KOLABORASI MUSIK "RHYTHM OF INDONESIA" DI RUSIA
Moskow, 26/5 (ANTARA) - Musik Direktor "The Colour of Indonesia", Dwiki Dharmawan mengakui alunan musik etnis yang berjudul "Rhythm of Indonesia" dengan kolaborasi berbagai alat musik Nusantara menjadi salah satu kekuatan seni musik Indonesia.
Hal itu disampaikan Dwiki Dharmawan kepada koresponden ANTARA London, usai mengisi acara Festival Budaya Indonesia dalam rangkaian memperingati perayaan 60 tahun hubungan Indonesia dan Rusia digelar "Concert Hall MIR", Moskow, Selasa malam.
Festival Budaya Indonesia dihadiri Wakil Menteri Luar Negeri Urusan Asia Federasi Rusia Alexei Barodavkin, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik dan Ketua Yayasan Sulam Indonesia Ny Triesna Wacik, anggota DPR RI Komisi X Hj. Oelfah A Syahrullah Harmanto dan Raihan Iskandar .
Dwiki Dharmawan yang baru kembali dari Italia mengatakan "Rhythm of Indonesia" selain mengiringi tari tarian yang ditampilkan dalam festival budaya Indonesia di Rusia yang bertema "The Colour of Indonesia", juga mengisi musik dalam peragaan busana karya disainer Indonesia.
Menurut pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, 19 Agustus 1966, "Rhythm of Indonesia" memadukan musik yang intronya dari Kalimantan dan disambut vokal dari gaya Minang dan masuk Melayu serta diikuti musik dari Papua dan disusul musik dari Banyuwangi, juga dari daerah Sumatera Utara.
Kelompok Musik "Indonesia Ethnic Ansamble" menjadi pertunjukan yang menarik karena memadukan kekayaan dan keragaman musik Indonesia menggunakan instrumen Rebana (terbang), Gendang Melayu, Kendang Sunda, Talempong, Kecrek, Bedug Dol Tabuik dan lain lain dalam irama yang enerjik mendapat sambutan penonton.
Ia menjelaskan, adalah ritme nya, karena memang musik dan tari merupakan hal yang tidak terpisahkan. Seni tradisi di Indonesia pada awalnya berfungsi religius, karena bertolak dari sistem kepercayaan mereka yang berbeda-beda untuk tiap daerah, kemudian musik berkembang menjadi hiburan.
Anggota kelompok musik "Indonesia Ethnic Ansamble" juga beragam di antaranya kreografer Anter dari Yogyakarta dan Ayoub Zikra dari Jakarta bersama Yos serta "co music director" yang terdiri dari Djoko Suko Sudono dan Prasadja Budidharma dari Yogyakarta serta Armen dari Jakarta.
Dwiki yang didampingi sang istri penyanyi Ita Purnamasari mengatakan, alat musik yang dimainkan juga dari berbagai daerah seperti alat musik kendang, talempong, tifa, gong, boning, saron, demung, rebana, beduk, gendang Makasar, melodian dan "accordion".
Budaya yang beragam
Sementara itu, anggota DPR RI Komisi X Hj. Oelfah A Syahrullah Harmanto mengakui bahwa Indonesia memiliki budaya yang beragam yang perlu diketahui dunia luar, khususnya seni musik dari berbagai etnis.
Ia mengakui, selama ini masyarakat luar negeri hanya mengenal Bali, untuk itu dalam mempromosikan khususnya pariwisata juga hendaknya mengangkat daerah lainnya, selain Bali.
Promosi budaya yang diadakan dalam memperingati perayaan ke 60 hubungan diplomatik antara Indonesia dan Rusia, merupakan suatu hal yang baik terutama dalam mempromosikan Indonesia dikalangan generasi muda Rusia.
Dalam berpomosi di luar negeri, khsusunya promosi kebudayaan dan pariwisata harusnya ada kerja sama yang erat antara Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dengan Kementerian Luar Negeri, ujarnya.
Menurut Oelfah, Indonesia bagaikan suatu negara yang mini, di mana juga terdapat etnis dari bangsa kulit hitam yang bisa dilihat di masyarakat Papua atau etnis China di Sumatera.
Indonesia kaya dengan berbagai kebudayaan yang beragam. Perlu terus menerus dijalin dan ditingkatkan tidak hanya dengan Rusia, tetapi juga negara Eropa lainnya bahkan di Asia sendiri, paparnya
Festival Budaya Indonesia digelar di tiga kota di Rusia yaitu di Moskow. Tver dan St. Petersburg dari tanggal 24 hingga 31 Mei 2010, merupakan balasan dari kegiatan yang sama yang dilakukan Rusia di Indonesia tahun lalu.(U-ZG)
(T.H-ZG/B/C004/C004) 26-05-2010 07:07:42
Tidak ada komentar:
Posting Komentar