Minggu, 09 Mei 2010

PENCAK SILAT - KEJUARAAN PENCAK SILAT BELGIUM OPEN DI BRUSEL

PENCAK SILAT - KEJUARAAN PENCAK SILAT BELGIUM OPEN DI BRUSEL

London, 9/5 (ANTARA) - Indonesia mendapat kehormatan membuka kompetisi pencak silat bergengsi se Eropa, "Belgium Open Pencak Silat Championship" ke-15 yang diikuti sekitar 80 peserta dari berbagai negara di kota Schoten-Belgia.

Minister Counsellor Penerangan Sosial-Budaya dan Diplomasi Publik KBRI Brussel, P.L.E. Priatna, yang secara resmi membuka kejuaran, kepada koresponden ANTARA London, Minggu mengatakan kejuaraan pencak silat tersebut diikuti pesilat dari Austria, Belanda, Belgia, Inggris, Jepang, Jerman, Malaysia, dan Prancis.

Dikatakanya, hadir dalam acara pembukaan Presiden Federasi Pencak Silat Belgia Pieter Ludo, Presiden Federasi Pencak Silat se Eropa George L Frederiksz, dan Presiden Federasi Pencak Silat Belanda Henk Verschuur serta Presiden PERSILAT (Persekutuan Pencak Silat Antar Bangsa) Eddie Nalapraya,
PLE Priatna mengatakan, sekalipun Indonesia tidak dapat mengirimkan atlet pesilat dalam kejuaraan kali ini, sebagai negara lelulur dan pengembang pencak silat ke manca negara, Indonesia diakui dan mendapat kehormatan untuk membuka kejuaraaan.

Menurut Priatna, pencak silat dikenal di manca negara, di jantung Eropa ini tidak hanya semata sebagai olahraga, seni bela diri yang diusung dari budaya lelulur di Indonesia tetapi lebih dari itu. Melalui pencak tradisi kesantunan, respek dan juga bahasa Indonesia dikenal di seantero Eropa.

Begitu mudah ditemukan kata "perguruan", "pencak", "silat", 'jurus", "naga putih', "perisai diri', dan simbol-simbol asli Indonesia semacam "keris", "kujang", "lembing", "trisula", dan bahkan bambu di tengah maraknya perguruan pencak silat yang dikenal para pesilat di Eropa ini.

Melalui diplomasi pencak silat, seni bela diri ini, Indonesia dapat diterima, dihargai dan dihormati sebagai bangsa dengan tradisi luhur.

Tidak mengherankan jika "people to people contact" melalui idiom pencak silat ini adalah bukti sebuah keberhasilan. Indonesia mampu mengekspor seni olah budaya dan tradisi ke manca negara?, ujar Priatna.

Dikatakannya diplomasi pencak silat harus didukung banyak pihak di Tanah Air, tidak hanya diurus Ikatan Pencak Silat Indonesia.

Sementara itu pendiri IPSI dan Presiden Persilat Eddie Nalapraya mengakui pencak silat telah memberi gelar Pendekar Utama kepada Presiden RI SBY pada Agustus 2005 yang disampaikan Prabowo Subiyanto.

Dikatakannya, pencak silat perlu terus dibina bila dikuatirkan negara lain dan juga Eropa akan mengambil peran dalam mengembangkan pencak silat, Hal ini perlu diwaspadai dan hendaknya terus melakukan pembinaan yang serius, demikian Eddie Nalapraya. (U-ZG)
(T.H-ZG/B/S005/S005) 09-05-2010 23:12:26

Tidak ada komentar: