KEBUDAYAAN DAN KESENIAN PERERAT HUBUNGAN RI-RUSIA
Moskow, 26/5 (ANTARA) - Wakil Menteri Luar Negeri Urusan Asia Federasi Rusia Alexei Barodavkin mengakui kebudayaan dan kesenian akan dapat mempererat hubungan antara Indonesia dan Rusia yang memasuki usia 60 tahun.
Hal itu disampaikan Alexei Barodavkin saat peresmian "gala premiere" Festival Budaya Indonesia yang diisi dengan penampilan kesenian serta peragaan busana karya perancang mode Indonesia dengan peragawati dari Rusia dan Indonesia diadakan di "Concert Hall MIR", Moskow, Selasa malam.
Festival Budaya Indonesia digelar di tiga kota di Rusia yaitu di Moskow, Tver dan St. Petersburg dari tanggal 24 hingga 31 Mei mendatang merupakan balasan dari kegiatan yang sama yang dilakukan Rusia di Indonesia tahun lalu di Jakarta serta Yogyakarta.
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik mengakui kebudayaan dan pariwisata merupakan alat yang akan dapat mempererat hubungan antara Indonesia dan Rusia.
"Kebudayaan memegang peranan penting dalam meningkatkan kerja sama antara Rusia dan Indonesia," ujar Menteri Jero Wacik.
Enam puluh tahun lalu, tepatnya pada 3 Februari 1950, RI-Rusia sepakat menjalin hubungan diplomatik. Tahun 1954, kedua negara membuka Kedutaan Besar di Moskow dan Jakarta.
Hubungan bilateral Indonesia-Federasi Rusia makin berkembang setelah ditandatanganinya "Declaration of the Republic of Indonesia and the Russian Federation on the Framework of Friendly and Partnership Relations in the 21st Century", oleh Presiden saat itu Megawati Soekarnoputri dan Presiden Vladimir V. Putin, 21 April 2003 di Moskow.
Dokumen ini membentuk landasan baru hubungan kerja sama strategis (strategic partnership) dalam tingkatan global, regional dan bilateral. Sejak saat itu, Pemerintah Indonesia dan Rusia menyepakati untuk lebih mempererat hubungan bilateral melalui kerja sama kebudayaan.
Langkah ini dikuatkan dengan kunjungan kenegaraan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Indonesia September 2007. Kedua Kepala Negara sepakat untuk menyelenggarakan Pekan Budaya di masing-masing negara secara bergantian.
Komitmen tersebut semakin diperkuat pada saat Sidang Komisi Bersama ke-5 RI-Rusia pada bulan Desember 2008 di Moskow.
Dalam rangka memenuhi komitmen tersebut, disepakatilah "Protocol between the Ministry of Culture and Tourism of the Republic of Indonesia and the Ministry of Culture of the Russian Federation on the Organization of the Russian Cultural Days in 2009 and the Indonesian Cultural Days in Russia in 2010" yang ditandatangani pada 29 Mei 2009.
Realisasi dari penandatanganan itu dilakukan Kementerian dan Kebudayaan Federasi Rusia yang diwakili Vitaly N Bobylev dan dari Indonesia diwakili Kepala Biro Kerja sama Luar Negeri Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata N.W. Giri Adnyani.
Pekan Kebudayaan Rusia di Indonesia sudah diselenggarakan di dua kota besar, yaitu Jakarta dan Yogyakarta pada tanggal 28 Juli sampai 3 Agustus 2009.
Selama kurang lebih sepekan, masyarakat Indonesia menyambut meriah kekayaan budaya Rusia dalam bentuk pertunjukan tari balet dan tradisional, nyanyian, pemutaran film, dan pameran dari para pelaku seni kenamaan Rusia.
Tahun 2010 adalah giliran Indonesia untuk menyelenggarakan Pekan Kebudayaan Indonesia di Rusia yang berthema Festival Budaya Indonesia di Rusia 2010: "Colours of Indonesia" yang digelar di Moskow, Tver dan di St. Petersburg.
Duta Besar RI untuk Federasi Rusia Hamid Awaluddin mengemukakan, Pemerintah Indonesia mengharapkan melalui penyelenggaraan Festival Budaya Indonesia di Rusia tahun 2010, hubungan bilateral antar kedua negara semakin erat dan serta pemahaman yang lebih baik antarrakyat kedua negara dapat dicapai.
Menteri Kebudayaan Federasi Rusia, Alexander Avdeyev mengatakan bahwa ia sangat menghargai kerja sama kebudayaan kedua negara dan juga sambutan hangat dari masyarakat Indonesia saat acara kebudayaan Rusia digelar di Indonesia.
Indonesia Raya
Pekan budaya Indonesia yang dihadiri korps diplomatik serta "Friend Of Indonesia" dan Miss Moskow 2009 yang juga Miss Earth 2010 Nadezda Zamolodskaya, diawali dengan diperdengarkannya lagu Indonesia Raya dan lagu kebangsaan Federasi Rusia yang bergema di gedung di "Concert Hall MIR", Moskow, yang berkapasitar 800 orang.
Acara Festival Budaya diawali dengan tarian pembuka Tari Rakyat Gandran Bulo dari Sulawesi yang dibawakan anak-anak sekolah Moskow berusia dari 7 sampai 12 tahun di antaranya putra putri Dubes RI untuk Federasi Rusia yaitu Virginia dan Abraham diiringin dengan musik "The Rhythm of Indonesia" dengan komposer Dwiki Darmawan.
Sementara itu, Tari Lengang Betawi dibawakan penari dari Tim Kesenian DKI Jakarta di bawah koordinator Nungki Kusumastuti yang dilanjutkan dengan penampilan Gebyar Batik garapan Paranditya Wintami dengan penari Putria Retno Pudyastuti, Antis Tri Cahyani, Nurul Dwi Utami dari Yogyakarta.
Selain itu, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata membawa delapan seniman dari "Sanggar Cantika" pimpinan Reitha F. Hanividya yang terdiri dari lima penari dan tiga pemusik, yang akan menampilkan Tari Pagelu dari Sulawesi Selatan, Tari Dadas Panaluh dari Kalimantan Tengah dan tari Mansorandak dari Papua.
Para perancang busana Indonesia ikut memeriahkan festival budaya Indonesia seperti Stephanus Hamy yang menampilkan busana rancangannya sulam tapis dari daerah Lampung di Sumatera, Didi Budiarjo mengangkat tema Pilgrimage yang diinspirasikan "Ballet Russes" dan disainer Tutik Cholid yang diperagakan peragawati dari Indonesia Nien Indriyati dan Laurensia Muljadi serta peragawati dari Moskow.
Dalam kesempatan itu, Duta Besar RI untuk Federasi Rusia Hamid Awaluddin dalam sambutannya membacakan puisi karya seniman Rusia yang mendapat sambutan dari undangan yang sebagian besar masyarakat Rusia. (U-ZG)
(T.H-ZG/B/C004/C004) 26-05-2010 07:20:47
Tidak ada komentar:
Posting Komentar