Minggu, 16 Mei 2010

DEMOKRASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI ASET INDONESIA

DEMOKRASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI ASET INDONESIA

London, 16/5 (ANTARA) - Pemerintahan yang demokratis dan pertumbuhan enonomi yang berkelanjutan adalah aset utama Indonesia dalam membangun kerjasama luar negeri yang lebih luas, termasuk dengan Italia.
Hal itu terungkap dalam seminar bertema "Pembangunan Indonesia, Peluang Kerjasama Ekonomi dan Perdagangan dengan Italia" yang digelar di Torino, pusat industri terbesar di Italia, ujar Counsellor Pensosbud KBRI Roma, Musurifun Lajawa kepada koresponden Antara London, Minggu.

Seminar dihadiri pakar dan pelaku ekonomi Indonesia dan Italia yang diadakan KBRI Roma dan IPALMO Nord West, LSM terkemuka di Italia yang menaruh perhatian terhadap isu internasional, Pusat Pelatihan Organisasi Buruh Dunia (ILO) serta KADIN Torino, wilayah Piedmonte.

Seminar di Torino merupakan rangkaian program KBRI Roma dalam mempromosikan secara berkala potensi kerjasama Indonesia dan Italia di berbagai wilayah Italia.

Dubes RI untuk Italia, Mohamad Oemar, mengatakan, demokrasi di Indonesia yang berpenduduk muslim terbesar di dunia telah merubah cara pandang Barat dalam melihat Islam. Indonesia dapat memainkan peran penting dalam menjembatani kepentingan negara-negara Islam dengan negara-negara Barat, ujarnya.
Sementara Italia, dengan penduduk Muslim terbesar kedua di Eropa atau sekitar 1,3 juta dapat menjadi mitra penting Indonesia di Eropa Barat.

Menurut Dubes, setelah melalui proses reformasi menyeluruh dalam satu dekade terakhir, fundamen ekonomi Indonesia menjadi kokoh, bahkan tetap tumbuh 4,5 persen di tengah krisis ekonomi global tahun 2008 dan 2009.

Dikatakannya, Indonesia, secara konsisten memperbaiki iklim investasi, kenaikan investasi asing langsung tercatat naik 41 persen yaitu sebesar 3,92 miliar dolar AS, dari 2,5 miliar dolar AS periode yang sama 2009.

Sementara itu, pengamat ekonomi dari CSIS, Jakarta, Prof. Dr. Djisman Simanjuntak, mengatakan, jumlah investasi yang masuk ke Indonesia kembali mendekati angka sebelum terjadinya krisis 1997- 1998 melanda Indonesia dan negara-negara Asia lainnya.

Dengan ditetapkannya Undang-undang Investasi tahun 2007, investasi asing di Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama dengan investasi domestik.

Sementara Wakil KADIN Indonesia, George Iwan Marantika, menekankan otonomi daerah memainkan peran penting dalam upaya penguatan kapasitas dan daya saing ekonomi Indonesia
Kedua pembicara menggarisbawahi pentingnya Indonesia dan Italia untuk untuk memanfaatkan momentum yang baik ini dengan memaksimalkan berbagai peluang kerjasama bilateral kedua negara.

Sebagai negara industri maju, Italia dapat memanfaatkan peluang investasi yang menjanjikan di Indonesia, diantaranya, dalam sektor infrastruktur, pelabuhan, transportasi kota, listrik dan telekomunikasi.


Kerjasama Lebih Luas
Penerapan perekonomian terbuka dan ditinggalkannya nasionalisme sempit serta proteksionisme, telah membuka peluang kerjasama bilateral Indonesia dan Italia yang lebih luas.
Pengamat dan penulis masalah ekonomi internasional harian ekonomi terkemuka Italia, "Il Sole-24 Ore", Prof Paolo Migliavacca, mengatakan, Indonesia tidak hanya menjadi kekuatan ekonomi besar di ASEAN dan sejajar dengan negara-negara anggota BRICS, tetapi juga sebagai anggota G20.

Indonesia sangat diperhitungkan dalam peta kekuatan ekonomi dunia, ujar Prof Paolo Migliavacca.

Senada dengan Prof. Migliavacca, Ketua IPALMO, yang juga mantan Menlu Italia, Dr. Gianni De Michelis, mengatakan, negara-negara Barat harus menyadari perubahan dalam konteks regional yang tidak dapat diputar balik (irreversibel) mengharuskan adanya reorientasi hubungan luar negeri di kalangan negara Barat.

Dicontohkannya, dalam konteks ASEAN, menguatnya peran politik dan ekonomi Indonesia perlu mendapat perhatian.
Terkait dengan perdagangan bilateral, total perdagangan Indonesia - Italia tahun 2009 berjumlah 2,9 miliar dolar AS menurun sebesar 17 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 3,9 miliar dolar AS akibat pengaruh krisis ekonomi global.

Hubungan perdagangan wilayah Piedmonte dengan Indonesia menunjukkan angka yang cukup signifikan dan kecenderungannya terus meningkat. Piedmonte mengekspor mesin-mesin industri, peralatan transportasi serta obat-obatan.

Sedangkan impor dari Indonesia terdiri dari produk-produk pertanian, antara lain kopi dan obat-obatan. Sementara Wilayah North West mengalami defisit terhadap Indonesia.

Ekspor sebesar 198 juta Euro, utamanya mesin-mesin industri, sedangkan impor dari Indonesia sebesar 831 juta Euro, yang terdiri dari tekstil, pakaian, mineral, dan produk-produk pertanian.

Sebagai tindak lanjut Seminar di Torino, Konfederasi Pengusaha Italia (Confindustria) merencanakan untuk berkunjung ke Indonesia guna menjajaki peluang-peluang ekspansi bisnis dan investasi di Indonesia pada tahun 2011.

(U-ZG)(T.H-ZG/B/M012/M012) 16-05-2010 18:50:40

1 komentar:

www.its-berry.com mengatakan...

saya setuju dengan artikel ini.. thanks mas..

http://www.bursaponsel.info