Selasa, 25 Juni 2013

WAYANG

KJRI HAMBURG DUKUNG PAGELARAN WAYANG KULIT

Oleh Zeynita Gibbons

London, 18/6 (Antara) - KJRI Hamburg mendukung kegiatan pagelaran dan pameran wayang kulit yang diadakan bekerja sama dengan Kontraste Galerierestaurant, Biergarten & Hotel di Neumünster, Jerman, kata Pelaksana Fungsi Sosbud Andi D. Yudyachandra.

Keindahan dan keunikan tradisi budaya Indonesia, termasuk wayang kulit menarik minat sebagian masyarakat di Jerman Utara terbukti saat digelarnya sebanyak 60 wayang kulit koleksi Dieter Seifert di Neumünster, Jerman, katanya kepada Antara London, Selasa.

Dieter Seifert, mantan guru di sekolah Nienborstel, mengakui bahwa ia memiliki koleksi wayang sebanyak 850 wayang dari Indonesia dan sekitar dan sebanyak 120 wayang di pajang di kediamannya.

Dalam acara pembukaan pameran yang dihadiri sekitar 50 masyarakat Kota Neumünster, pemilik hotel Kontraste Galerierestaurant Rainer Kuck, menyampaikan ucapan terima kasih kepada KJRI Hamburg yang mendukung pelaksanaan promosi wayang kulit yang dikemas dalam bentuk "Indonesischen Abend (malam Indonesia)".
Dikatakannya, inisiatif pelaksanaan kegiatan tersebut datang setelah ia membaca berita tentang keunikan wayang kulit di media Kieler Nachrichten Nr. 108 yang diterbitkan pada Mei.
KJRI Hamburg yang diwakili Pelaksana Fungsi Sosbud Andi D.Yudyachandra menyampaikan apresiasi kepada penyelenggara atas inisiatifnya melaksanakan kegiatan pameran dan presentasi wayang kulit.

Dikatakannya bahwa kegiatan tersebut merupakan bentuk kontribusi positif dalam memperkenalkan Indonesia kepada masyarakat di Jerman, khususnya di kota Neumünster dan sekitarnya.

Andi D.Yudyachandra menyampaikan kebanggaannya karena terdapat warga Jerman yang cinta dan sangat memahami akan seni wayang Indonesia.

Ia mengatakan bahwa di Indonesia terdapat beragam jenis wayang dari beberapa daerah yang masing-masing memiliki keindahan dan keunikan tersendiri.
Sementara itu, Dieter Seifert dalam presentasinya menjelaskan mengenai wayang kulit yang ditetapkan Badan PBB , UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia tahun 2003.
Dikatakannya wayang pertama kali dikenal di Jawa dan Bali sejak 1.000 tahun lalu sebelum masuknya agama Hindu ke Indonesia, disayangkan tidak ada berita secara tertulis tentang wayang pada saat itu.
Menurut Dieter Seifert, cerita tentang wayang, cara membuat dan teknik bermain pada mulanya disampaikan secara tutun-temurun. Seiring dengan perkembangan waktu, wayang kulit mendapat sentuhan filosofi Hindu dan Islam, ujarnya.

"Cerita perwayangan disampaikan dalang dengan menggunakan bahasa Jawa kuno diiringi gamelan berlangsung selama sembilan jam, dari matahari terbenam hingga matahari terbit," ujarnya serta menambahkan biasanya cerita pewayangan mengangkat tema konflik antara yang baik diwakili Pandawa dan Kurawa mewakili yang jahat.

Dikatakannya seorang dalang harus memiliki keahlian khusus dan prima karena dituntut untuk mampu berbicara dengan suara yang berbeda sesuai dengan karakter yang dimainkan.
Menurut Dieter Seifert, satu set wayang terdiri dari 130 - 180 karakter berasal dari etos Ramayana dan Mahabrata.

Dieter Seifert mengakui rasa cintanya terhadap wayang, bermula pada saat kunjungan pertama ke Bali dan dilanjutkan ke Yogyakarta.
Selain wayang dari Indonesia, ia juga memiliki berbagai jenis wayang yang berasal dari negara lain seperti Malaysia, India, Turki dan China.

Presentasi diakhiri dengan permainan singkat wayang kulit oleh Maharsih, pendalang binaan KJRI Hamburg yang mendapat sambutan meriah dari para tamu. ***4***
(T.H-ZG/B/Farochah/Farochah) 18-06-2013 10:49:46

Tidak ada komentar: