Penerima Beasiswa Dikti Tatap Muka Dengan Dubes
Senin, 17 Mei 2010 03:16 WIB | Peristiwa | Pendidikan/Agama | Dibaca 484 kali
London (ANTARA News) - Penerima beasiswa dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) yang tengah belajar di Inggris mengadakan tatap muka dengan Dutabesar RI di Inggris Yuri Thamrin dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI London Prof. Riza Sihbudi di University of Sheffield, Inggris.
Ketua pelaksana gathering, Sarjito kepada koresponden Antara London, Senin mengatakan pertemuan dihadiri 143 mahasiswa Indonesia di UK dibiayai Dikti sejak 2008.
Menurut Sarjito, penerima beasiswa itu mengambil program Pasca Sarjana (Postgraduate) sebanyak 10 orang, Master (MSc/MA) 133 orang dan lebih dari 93 persen mengambil program doctor (PhD).
Para penerima beasiswa Dikti tersebut berasal dari 53 Perguruan Tinggi (PTN/PTS) di Indonesia dan diterima di 52 Universitas di United Kingdom.
Dikatakannya pertemuan tersebut merupakan untuk kedua kalinya yang pertama di Manchester Oktober tahun lalu.
Pertemuan bertujuan untuk monitoring dan evaluasi program pemerintah dalam peningkatan pendidikan tinggi melalui beasiswa dengan dana APBN.
Menurut Sarjito, PhD.Student di Mechanical Engineering Kingston University, dalam pertemuan itu disampaikan laporan rangkuman buku pengalaman dan harapan students serta berbagai pertimbangan dalam memilih Universitas tertentu di UK dan juga saran serta masukan untuk Dikti Scholars kepada Pemerintah RI .
Duta Besar RI untuk United Kingdom dan Irlandia Yuri Oktavian Thamrin dalam pertemuan itu menyampaikan kesan kesannya setelah membaca seluruh pengalaman para pelajar yang disampaikan secara tertulis.
Dubes memuji kumpulan tulisan pelajar mengenai beasiswa yang diperoleh, komitment untuk bersikap amanah dan sikap menyesuaikan diri dengan keadaan, dan menyampaikan pengalamannya waktu studi atas biaya AusAid.
Dalam pertemuan itu terungkap berbagai masalah yang dihadapi para pelajar dan adanya keinginan para karya siswa untuk meningkatnya layanan departemen pendidikan nasional dalam mendukung studi mereka.
Beberapa catatan yang paling mendasar adalah beratnya student berpisah dengan keluarga, karena tidak mendapat support dari pemerintah. "Mengajak keluarga tentunya tidak akan mencukupi," ujarnya.
Masalah lainnya tidak adanya support untuk riset dan conference padahal conference merupakan hal vital dalam belajar, selain pemberian living cost yang sama besar mereka yang hidup di London dengan di kota lain di Inggris.
Pada pertemuan tersebut dimanfaatkan Atdikbud dan Dubes untuk menampung semua harapan karya siswa yang akan disampaikan kepada menteri pendidikan nasional melalui Dirjen Pendidikan Tinggi serta berpamitan karena masa tugasnya akan berakhir pada Agustus mendatang. (ZG/K004)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar