UGM PELAKSANA WTO CHAIR PROGRAMME WCP
London, 28/5 (ANTARA) - Dirjen WTO, Pascal Lamy, mengumumkan Universitas Gadjah Mada sebagai universitas pelaksana WCP dalam acara peluncuran WTO Chair Programme (WCP) yang diselenggarakan di Markas Besar WTO, Jenewa.
Sekretaris Pertama PTRI Jenewa, Yudi Triantoro, kepada koresponden Antara London, Jumat, mengatakan, WCP adalah salah satu outreach yang dilakukan WTO terhadap kalangan perguruan tinggi dalam rangka pengembangan kapasitas akademis studi perdagangan internasional.
Melalui program tersebut, selama empat tahun ke depan, UGM akan memperoleh bantuan teknis, baik dalam wujud pendanaan ataupun pengiriman pakar WTO untuk membantu pengembangan kapasitas akademis dan riset yang terkait dengan perdagangan internasional.
Terjadinya sinergi antara kalangan perguruan tinggi dengan pemerintah, diyakini Dirjen WTO akan meningkatkan kemampuan suatu negara untuk berpartisipasi secara efektif dalam kegiatan perdagangan internasional.
Disamping itu, tercatat pula adanya 13 universitas lainnya di dunia yang mendapatkan kepercayaan serupa, antara lain University of Chile, Shanghai Institute of Foreign Trade - China, University of Nairobi - Kenya, the University of Jordan, Latin American Faculty of of Social Sciences - Argentina, St. Petersburg State University - Russia, Vietnam National University.
Riza Noer Arfani, selaku Chair Coordinator UGM, menyampaikan kesiapan UGM, baik dari aspek infrastruktur akademik dan fisik untuk melaksanakan WCP.
Beberapa tujuan yang akan dicapai UGM adalah terbentuknya kurikulum pengajaran studi perdagangan internasional pada tingkat graduate, kegiatan penelitian dan pembuatan data seputar WTO dan perdagangan internasional serta terciptanya networking antara UGM dengan pemerintah ataupun UGM dengan lembaga sejenis, baik dalam maupun luar negeri.
"Merupakan kebanggaan tersendiri Universitas kita diakui kredibilitasnya sebagai salah satu penerima program outreach yang dilakukan WTO terhadap kalangan perguruan tinggi dalam rangka mengembangkan kapasitas akademis studi perdagangan internasional," ujar Dian Triansyah Djani, Duta Besar/Wakil Tetap RI untuk PBB, WTO dan Organisasi Internasional Lainnya di Jenewa.
Terpilihnya UGM sebagai mitra WTO untuk melaksanakan WCP, juga akan menjadikan UGM sebagai salah satu mitra pemerintah dalam membangun pemahaman dan kesadaraan publik mengenai pentingnya kegiatan perdagangan internasional sebagai sumber pertumbuhan dan pemerataan pembangunan nasional.
Tersedianya kapasitas riset yang handal dan sumber daya manusia yang memahami isu perdagangan internasional diharapkan akan berkontribusi besar pada kesiapan Indonesia dalam melakukan perundingan dan memanfaatkan kegiatan perdagangan internasional.
Sebagai salah satu negara berkembang Anggota WTO, Indonesia telah banyak memanfaatkan berbagai bantuan teknis yang disediakan oleh WTO. Bantuan teknis yang diterima oleh Pemerintah Indonesia selama ini lebih diarahkan untuk meningkatkan kapasitas para pejabat Pemerintah RI dalam memahami dan menangani berbagai isu perdagangan internasional.
Membanggakan
Duta Besar/Deputi Wakil Tetap RI untuk WTO di Jenewa, Erwidodo, yang juga hadir dalam acara peluncuran WCP, menyatakan, terpilihnya UGM sebagai salah satu penerima WCP adalah prestasi yang membanggakan. UGM bersama dengan 13 universitas lainnya berhasil menyisihkan 70 universitas lainnya yang mengikuti proses seleksi.
UGM dinilai oleh WTO dan WCP Advisory Board (yang terdiri dari akademisi berbagai perguruan tinggi terkemuka di dunia) mempunyai kemampuan dalam membangun networking dan mengembangkan suatu center of excellence dalam studi perdagangan internasional di Indonesia.
Dengan kepercayaan yang diberikan oleh WTO kepada UGM, tentunya akan lebih membuat isu-isu perdagangan internasional dipahami tidak terbatas hanya oleh kalangan pemerintah saja, namun juga oleh berbagai pemangku kepentingan secara luas.
(U-ZG)
(T.H-ZG/B/M012/M012) 28-05-2010 20:54:09
Tidak ada komentar:
Posting Komentar