Selasa, 18 November 2008

DUBES MANGASI

DUBES MANGASI PAPARKAN DEMOKRASI DAN KEHIDUPAN BERAGAMA DI INDONESIA

London, 18/11 (ANTARA) - Dubes Indonesia untuk Republik Hungaria merangkap Kroatia, Bosnia-Herzegovina, dan Republik Macedonia Mangasi Sihombing memaparkan mengenai dasar-dasar demokrasi dan budaya Indonesia pada seminar yang diadakan Komunitas Lutheran di kota Monor, Hongaria.

Kehadiran Dubes Mangasi Sihombing di kota Monor itu adalah atas undangan Bishop Tamas Fabiny, demikian Sekretaris I, Pelaksana Fungsi Pensosbud , Arena Sri Victoria kepada koresponden Antara London, Selasa.

Seminar yang diikuti sekitar 70 orang terdiri atas pemuka dan tokoh masyarakat Monor termasuk Walikota Monor, Pogacsas Tibor, Dubes menjelaskan Indonesia merupakan negara yang multikultural baik dari segi etnik, agama maupun bahasa selalu terpanggil untuk menegakkan demokrasi.

Dikatakannya demokrasi merupakan jalan yang aman bagi kesejahteraan seluruh warga tanpa memandang perbedaan baik asal usul maupun kedudukan sebagai minoritas-mayoritas.

Dalam seminar yang dipandu Rev. Selmeczi Lajos Peter, Dubes Mangasi Sihombing menjelaskan latar belakang masuknya Lutheranisme ke Indonesia, kususnya ke Sumatera Utara yang dipelopori Misionaris Dr. Ingwer Ludwig Nommensen.

Menurut Dubes, misionaris Nomensen tergerak hatinya menjadi misionaris karena mendengar cerita mengenai nasib wanita dan anak-anak yang diculik dan diperjualbelikan, pada saat itu masyarakat Batak sebagian masih menyembah berhala.

Dr. Nommensen memilih daerah Silindung di Tapanuli sebagai sasaran utamanya karena daerah berpenduduk cukup besar itu juga mempraktikkan paganisme yang menyimpang dari agama asli Batak.

Dubes mengatakan dalam kegiatannya Nommensen memberi prioritas pendidikan dan kesehatan. Demikian juga membebaskan orang yang dibelenggu dan para budak belian.

Dikatakannya dengan keberhasilan Nommensen maka orang Batak dapat menyumbang bagi kehidupan nasional diantaranya menjadi guru, pengacara, dokter, politisi serta pegawai negeri.

Pada seminar ini juga dikemas secara interaktif menjadi menarik dengan banyaknya pertanyaan mengenai masalah kedudukan minoritas dan kaitan dengan dialog antar kepercayaan atau agama.

Dubes Mangasi Sihombing, menjelaskan dialog antaragama (interfaith dialog) buka hanya dialog antara pemuka agama tetapi juga antarpemerintah dengan pemuka agama yang membahas berbagai masalah bersama.

Menurut Dubes, dialog lintas agama diangkat Pemerintah Indonesia menjadi Dialog Regional dan Antar Regional, karena kerukunan beragama harus diperkuat di manca negara yang memberikan sumbang kepada hubungan internasional. ***3***

ZG/C/A011)

(T.H-ZG/C/A011/A011) 18-11-2008 06:51:10

Tidak ada komentar: