INDONESIA BERPOTENSI BESAR KEMBANGKAN PERBANKAN SYARIAH
London, 6/11 (ANTARA) - Presiden Direktur Bank Syariah Mandiri (BSM), Yuslam Fauzi mengatakan Indonesia mempunyai potensi dan peluang yang besar dalam mengembangkan bank syariah.
Hal itu disampaikan Yuslam Fauzi kepada koresponden Antara London usai acara penandatangan kerja sama nota kesepahaman antara Bank Syariah Mandiri (BSM) dengan Deutsche Bank serta Bank Mandiri Europe Limited (BMEL) di KBRI London, Kamis sore.
Acara penandatangan MOU dilakukan Yuslam Fauzi dengan Kepala Strukturing Islamic non Jepang-Asia Bank Deutsche Jamzidi Khalid, disaksikan Dutabesar RI Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Kerajaan Inggris dan Republik Irlandia Yuri Thamrin.
Sementara itu juga ditandatangani nota kesepahaman antara Bank Syariah Mandiri (BSM) Jakarta oleh Yuslam Fauzi dan Deputi General manager BMEL Brendan Battle yang disaksikan GM BMEL dan Managing Director BSM Hanawijaya.
Penandatangan nota kesepahaman antara BSM dengan kedua bank yang berdomisili di Kerajaan Inggris itu merupakan hasil dari Indonesia Islamic Finance Forum yang digelar KBRI London bersama perwakilan Bank Indonesia, Bank Mandiri Syariah, BNI 46, Kantor Perwakilan BKPM London serta PT Indometal, di Hotel Mandarin, London, Kamis.
Yuslam Fauzi mengakui Islamic Finance memang lebih dulu berkembang di negara Barat karena dalam berbagai hal mereka jauh lebih maju baik dari infrastruktur seperti perangkat hukum, administrasi dan juga adanya dukungan akademi.
Industri ekonomi dan keuangan Islam yang awalnya didorong dari negara di Timur Tengah yang tidak lepas dari bombingnya petrodolar minyak maka justru yang paling siap merespon kebutuhan akan manajemen finance itu ya dari Barat, katanya.
Barat memang paling siap menangkap itu semua, dan itu tidak ada yang aneh, ujarnya.
Dikatakannya, ketika Eropa dan Barat terganggu ekonominya, karena mereka terlalu banyak tergantung pada ekspor.
Meski mereka siap namun dari segi ekonomi juga terdapat batu sandungan seperti adanya global krisis yang membuat ekonomi melambat secara dratis, katanya.
Ia mengatakan, dibelahan Timur dimana kehidupan ekonominya tidak tergantung pada ekspor impor, seperti China, India, dan Indonesia justru mempunyai kekuatan tersendiri.
Ketiga negara itu mempunyai potensi yang sangat besar untuk maju dan berkembang lebih cepat, kata Yuslam pada saat berbicara mengenai ekonomi Islam.
Menurut dia, Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar dalam mengembangkan sistem keuangan Islam, maka sangatlah tepat digelarnya Indonesia Islam Finance Forum.
Yuslam Fauzi juga mengakui keberhasilan dalam penyelenggaraan forum yang diikuti sekitar 100 peserta dari berbagai kalangan di Inggris.
Hal ini terlihat dengan banyak permintaan dari peserta yang minta makalahnya karena tidak sempat mencetak, demikian Yuslam Fauzi. ***2***(U-ZG)
(T.H-ZG/B/H-CS/H-CS) 06-11-2009 10:28:15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar