Senin, 16 November 2009

HASSAN WIRAYUDA: ISLAM DAN DEMOKRASI BERJALAN BERIRINGAN

HASSAN WIRAYUDA: ISLAM DAN DEMOKRASI BERJALAN BERIRINGAN

London, 17/11 (ANTARA) - Mantan Menlu RI Dr N. Hassan Wirayuda mengatakan, Indonesia berpenduduk lebih dari 200 juta mayoritas beragama muslim berhasil menunjukkan kepada dunia bahwa Islam, demokrasi, modernitas dan pluralisme dapat berkembang bersama dengan baik.

Hal itu disampaikan Dr N Hassan Wirajuda yang mengikuti konferensi mengenai "US and the Muslim World", yang diadakan di Ditchley Park, Oxfordshire, Inggris, ujar Sekretaris Kedubes RI di London, Novan Ivanhoe Saleh kepada koresponden ANTARA London, Selasa.

Kehadiran Dr Hasan Wirajuda bersama pelaksana Direktur Diplomasi Publik Deplu Dr Pribadi Sutiono di Kerajaan Inggris adalah atas undangan "Oxford Centre for Islamic Studies" (OCIS), "Oxford University".

Ia mengemukakan dalam kesempatan tersebut, Indonesia menyampaikan pandangan dari sisi negara berpenduduk Islam terbesar di dunia, non-Arab dan tidak terletak di Timur Tengah.

Dunia Islam tidak hanya Timur Tengah. Indonesia yang berpenduduk lebih dari 200 juta muslim yang moderat dan toleran berhasil menunjukkan kepada dunia bahwa Islam, demokrasi, modernitas dan pluralisme dapat berkembang bersama dengan baik.

Dalam konperensi tersebut, Indonesia mengingatkan kepada negara Islam supaya tidak bersifat pasif menunggu perubahan kebijakan AS, namun harus secara aktif mengurangi atau menutup jurang perbedaan dan pendapat antara AS dan Dunia Islam.

Sementara kepada pemerintah AS, diharapkan dapat lebih seimbang dalam menjalakan kebijakannya di kawasan Timur Tengah dan Dunia Islam lainnya.

Peserta dari Indonesia melihat bahwa persepsi peserta konferensi mengenai "the Muslim World" hanyalah terfokus pada Timur Tengah, tanpa melihat bahwa negara-negara non-Arab mempunyai penduduk mayoritas beragama Islam.

Dalam konperensi itu selain dari Indonesia, hadir "Regional Manager Oxfam" Jennifer Abrahamson, Prof George Joffe dari "University Cambridge", mantan Dubes Inggris untuk Irak Sir Harold Walker.

Selain itu, juga hadir Prof Stephen Walt dari "Harvard University", Prof Jennan Read dari "Duke University", dan sejumlah jurnalis dari berbagai media dan para dubes untuk Inggris, termasuk Dubes RI untuk Kerajaan Inggris dan Republik Irlandia Yuri O. Thamrin.

Menurut Novan Ivanhoe Saleh, konferensi dalam format "round table discussion" ini membahas di antaranya mengenai hubungan sejarah dan politik strategis Amerika Serikat dengan Dunia Islam.

Dalam diskusi tersebut, dibahas mengenai kepentingan-kepentingan kedua pihak dari perspektif sejarah yang dipengaruhi lingkungan strategis negara-negara di Timur Tengah termasuk konflik Palestina-Israel.

Dalam perkembangannya, diskusi juga membahas pergeseran kebijakan pemerintah AS di bawah Obama yang saat ini lebih mengutamakan penyelesaian konflik Palestina-Israel dan hubungan antara AS dan Dunia Islam, yang masih diwarnai oleh pertang terhadap terorisme.

Persepsi ini juga dianut para pakar dan pengambil kebijakan asal Amerika Serikat, yang menunjukkan bahwa hubungan antara Amerika Serikat dan Dunia Islam akan selalui diwarnai oleh hubungannya dengan Timur Tengah.

Indonesia dapat memanfaatkan situasi ini dengan terus melakukan dialog dengan Amerika Serikat, yang setidaknya dapat mengikis persepsi yang salah mengenai Dunia Islam yang identik dengan Timur Tengah. ***1***(U-ZG)
(T.H-ZG/B/C004/C004) 17-11-2009 08:10:34

Tidak ada komentar: