diakui Dubes Indonesia untuk Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia Yuri O Thamrin yang menyebutkan kunjungan Pangeran Charles ke Indonesia selain membawa dampak bagi industri pariwisata juga menciptakan citra positif dalam hubungan kedua negara.
"Kunjungan Pangeran Charles ke Indonesia sangat positif dengan banyaknya media Inggris menampilkan berita mengenai kunjungan Putra Mahkota Kerajaan Inggris itu," ujar Dubes.
Menurut Dubes, selama lima hari kunjungan Pangeran Charles di Jakarta dan juga ke Borobudur, yang menjadi salah satu obyek wisata di Indonesia tampil di media Inggris, seperti di BBC dan The Guardian. Hal ini memberikan promosi yang sangat positif.
Dubes mengatakan kunjungan ayah Pangeran William dan Harry ke berbagai tempat pariwisata, seperti Borobudur dan juga ke Kraton Yogyakarta, itu sangat memengaruhi pariwisata Indonesia.
Hal itu juga diakui DR Sapta Nirwandar. Pangeran Charles telah berhasil mengubah persepsi masyarakat dunia mengenai Indonesia yang dinilai tidak aman.
"Persepsi masyarakat dunia mengenai Indonesia yang dinilai tidak aman sangat jauh berbeda dengan realita," ujar Dirjen DR Sapta Nirwandar.
Kunjungan mantan suami mendiang Putri Diana ke Indonesia itu merupakan "promosi" kepada masyarakat Inggris untuk berkunjung ke Indonesia.
Jumlah wisatawan Inggris terus meningkat dibandingkan wisatawan dari Jerman maupun Belanda. Sementara turis asing yang datang ke Inggris mencapai 30 juta orang setiap tahunnya.
Koordinator delegasi Indonesia Jordi Paliama mengatakan Dirjen Pemasaran telah menandatangani kontrak untuk tahun depan dengan luas anjungan Indonesia 200 meterpersegi dan akan mengambil tempat lebih kemuka.
Secara keseluruhan hasil dari penampilan Indonesia di WTM 2008 ini sangat memuaskan bahkan beberapa diantaranya telah menandai kontrak untuk mendatangkan turis ke Indonesia.
Bintan Resorts akan mendatangkan 200 wisatawan pada bulan Desember ini yang akan belajar berrmain golf, demikian Pratama Habibie. ***1***
(T.H-ZG/B/T010/T010) 20-11-2008 10:25:22
Tidak ada komentar:
Posting Komentar