Keluarga Ashworth promosi budaya Pasundan di Inggris
News ID: 356860
London (ANTARA) - Bagi keluarga Matt Ashworth kegemaran sang putra Arif Ashworth bermain gamelan dan sesekali tampil menjadi dalang mendapat apresiasi dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang mengadakan kunjungan kerja di Inggris itu merasa kagum akan kepiawaian putra pasangan Hendrawati dan Matt mendalang dalam acara penyambutan kang Emil, sang Gubernur biasa disapa.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengawali kunjungan kerja ke Inggris dengan meresmikan sudut budaya Jawa Barat di South Hill Park, Bracknell dan sekaligus menyerahkan alat musik berupa satu set Degung dan satu set angklung dan satu set tarawangsa serta beberapa busana adat Sunda selanjutnya dimanfaatkan Simon Cook, pengiat budaya Sunda di Inggris.
Dalam acara yang diadakan di pusat musik dan seni budaya Bracknell Centre, South Hill Park, tidak jauh dari Lapangan pacuan kuda Ascot, London, Kang Emil pun disambut dengan Gamelan Degung dengan lantuman Sinden Hendrawati Ashworth, yang melantumkan Lagu Maya Selas naik Gaya bersama group Sekar Enggal pimpinan Simon Cook.
Pada peresmian sudut budaya Sunda itu Arif Ashworth, menampilkan wayang golek kontemporer dengan bahasa Inggris yang membuat Kang Emil pun takjub dan merasa berada di bumi Pasunan.
Kang Emil menulis dan menampilkan video Arif Ashworth, di laman instagram dan menulis “Alhamdullilah Budaya Sunda sekarang hadir permanen di Inggris,” Biasanya dikalangan masyarakat pecinta budaya Indonesia di Inggris lebih didominasi dengan kesenian Gamelan dari Jawa atau budaya Bali.
Pemprov Jawa Barat pun menghibahkan seperangkat alat kesenian angklung dan kecapi suling kepada City Of Bracknell untuk menjadi diplomasi kebudayaan antar dua bangsa.
Kang Emil pun menuliskan alat kesenian Sunda dikelola Pusat Kesenian Bracknell dan akan dikembangkan popularitasnya oleh keluarga Ashworth yang pernah tinggal di Bandung yang mencintai kesenian Sunda.
“Alhamdullillah disana juga ada dalang bule milenial namanya Arif Ashworth yang membuat Cepot fasih berbahasa Inggris,” tulis kang Emil di instagram yang punya follower lebih dari 10 juta dan postingan nya telah di like lebih dari 135 ribu dan dikomentari hampir dua ribu orang.
Jauh-jauh ke Inggris Kang Emil disambut dengan musik Sunda dan serasa berada di bumi Pasundan. Sang Gubernur pun salut dengan kepiawaian Hendrawati Ashworth yang tampil bersama sang suami dan anak-anaknya bermain alat musik dari Jawa Barat.
“Anak kami ada tiga dan semuanya bisa bermain gamelan bahkan Arif putra kedua meski baru duduk di kelas 12 sudah bisa ngadalang,” ujar Hendrawati Ashworth kepada Antara London, baru-baru ini.
Kecintaan keluarga Ashworth akan musik asal Jawa Barat yang mempunyai satu putra dan dua putri itu karena setiap hari mereka akrab dengan musik asal Jawa Barat dimana sang ibunda berasal senang menembang Cianjuran.
“Putri kami Bela, penari saat ini tengah menuntut ilmu di Belanda mengambil jurusan hukum. Sedangkan Arif masih duduk di kelas 12, mendalang dihadapan Gubernur Ridwan Kamil.” “Insya Allah tahun depan ada rencana kuliah di Belanda mengambil Engineering, sementara putri ketiga Rose senang bermain musik drum, saxophone dan alat musik lain. ketiganya bisa bermain gamelan, ujar Hendrawati.
Menceritakan awal putra dan kedua putrinya terlibat dalam kesenian Sunda, karena Hendrawati dan sang suami Matt, sama-sama seniman. “Ketiga anak kami dari kecil sudah sering mendengarkan musik Sunda dirumah, seperti kegiatan latihan Cianjuran, gamelan degung dan gamelan wayang. “Anak-anak sering mendengar dan melihat kami main musik, akhirnya tertarik, mereka juga memainkan musik barat.”
Menurut Hendrawati, putra mereka satu-satunya Arif tertarik ke wayang golek, mulai senang dan sering nonton VCD wayang golek, dan ikut sang ayah nonton wayang bersama dalang yang ada di Bandung sejak usia tiga tahun.
Akhirnya keluarga Ashworth pun memanggil guru khusus untuk mengajar Arif bermain wayang. Sang guru Pak Acep mengajar Arif mendalang. “Kami sekeluarga sangat mencintai seni Sunda, dan menjunjung tinggi dan melestarikan seni budaya Sunda, ujar Hendrawati.
“Kami sekeluarga sangat senang sekali bisa tampil bersama teman-teman dari Bandung yang dipimpin seniman Iwan Gunawan, group gamelan yang ada di London pimpinan Simon Cook,” ujar Hendrawati.
Ia pun bercerita suka dan duka setiap kali mangung meskipun merasa lelah, namun harus tetap fokus dan semangat apalagi tanggapan penonton selama manggung di Inggris, bagus sekali.
“Waktu Arif mermain wayang penonton sangat senang dan merasa terhibur denggan bodoran cepot diwayang, dan biasanya dalang yang pernah manggung diluar negeri jarang mengunakan bahasa Inggris. “Alhamdulillah sekarang pertama kali anak saya tampil dengan bahasa Inggris dengan begitu penonton mengerti cerita wayang yang Arif tampilkan.
Menurut Hendrawati,
sebelum mempunyai anak ia juga pernah manggung di Italy, Prancis. Selain tampil di acara pernikahan dan juga di Balai kota dimana ada acara yang bernamanya Rabu nyunda, “Setiap Rabu kami tampil dan kadang di Gedung Sate, Bandung.”
Dikatakan selama di Inggris kami sudah manunggung sebanyak tujuh kali diantaranya Kings's College Chapel, Cambridge, Windsor Building, Royal Holloway College, Uni of London dan di Indonesia Embassy celebration, Cadogan Hall, London.
Sekain itu juga di Willow Globe Theatre, Penlanole, Wales, Thurrock, Essex dan diacara kawinan di York dan terakhir di Bracknell nyambut Pak Ridwal Kamil.
Hendrawati yang sejak awal bermukim di Inggris menyambut baik dengan diresmikannya pojok Sunda di pusat seni dan budaya di South Hill Park Arts Centre, Bracknell yang dikatakannya adanya perhatian dari Gubernur Jawa Barat Emil akan budaya Sunda di Inggris.
Apalagi Gubernur yang mempunyai perhatian besar akan budaya Pasundan pun menyumbangkan berupa alat gamelan tradisonal Jawa Barat, yang bisa dimanfaatkan mengajar dan dengan demikian musik Sunda akan lebih dikenal oleh orang asing.
Hal ini memberi peluang kepada siapapun yang ada Inggris untuk bisa belajar musik tradisional, ujar Hendrawati Ashworth yang sering nyinden di berbagai acara yang digelar di Inggris.
Menguatnya minat masyarakat Inggris belajar seni budaya Sunda ditangkap Pemerintah Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan South Hill Park Arts Centre (SHPAC), Bracknell, menyediakan sudut budaya Sunda.
Dirut SHPAC, Craig Titley, menyampaikan SHPAC merasa terhormat untuk menjadi rumah bagi pengembangan seni-budaya Sunda di Inggris.
Pusat seni dan pertunjukan di kota Bracknell ini setiap tahun mengadakan lebih dari 200 pertunjukan dari berbagai genre dan dikunjungi tidak kurang dari 200 ribu orang setiap tahunnya.
“Inisiatif yang dibuat oleh Kedutaan Republik Indonesia di London sangat kami apresiasi dan ini akan menjadi titik tonggak perkembangan budaya Sunda lebih cepat di masa yang akan datang,” ujarnya.
Kehadiran seniman Sunda atas bantuan pemerintah Jawa Barat dan pihak KBRI yang siap membantu proses pengembangannya”, ujar Craig.
Pada kesempatan pembukaan sudut Jawa Barat, Kang Emil menjelaskan berbagai makna dari sejumlah perangkat kebudayaan Sunda, termasuk tari topeng Cirebon, angklung, wayang, ikat kepala, dan degung.
Ridwan Kamil menyebutkan keberadaan perangkat seni-budaya bisa menjadi salah satu media untuk menjalin saling pengertian dan pemahaman di antara kedua pihak, yakni masyarakat Sunda dan Inggris. Apalagi, jalinan emosional seni-budaya Sunda dengan Inggris ini sudah ada sejak lama.
Penyerahan perangkat seni-budaya kali ini hanyalah merupakan awal langkah untuk terus mendukung pengembangan seni-budaya Sunda di Inggris. Oleh karena itu, teruslah berkomunikasi dengan kami agar kami bisa terus membantu melengkapi keperluannya. Kami berharap, dari waktu ke waktu, akan ada pagelaran merupakan hasil dari kerja sama kita kali ini”, demikia Ridwan Kamil.
Menurut Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI London, E. Aminudin Aziz, pelaku atau pegiat seni-budaya Sunda yang dipimpin Simon Cook, adalah alumni Darmasiswa tahun 1989 di ASTI Bandung.
Sementara, Daerah Bracknell yang ditunjuk menjadi pusat budaya sunda, karena Simon Cook sebagai bakal penerus kegiatan berkesenian Sunda di Inggris adalah warga lokal Bracknell.
Simon mengatakan bahwa ia bersedia mengelola program pengembangan seni budaya Sunda dan merasa lebih baik kalau ada di Bracknell sebagai wilayah tempat tinggalnya.
Secara kebetulan, Bracknell memiliki Pusat Kesenian yang cukup representatif untuk pengembangan seni-budaya baru.
Usulan Simon Cook ini juga disambut CEO South Hill Park Arts Centre,Mr Craig Titley yang ingin menjadikan gamelan degung sebagai program baru yang tetap di South Hill Park Arts Centre.
Kesiapan ini disambut Pemprov Jabar yang dalam waktu singkat, disepakati menghibahkan perangkat seni degung, angklung, tarawangsa kepada South Hill Park Arts Centre.
Dalam tiga tahun terakhir, program Residensi Seniman dan Karavan Budaya oleh kantor Atdikbud KBRI London secara rutin mengundang para seniman Sunda untuk berpartisipasi.
Program ini sangat berpengaruh dan telah menimbulkan minat yang sangat kuat dari para pegiat seni-budaya di Inggris memperlajarinya.
Melalui program ini dan kehadiran perangkat seni-budaya Sunda hibah Pemprov Jabar diharapkan akan bisa terus meningkatkan minat masyarakat utk terus belajar seni-budaya Sunda di Inggris, demikian E. Aminudin Aziz.
Hendrawati Ashworth pun menyambut baik dengan diresmikannya pojok Sunda di pusat seni dan budaya di South Hill Park Arts Centre, Bracknell yang dikatakannya adanya perhatian dari Gubernur Jawa Barat Emil akan budaya Sunda di Inggris.
Diakuinya perhatian Gubernur dengan menyumbangkan berupa alat gamelan tradisonal Jawa Barat, yang dimanfaatkan mengajar dan dengan demikian musik Sunda akan lebih dikenal oleh orang asing.
Hal ini memberi peluang kepada siapapun yang ada Inggris untuk bisa belajar musik tradisional, ujar Hendrawati Ashworth yang sering nyinden di berbagai acara yang digelar di Inggris.
Wakil Dubes KBRI London, Adam M Tugio, mewakili KBRI London, dalam acara peresmian pojok Pasundan menyatakan pihak KBRI akan memfasilitasi setiap inisiatif mengokohkan kerja sama kedua negara.
Diplomasi kebudayaan merupakan salah satu media yang sangat efektif untuk bisa masuk ke dalam kerangka besar diplomasi negara. Seni-budaya Sunda di Inggris telah menjadi bagian dalam setiap upaya KBRI London dalam merajut kekuatan diplomasi itu sendiri” ujar Adam Tugio
diplomasi melalui elemen kebudayaan Indonesia di Inggris Raya mendapat banyak dukungan dari berbagai lembaga di tanah air, baik melalui pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Koordinasi kantor Atdikbud KBRI London membuahkan hasil yang dirasakan banyak pihak. Oleh karena itu, menurut Adam, dukungan dari Pemrov Jabar melalui hibah perangkat seni-budaya Sunda kepada SHPAC Bracknell akan menjadi simpul baru pengembangan seni-budaya Indonesia di Inggris Raya.
Dalam kesempatan yang sama, Atdikbud KBRI London menyatakan ada tiga butir penting dalam kaitan peresmian sudut budaya Sunda di Bracknell ini. Pertama, sebagai penduduk kedua terbesar di Indonesia, masyarakat Sunda sudah selayaknya terwakili dalam peta budaya Indonesia di Inggris. “Sejauh ini, kalau bicara tentang seni-budaya Indonesia, maka masyarakat Inggris baru menunjuk kepada budaya Jawa dan Bali.
Padahal, budaya Indonesia sangatlah beragam dan banyak sekali”, ujar Aminudin.
Di sisi lain, menurut Aminudin, setakat ini sudah ada embrio seni-budaya Sunda di Inggris, walaupun belum besar. Sehingga perlu penguatan khusus dari dan oleh masyarakat Sunda itu sendiri. Secara kebetulan, Pemprov Jabar melihat peluang ini dan menangkapnya secara cepat.
Menurut Aminudin, alasan dipilihnya Bracknell sebagai penerima hibah Pemprov Jabar untuk perangakat seni-budaya tersebut. Tidak tanpa alasan, karena Simon Cook, penerus kegiatan berkesenian Sunda di Inggris adalah warga lokal Bracknell. Yang bersedia mengelola program pengembangan seni budaya Sunda dan merasa lebih baik kalau ada di Bracknell sebagai wilayah tempat tinggalnya.
Secara kebetulan, Bracknell memiliki Pusat Kesenian yang cukup representatif untuk pengembangan seni-budaya baru.
Usulan Simon Cook disambut Mr Craig Titley sebagai CEO SHPAC untuk menjadikan gamelan degung sebagai program baru yang tetap di pusat seni tersebut. Ketiga, dalam tiga tahun terakhir ini, program Residensi Seniman dan Karavan Budaya oleh kantor Atdikbud KBRI London secara rutin mengundang para seniman Sunda utk berpartisipasi.
Program ini sangat berpengaruh dan telah menimbulkan minat yang sangat kuat dari para pegiat seni-budaya di Inggris memperlajarinya. Melalui program ini dan kehadiran perangkat seni-budaya Sunda hibah Pemprov Jabar diharapkan akan bisa terus meningkatkan minat masyarakat utk terus belajar seni-budaya Sunda di Inggris.
Menyambut kehadiran perangkat seni-budaya Sunda di Bracknell, warga setempat menunjukkan antusiasmenya. Bahkan, wakil walikota Bracknell menyatakan ketertarikan menjadi peserta pertama untuk program pelajaran bermain musik Sunda di sini. “Saya sudah sangat tidak sabar menunggu bulan September nanti untuk memulai belajar musik Sunda. Saya sangat berterima kasih kepada Pemerintah Jawa Barat yang memberikan kesempatan untuk belajar dan menikmati musik Sunda yang indah dan merdu ini”, tuturnya.
Peresmian Sudut Seni-Budaya Sunda kemarin dimeriahkan oleh pagelaran degung Sekar Enggal pimpinan Simon Cook, tembang Sunda oleh Hendrawati Ashworth, wayang goleh oleh Arif Ashworth, dan tari topeng serta jaipongan Citra Resmi oleh gamelan Kyai Fatahillah pimpinan Iwan Gunawan yang sedang mengikuti program Residensi Seniman dan Karavan Budaya oleh kantor Atdikbud KBRI London.(ZG)
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengawali kunjungan kerja ke Inggris dengan meresmikan sudut budaya Jawa Barat di South Hill Park, Bracknell dan sekaligus menyerahkan alat musik berupa satu set Degung dan satu set angklung dan satu set tarawangsa serta beberapa busana adat Sunda selanjutnya dimanfaatkan Simon Cook, pengiat budaya Sunda di Inggris.
Dalam acara yang diadakan di pusat musik dan seni budaya Bracknell Centre, South Hill Park, tidak jauh dari Lapangan pacuan kuda Ascot, London, Kang Emil pun disambut dengan Gamelan Degung dengan lantuman Sinden Hendrawati Ashworth, yang melantumkan Lagu Maya Selas naik Gaya bersama group Sekar Enggal pimpinan Simon Cook.
Pada peresmian sudut budaya Sunda itu Arif Ashworth, menampilkan wayang golek kontemporer dengan bahasa Inggris yang membuat Kang Emil pun takjub dan merasa berada di bumi Pasunan.
Kang Emil menulis dan menampilkan video Arif Ashworth, di laman instagram dan menulis “Alhamdullilah Budaya Sunda sekarang hadir permanen di Inggris,” Biasanya dikalangan masyarakat pecinta budaya Indonesia di Inggris lebih didominasi dengan kesenian Gamelan dari Jawa atau budaya Bali.
Pemprov Jawa Barat pun menghibahkan seperangkat alat kesenian angklung dan kecapi suling kepada City Of Bracknell untuk menjadi diplomasi kebudayaan antar dua bangsa.
Kang Emil pun menuliskan alat kesenian Sunda dikelola Pusat Kesenian Bracknell dan akan dikembangkan popularitasnya oleh keluarga Ashworth yang pernah tinggal di Bandung yang mencintai kesenian Sunda.
“Alhamdullillah disana juga ada dalang bule milenial namanya Arif Ashworth yang membuat Cepot fasih berbahasa Inggris,” tulis kang Emil di instagram yang punya follower lebih dari 10 juta dan postingan nya telah di like lebih dari 135 ribu dan dikomentari hampir dua ribu orang.
Jauh-jauh ke Inggris Kang Emil disambut dengan musik Sunda dan serasa berada di bumi Pasundan. Sang Gubernur pun salut dengan kepiawaian Hendrawati Ashworth yang tampil bersama sang suami dan anak-anaknya bermain alat musik dari Jawa Barat.
“Anak kami ada tiga dan semuanya bisa bermain gamelan bahkan Arif putra kedua meski baru duduk di kelas 12 sudah bisa ngadalang,” ujar Hendrawati Ashworth kepada Antara London, baru-baru ini.
Kecintaan keluarga Ashworth akan musik asal Jawa Barat yang mempunyai satu putra dan dua putri itu karena setiap hari mereka akrab dengan musik asal Jawa Barat dimana sang ibunda berasal senang menembang Cianjuran.
“Putri kami Bela, penari saat ini tengah menuntut ilmu di Belanda mengambil jurusan hukum. Sedangkan Arif masih duduk di kelas 12, mendalang dihadapan Gubernur Ridwan Kamil.” “Insya Allah tahun depan ada rencana kuliah di Belanda mengambil Engineering, sementara putri ketiga Rose senang bermain musik drum, saxophone dan alat musik lain. ketiganya bisa bermain gamelan, ujar Hendrawati.
Menceritakan awal putra dan kedua putrinya terlibat dalam kesenian Sunda, karena Hendrawati dan sang suami Matt, sama-sama seniman. “Ketiga anak kami dari kecil sudah sering mendengarkan musik Sunda dirumah, seperti kegiatan latihan Cianjuran, gamelan degung dan gamelan wayang. “Anak-anak sering mendengar dan melihat kami main musik, akhirnya tertarik, mereka juga memainkan musik barat.”
Menurut Hendrawati, putra mereka satu-satunya Arif tertarik ke wayang golek, mulai senang dan sering nonton VCD wayang golek, dan ikut sang ayah nonton wayang bersama dalang yang ada di Bandung sejak usia tiga tahun.
Akhirnya keluarga Ashworth pun memanggil guru khusus untuk mengajar Arif bermain wayang. Sang guru Pak Acep mengajar Arif mendalang. “Kami sekeluarga sangat mencintai seni Sunda, dan menjunjung tinggi dan melestarikan seni budaya Sunda, ujar Hendrawati.
“Kami sekeluarga sangat senang sekali bisa tampil bersama teman-teman dari Bandung yang dipimpin seniman Iwan Gunawan, group gamelan yang ada di London pimpinan Simon Cook,” ujar Hendrawati.
Ia pun bercerita suka dan duka setiap kali mangung meskipun merasa lelah, namun harus tetap fokus dan semangat apalagi tanggapan penonton selama manggung di Inggris, bagus sekali.
“Waktu Arif mermain wayang penonton sangat senang dan merasa terhibur denggan bodoran cepot diwayang, dan biasanya dalang yang pernah manggung diluar negeri jarang mengunakan bahasa Inggris. “Alhamdulillah sekarang pertama kali anak saya tampil dengan bahasa Inggris dengan begitu penonton mengerti cerita wayang yang Arif tampilkan.
Menurut Hendrawati,
sebelum mempunyai anak ia juga pernah manggung di Italy, Prancis. Selain tampil di acara pernikahan dan juga di Balai kota dimana ada acara yang bernamanya Rabu nyunda, “Setiap Rabu kami tampil dan kadang di Gedung Sate, Bandung.”
Dikatakan selama di Inggris kami sudah manunggung sebanyak tujuh kali diantaranya Kings's College Chapel, Cambridge, Windsor Building, Royal Holloway College, Uni of London dan di Indonesia Embassy celebration, Cadogan Hall, London.
Sekain itu juga di Willow Globe Theatre, Penlanole, Wales, Thurrock, Essex dan diacara kawinan di York dan terakhir di Bracknell nyambut Pak Ridwal Kamil.
Hendrawati yang sejak awal bermukim di Inggris menyambut baik dengan diresmikannya pojok Sunda di pusat seni dan budaya di South Hill Park Arts Centre, Bracknell yang dikatakannya adanya perhatian dari Gubernur Jawa Barat Emil akan budaya Sunda di Inggris.
Apalagi Gubernur yang mempunyai perhatian besar akan budaya Pasundan pun menyumbangkan berupa alat gamelan tradisonal Jawa Barat, yang bisa dimanfaatkan mengajar dan dengan demikian musik Sunda akan lebih dikenal oleh orang asing.
Hal ini memberi peluang kepada siapapun yang ada Inggris untuk bisa belajar musik tradisional, ujar Hendrawati Ashworth yang sering nyinden di berbagai acara yang digelar di Inggris.
Menguatnya minat masyarakat Inggris belajar seni budaya Sunda ditangkap Pemerintah Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan South Hill Park Arts Centre (SHPAC), Bracknell, menyediakan sudut budaya Sunda.
Dirut SHPAC, Craig Titley, menyampaikan SHPAC merasa terhormat untuk menjadi rumah bagi pengembangan seni-budaya Sunda di Inggris.
Pusat seni dan pertunjukan di kota Bracknell ini setiap tahun mengadakan lebih dari 200 pertunjukan dari berbagai genre dan dikunjungi tidak kurang dari 200 ribu orang setiap tahunnya.
“Inisiatif yang dibuat oleh Kedutaan Republik Indonesia di London sangat kami apresiasi dan ini akan menjadi titik tonggak perkembangan budaya Sunda lebih cepat di masa yang akan datang,” ujarnya.
Kehadiran seniman Sunda atas bantuan pemerintah Jawa Barat dan pihak KBRI yang siap membantu proses pengembangannya”, ujar Craig.
Pada kesempatan pembukaan sudut Jawa Barat, Kang Emil menjelaskan berbagai makna dari sejumlah perangkat kebudayaan Sunda, termasuk tari topeng Cirebon, angklung, wayang, ikat kepala, dan degung.
Ridwan Kamil menyebutkan keberadaan perangkat seni-budaya bisa menjadi salah satu media untuk menjalin saling pengertian dan pemahaman di antara kedua pihak, yakni masyarakat Sunda dan Inggris. Apalagi, jalinan emosional seni-budaya Sunda dengan Inggris ini sudah ada sejak lama.
Penyerahan perangkat seni-budaya kali ini hanyalah merupakan awal langkah untuk terus mendukung pengembangan seni-budaya Sunda di Inggris. Oleh karena itu, teruslah berkomunikasi dengan kami agar kami bisa terus membantu melengkapi keperluannya. Kami berharap, dari waktu ke waktu, akan ada pagelaran merupakan hasil dari kerja sama kita kali ini”, demikia Ridwan Kamil.
Menurut Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI London, E. Aminudin Aziz, pelaku atau pegiat seni-budaya Sunda yang dipimpin Simon Cook, adalah alumni Darmasiswa tahun 1989 di ASTI Bandung.
Sementara, Daerah Bracknell yang ditunjuk menjadi pusat budaya sunda, karena Simon Cook sebagai bakal penerus kegiatan berkesenian Sunda di Inggris adalah warga lokal Bracknell.
Simon mengatakan bahwa ia bersedia mengelola program pengembangan seni budaya Sunda dan merasa lebih baik kalau ada di Bracknell sebagai wilayah tempat tinggalnya.
Secara kebetulan, Bracknell memiliki Pusat Kesenian yang cukup representatif untuk pengembangan seni-budaya baru.
Usulan Simon Cook ini juga disambut CEO South Hill Park Arts Centre,Mr Craig Titley yang ingin menjadikan gamelan degung sebagai program baru yang tetap di South Hill Park Arts Centre.
Kesiapan ini disambut Pemprov Jabar yang dalam waktu singkat, disepakati menghibahkan perangkat seni degung, angklung, tarawangsa kepada South Hill Park Arts Centre.
Dalam tiga tahun terakhir, program Residensi Seniman dan Karavan Budaya oleh kantor Atdikbud KBRI London secara rutin mengundang para seniman Sunda untuk berpartisipasi.
Program ini sangat berpengaruh dan telah menimbulkan minat yang sangat kuat dari para pegiat seni-budaya di Inggris memperlajarinya.
Melalui program ini dan kehadiran perangkat seni-budaya Sunda hibah Pemprov Jabar diharapkan akan bisa terus meningkatkan minat masyarakat utk terus belajar seni-budaya Sunda di Inggris, demikian E. Aminudin Aziz.
Hendrawati Ashworth pun menyambut baik dengan diresmikannya pojok Sunda di pusat seni dan budaya di South Hill Park Arts Centre, Bracknell yang dikatakannya adanya perhatian dari Gubernur Jawa Barat Emil akan budaya Sunda di Inggris.
Diakuinya perhatian Gubernur dengan menyumbangkan berupa alat gamelan tradisonal Jawa Barat, yang dimanfaatkan mengajar dan dengan demikian musik Sunda akan lebih dikenal oleh orang asing.
Hal ini memberi peluang kepada siapapun yang ada Inggris untuk bisa belajar musik tradisional, ujar Hendrawati Ashworth yang sering nyinden di berbagai acara yang digelar di Inggris.
Wakil Dubes KBRI London, Adam M Tugio, mewakili KBRI London, dalam acara peresmian pojok Pasundan menyatakan pihak KBRI akan memfasilitasi setiap inisiatif mengokohkan kerja sama kedua negara.
Diplomasi kebudayaan merupakan salah satu media yang sangat efektif untuk bisa masuk ke dalam kerangka besar diplomasi negara. Seni-budaya Sunda di Inggris telah menjadi bagian dalam setiap upaya KBRI London dalam merajut kekuatan diplomasi itu sendiri” ujar Adam Tugio
diplomasi melalui elemen kebudayaan Indonesia di Inggris Raya mendapat banyak dukungan dari berbagai lembaga di tanah air, baik melalui pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Koordinasi kantor Atdikbud KBRI London membuahkan hasil yang dirasakan banyak pihak. Oleh karena itu, menurut Adam, dukungan dari Pemrov Jabar melalui hibah perangkat seni-budaya Sunda kepada SHPAC Bracknell akan menjadi simpul baru pengembangan seni-budaya Indonesia di Inggris Raya.
Dalam kesempatan yang sama, Atdikbud KBRI London menyatakan ada tiga butir penting dalam kaitan peresmian sudut budaya Sunda di Bracknell ini. Pertama, sebagai penduduk kedua terbesar di Indonesia, masyarakat Sunda sudah selayaknya terwakili dalam peta budaya Indonesia di Inggris. “Sejauh ini, kalau bicara tentang seni-budaya Indonesia, maka masyarakat Inggris baru menunjuk kepada budaya Jawa dan Bali.
Padahal, budaya Indonesia sangatlah beragam dan banyak sekali”, ujar Aminudin.
Di sisi lain, menurut Aminudin, setakat ini sudah ada embrio seni-budaya Sunda di Inggris, walaupun belum besar. Sehingga perlu penguatan khusus dari dan oleh masyarakat Sunda itu sendiri. Secara kebetulan, Pemprov Jabar melihat peluang ini dan menangkapnya secara cepat.
Menurut Aminudin, alasan dipilihnya Bracknell sebagai penerima hibah Pemprov Jabar untuk perangakat seni-budaya tersebut. Tidak tanpa alasan, karena Simon Cook, penerus kegiatan berkesenian Sunda di Inggris adalah warga lokal Bracknell. Yang bersedia mengelola program pengembangan seni budaya Sunda dan merasa lebih baik kalau ada di Bracknell sebagai wilayah tempat tinggalnya.
Secara kebetulan, Bracknell memiliki Pusat Kesenian yang cukup representatif untuk pengembangan seni-budaya baru.
Usulan Simon Cook disambut Mr Craig Titley sebagai CEO SHPAC untuk menjadikan gamelan degung sebagai program baru yang tetap di pusat seni tersebut. Ketiga, dalam tiga tahun terakhir ini, program Residensi Seniman dan Karavan Budaya oleh kantor Atdikbud KBRI London secara rutin mengundang para seniman Sunda utk berpartisipasi.
Program ini sangat berpengaruh dan telah menimbulkan minat yang sangat kuat dari para pegiat seni-budaya di Inggris memperlajarinya. Melalui program ini dan kehadiran perangkat seni-budaya Sunda hibah Pemprov Jabar diharapkan akan bisa terus meningkatkan minat masyarakat utk terus belajar seni-budaya Sunda di Inggris.
Menyambut kehadiran perangkat seni-budaya Sunda di Bracknell, warga setempat menunjukkan antusiasmenya. Bahkan, wakil walikota Bracknell menyatakan ketertarikan menjadi peserta pertama untuk program pelajaran bermain musik Sunda di sini. “Saya sudah sangat tidak sabar menunggu bulan September nanti untuk memulai belajar musik Sunda. Saya sangat berterima kasih kepada Pemerintah Jawa Barat yang memberikan kesempatan untuk belajar dan menikmati musik Sunda yang indah dan merdu ini”, tuturnya.
Peresmian Sudut Seni-Budaya Sunda kemarin dimeriahkan oleh pagelaran degung Sekar Enggal pimpinan Simon Cook, tembang Sunda oleh Hendrawati Ashworth, wayang goleh oleh Arif Ashworth, dan tari topeng serta jaipongan Citra Resmi oleh gamelan Kyai Fatahillah pimpinan Iwan Gunawan yang sedang mengikuti program Residensi Seniman dan Karavan Budaya oleh kantor Atdikbud KBRI London.(ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar