TUJUH LANGKAH
TUNTASKAN MASALAH BBM DAN ENERGI
London, 20/6
(ANTARA) - Indonesia perlu meninjau ulang semua kerjasama
pertambangan energy dengan pihak negara asing yang ada di Indonesia
dalam upaya mengatasi harga BBM di pasar Internasional.
Hal itu
diungkapkan Kordinator Presidium Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI)
se-Dunia, Zulham Effendi kepada ANTARA London sehubungan dengan
rencana pemerintah akan menaikan harga BBM.
Dikatakannya
pemerintah seharus bisa mengatasi beban negara khususnya APBN dengan
mengembangkan sektor pertanian dan perkebunan sehingga pendapatan
negara semakin besar.
Untuk harga
BBM , seharusnya pemerintah Indonesia ketika membuat perbandingan
harus jelas pembandingnya seperti apel dengan apel, jangan apel
dengan duku.
Menurut Ketua
PPI Malaysia, kenaikkan BBM akan berimbas ke semua sektor
perekonomian Indonesia. Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM)
yang diberikan seperti obat penenang diberikan agar masyarakat tidak
gelisah dan marah.
Alasan klasik
selalu disampaikan Pemerintah harga BBM di pasar internasional
meningkat, beban negara (APBN) begitu besar dan harga BBM di
Indonesia terlalu murah.
Fatalnya lagi
pemerintah tidak dapat mengontrol harga sembako dan lain-lain. Harga
bawang dan jengkol saja tidak dapat diatasi apalagi yang lain,
ujarnya.
Menurut Zulham
Effendi, menjelang puasa dan lebaran, pasti harga sembako semakin
mahal. Selain itu, kuatnya kepentingan politik menjelang 2014 bermain
dibalik naiknya harga BBM.
Pemerintah
Indonesia harus melihat akar permasalahan harga BBM tersebut. BBM ini
jadi masalah karena permintaan yang tinggi. Kalau regulasinya hanya
menaikkan harga pasti tidak akan menyelesaikan permasalahan.
Penghematan
bukan langkah yang strategis dalam mengatasi BBM dan energi di dalam
negeri karena tidak akan pernah menyelesaikan permasalahan apalagi
penghematannya tidak terlalu signifikan.
Apabila mau
melihat lebih kritis antara untung rugi dengan adanya penghematan
dana yang dihemat sekitar tujuh triliun tapi dampat dari penghematan
kenaikkan BBM melebihi tujuh triliun.
Dikatakannya
ada tujuh langkah kongkrit dalam penyelesaian masalah BBM dan
dampaknya kedepan yang bisa dijadikan pertimbangan oleh Pemerintah
Indonesia.
Pertama
melakukan perbaikan tata kelola energi yang ada di Indonesia yang
semakin buruk, kedua meluruskan kembali paradima sumber daya alam
berkaitan dengan hajat hidup orang banyak harus dikuasai negara,
tidak boleh asing maupun swasta. Salah satunya adalah BBM.
Ketiga
mengubah semua Undang-Undang yang tidak sejalan dengan point dua,
keempat menurunkan ongkos produksi dengan memaksimalkan fungsi
Pertamina memproduksi BBM serta memutus mata rantai pembelian BBM
melalui pasar sekunder.
Kelima perlu
menyediakan transportasi umum, berdasarkan data statistik yang banyak
menggunakan BBM adalah kenderaan bermotor. Hal ini karena minimnya
publik transport.
Keenam
meninjau ulang konsep subsidi BLSM. Di Jepang subsidi diberikan dalam
bentuk yang lebih mendidik seperti bantuan orang tua, bantuan
melahirkan, bantuan sekolah, bantuan berobat.
Untuk
masyarakat miskin dibebaskan dari pajak sehingga bantuan tersebut
benar-benar membantu kehidupan masyarakat miskin.
Ketujuh
memiskinkan koruptor tanpa pandang bulu sehingga dana negara yang
dikorupsi dikembalikan ke negara dan dijadikan pendapatan negara
digunakan untuk kepentingan dan kesejahteraan seluruh rakyat
Indonesia.
Dengan langkah
tersebut menjadikan kenaikan BBM bukanlah solusi yang terbaik dan
satu-satunya solusi.
Harapan
seluruh rakyat Indonesia kepada Pemerintah Indonesia adalah
keterbukaan terhadap permasalahan yang dihadapi Bangsa sehingga
dengan keterbukaan rakyat akan berusaha serta bersinergi membangun
Indonesia, demikian Zulham Effendi.***3*** (ZG)
(T.H-ZG/B/Setiyono/Setiyono)
20-06-2013 21:13:02
Tidak ada komentar:
Posting Komentar