DUBES HARAPKAN PERMIRA AKTIF LAKUKAN KAJIAN ILMIAH
London, 4/5 (ANTARA) - Duta Besar Republik Indonesia di Moskow, Hamid Awaludin, mengharapkan mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam Persatuan Mahasiswa Indonesia di Rusia (PERMIRA) aktif melakukan kajian ilmiah.
Hal itu disampaikan Dubes saat menyambut kongres yang digelar mahasiswa Indonesia di negeri beruang putih, demikian Counsellor, KBRI Moskow M. Aji Surya kepada koresponden ANTARA London, Selasa.
Lebih lanjut Dubes mengatakan sudah waktunya mahasiswa di Rusia mampu mendongakkan kepala dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. "Dengan demikian, pasar bursa kerja di Indonesia akan memperhitungkan kalian semua," ujarnya.
Khoirul Rosyadi yang terpilih sebagai ketua untuk periode 2010-2011 mengatakan PERMIRA di Moskow menghasilkan beberapa butir kesepakatan, salah satunya program yang disebut "huru-hara ilmiah".
Program hura-hura ilmiah diisi dengan diskusi, menulis di media massa, dan membuat buku yang akan mengangkat jati diri alumnus, di samping meningkatkan percaya diri mahasiswa Indonesia di Moskow, ujar Khoirul Rosyadi.
Dikatakannya, mahasiswa Indonesia di Rusia yang direkrut secara lebih profesional melalui "joint selection" harus dapat bersaing dengan rekan mereka di Amerika, Eropa Barat, maupun Australia.
Rasa minderwarder complex sudah harus ditinggalkan bersamaan dengan hilangnya sekat-sekat ideologis dan politis dalam hubungan Indonesia dan Rusia, ujarnya.
Selain itu, ilmu pengetahuan yang dipelajari di Rusia diyakini tidak kalah dengan negara lain.
Khusus mengenai ilmu-ilmu dasar dan terapan, seperti nano teknologi, nuklir, dan tambang, Rusia adalah sumber yang sangat diperhitungkan dalam kancah global.
Bahkan, untuk ilmu persenjataan, negeri beruang putih masih tetap berada di garda depan.
Karena itulah, pengurus PERMIRA yang baru berniat untuk melakukan kajian ilmiah yang akan disebarluaskan kepada publik Indonesia serta menjadikannya hal yang penting dalam kurun waktu setahun ke depan.
Semua masalah yang ada di Indonesia akan ditelaah melalui konsep yang dipelajari di Rusia sebagai suatu alternatif bagi pembangunan nasional. Bahkan, dalam setahun setidaknya akan dihasilkan satu buku yang bisa dijadikan rujukan bangsa Indonesia.
PERMIRA melakukan kongres selama dua hari dengan agenda pertanggungjawaban pengurus, perubahan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART), pemilihan pengurus, dan mendiskusikan visi dan program.
Kongres yang berlangsung sangat dinamis dengan diskusi yang mendalam terpilih sebagai ketua baru adalah mahasiswa strata 3 (S-3) Jurusan Sosiologi Universitas Persahabatan Bangsa-Bangsa Moskow, Khoirul Rosyadi terpilih sebagai ketua untuk periode 2010-2011. (U-ZG/B/D007)
(T.H-ZG/B/D007/D007) 04-05-2010 02:28:50
Tidak ada komentar:
Posting Komentar