Rabu, 12 November 2008

INDONESIA TAMPIL UNIK

INDONESIA TAMPIL UNIK DI BURSA PARIWISATA LONDON

London, 12/11 (ANTARA) - Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PDIP Dra SB Wiranti Sukamdani CHA menilai penampilan anjungan Indonesia di bursa pariwisata dunia WTM (World Travel Market) London sangat unik di tengah-tengah penampilan anjungan dari negara lainnya yang sangat moderen.

"Saya rasa anjungan Indonesia paling unik dibadingkan dengan stand negara lainnya," ujar Yanti Sukamdani kepada koresponden Antara London saat berkunjung ke anjungan Indonesia di pameran pariwisata terbesar kedua di dunia setelah ITB Berlin, Rabu.

Ajungan Indonesia yang menempati areal 128 m2 dihiasi dengan replika gapura Bali serta kain umbul-umbul Bali, sementara di tengah-tengah terdapat beberapa meja dan kursi tempat para industriawan melakukan negoisasi dengan para mitranya di Inggris.

Dikatakanya dari hasil pantauan ke berbagai stand peserta pamera pariwisata dunia itu, tampilan anjungan Indonesia mempuyai ciri yang unik.

Saat meninjau dan menyaksikan anjungan negara lainnya, Yanti menilai hampir seluruh stand negara peserta berpenampil sangat moderen dan ultra mederen.

Sementara Indonesia mempunyai ciri yang khas dengan menampilkan gapura Bali serasa berada satu di desa di Bali.

Daya saing
Dengan penampilan yang tradisional dan punya ciri tersendiri, maka pariwisata Indonesia punya daya saing di dunia pariwisata dunia, ujarnya.

Keunikan dari anjungan Indonesia menjadi daya tarik wisatawan Inggeris untuk datang dan berwisata ke Indonesia, ujar Ketua Umum BPP Persatua Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI).

Dikatakannya untuk menarik perhatian, Indonesia harus mempunyai ciri tersendiri karena setiap Negara memiliki kesamaan obyek seperti patai yang dimana pun sama.

Yanti Sukamdani berharap dalam mempromosikan pariwisata Indenesia untuk tetap selalu memperhatikan ciri dan keunikan yan dimiliki Indonesia yang mempunyai budaya yang beragam.

Dikatakannya untuk menjaring wisatawan asal Inggris yang jumlahnya lebih dari 27 juta itu, Indonesia harus menampilkan kebudayaan dan tradisi serta kesenian yang punya ciri sendiri.

Hal hal yang seperti itu yang perlu terus dipertahankan, dalam menarik wisatawan dari Eropa khususnya Inggeris, ujarnya.

Menurut Yanti Sukamdani, dari 27 juta turis asal Inggeris hampir lima juta yang berkunjung ke Singapura yang tinggal selangkah lagi ke Indonesia.

Seharusnya pelaku dunia wisata Indonesia bisa menarik turis Inggris yang datang ke Singapura untuk juga ke Indonesia, ujarnya.

Saat ini jumlah penerbangan dari Eropa ke Indonesia juga sudah semakin banyak. Apalagi turis asal Inggeris yang berkunjung ke satu ngara umumnya bisa tinggal lebih lama.

Makin banyak turis Inggris yang datang dan makin lama tinggal tentunya juga makin banyak pengeluarannya, ujar Yanti Sukamdani.

Diakuinya promosi yang selama ini dilakukan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata tidak kurang juga dukungan Kedutaan Indonesia yang ada di London.

Penerbangan dari Eropa ke Indonesia juga makin besar dan bahkan ada yang terbang ke Indonesia selama tujuh kali dalam seminggu dengan tiga kali sehari.

Tinggal bagaimana caranya industri pariwisata Indonesia mengarap wisatawan Inggeris yang sangat potensial.

"Semua obyek kita miliki mulai dari wisata menyelam, golf, shopping dan juga beragamnya obyek wisata yang dimiliki Indonesia tentunya sangat berharga," ujarnya.

Diakuinya dengan selalu mangikuti acara semacam WTM London, Yanti Sukamdani menilai suatu hal yang sangat penting.

Anggaran promosi
Mengenai anggaran promosi untuk pariwisata, dia mengakui bahwa perlu terus ditingkatkan, karena dunia pariwisata ibarat menjual image atau citra.

Untuk itu perlu terus dilakukan promosi, karena kunci pariwisata adalah pada promosi dan DPR akan terus memperjuangkan dana promosi untuk pariwisata untuk dapat ditambah.
Secara rinci Yanti Sukamdani mengatakan bahwa untuk mendatangkan satu turis perlu biaya promosi sebesar 10 dolar AS.

Bila pemerintah mentargetkan untuk mendatangkan wisatawan sebanyak tujuh juta, paling tidak dana promosi pariwisata harusnya minimal 70 juta dolar.

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata terus melakukan promosi pariwisata dimana mana. ?Usaha Departemen tidak henti hentinya,?.

Bahkan kalangan indutri perhotelan sangat siap dengan jumlah kamar yang melebihi dari 285 ribu kamar di seluruh Indonesia. Mulai dari bintang Bulgari sampai pada hotel melati.

Indonesia sangat siap dalam menerima wisatawan mancanegara dan kini tinggal upaya segala lapisan melakukan promosi yang kondusif.

Diakuinya, bila saja pariwisata di Indonesia maju keuntungan tidak saja melulu diperoleh oleh industri tetapi juga kalangan lainnya.

Kehadira wisatawan memiliki dampak yang multi player effek, karena bila saja pariwisata maju tidak melulu dinikmati indutriawan tetapi juga rakyat didesa, penjual suvenir, tenaga kerja dan lapangan kerja.

"Saya sangat mendukung setiap langkah promosi yang dilakukan Departemen Budaya dan Pariwisata," demikian Yanti Sukamdani. ***2***
(U-ZG)
(T.H-ZG/B/B012/B012) 12-11-2008 07:58:17

Tidak ada komentar: