Selasa, 25 November 2008

DUO PIANIS DI HONGARIA

PERTUNJUKAN DUO PIANIS INDONESIA PUKAU MASYARAKAT HONGARIA

London 25/11 (ANTARA) - Istana Ratu Erszebet Hongaria di kota Godollo menjadi pusat perhatian pencinta seni musik Indonesia dan klasik barat dengan tampilnya dua pianis Indonesia Iravati Sudiarso dan putrinya Aisha Sudiarso.

Pagelaran duo piano ibu dan anak itu tidak saja menampilkan karya-karya komponis Indonesia, tetapi juga komponis dunia, kata Sekretaris I, Pelaksana Fungsi Pensosbud Arena Sri Victoria kepada koresponden ANTARA London, Selasa.

Dihadapan ratusan pencinta musik, duo piano itu menampilkan karya Wolfgang Amadeus Mozart, ?Sonata in C Major no. 16, dan karya Anton Arensky, Waltz from Suite for two pianos No. 1 Opus 15.

Arena Sri Victoria mengatakan penunjukan konser duo piano itu merupakan kerjasama KBRI Budapest dengan Walikota Godollo Dr. Gemesi Gyorgy yang tiga minggu lalu menandatangani kerjasama kota kembar dengan kota Bogor.

Dalam sambutan pembukaan, Dubes Indonesia untuk Republik Hungaria merangkap Kroasia, Bosnia-Herzegovina, dan Republik Macedonia, Mangasi Sihombing dan Walikota Godollo mengatakan konser ini meningkatan kerjasama kebudayaan kedua negara.

Disebutkan hal ini merupakan tekad kedua belah pihak untuk meningkatkan hubungan dan kerjasama bilateral kedua negara di semua bidang.

Mengawali pertunjukannya Iravati dan Aisha Sudiarso membawakan karya Mozart dan Anton Arensky, dilanjutkan komposisi ketiga Introduction and Rondo Capricciosso Opus 28 karya Camille Saint-Saens yang sangat dinamis.

Menurut Arena, pertunjukan berhasil memikat perhatian hadirin dan mengundang tepukan yang riuh dan panjang sebagai bentuk apresiasi terhadap kebolehan kedua pianis.

Di tengah pertunjukan duo piano membawakan karya komponis Indonesia yang memiliki nuansa berbeda dengan barat.
"Sriwijaya Variations atau Gending-Gending Sriwijaya karya Amir Pasaribu yang dibawakan secara solo oleh Aisha membuat takjub penonton karena karya ini dinilai sangat berbeda dari musik klasik barat.

Pada Tembang Alit karya Jaya Suprana, jari-jari Iravati sangat lincah di atas tuts piano dengan corak lagu yang riang, mengingat karya ini dipengaruhi musik Jawa dan Bali.

Kedua pianis juga menyedot perhatian penonton ketika menampilkan Sarinande Variation karya Trisutji Kamal yang memadukan nuansa Indonesia dan Barat secara berimbang.

Dubes Mangasi mengakui karya Indonesia yang punya kekhasan tersendiri sekalipun dibawakan dengan instrument barat. Hal ini merupakan salah satu kelebihan dari pertunjukan ibu dan putri keluarga Sudiarso, ujarnya.

Kedua pianis Indonesia juga membawakan Spiel um Kinderlied karya Walter Giesekinng dan Concertino for two pianos opus 94 karya Dmitri Shostakovich, komponis Rusia kelahiran Belarus.

Duta Besar Belarus, Alena Kupchyna dengan bangganya menjelaskan Dmitri Shostakovich dan sejumlah komponis Rusia yang tenar lainnya adalah kelahiran Belarus yang menjadi negara independen.

Sebagai penutup Iravati dan Aisha Sudiarso membawakan karya Bela Bartok, komponis besar Hongaria. Karya ini sangat dikagumi banyak orang karena didalamnya teradaptasi berbagai nuansa dari lagu-lagu rakyat Hongaria.

Seluruh pertunjukan memukau pengunjung yang terdiri dari korps diplomatik, pencinta musik, tokoh masyarakat termasuk pers selama lebih dari sejam pertunjukan tanpa interval.***2***
(U-ZG/
(T.H-ZG/B/A027/A027) 25-11-2008 03:09:13

Tidak ada komentar: