Wayang kulit kontemporer hipnotis anak Polandia
News ID: 350538
London (ANTARA) - Pertunjukan wayang kulit kontemporer menarik perhatian anak-anak Polandia dalam acara promosi seni dan budaya Indonesia yang digelar di Warsaw Street Party diadakan di Warsawa, Polandia, pada hari Minggu (21/07).
Kisah kancil dituturkan dalam bahasa Polandia oleh Marianna Lis, alumni program Darmasiswa di hadapan anak-anak dan orangtua mereka yang hadir dalam pagelaran tahunan kota Warsawa merayakan multikulturalisme di zona anak-anak, demikian Pensosbud KBRI Warsawa, Diyah Ramadani Agustini kepada Antara London, Senin.
Di sela-sela membawakan kisah petualangan kancil yang cerdik, Marianna Lis tidak lupa menyapa penonton dan memberikan kesempatan kepada anak-anak menyentuh karakter wayang yang ada, seperti kancil dan harimau. Ajakan tersebut mendapat sambutan dan antusias dari anak-anak yang maju mendekat kepada dalang wanita yang sehari-hari berprofesi sebagai dosen di National Academy of Theatre di kota Krakow.
Marianna Lis pertama kali belajar mendalang tahun 2010/11 saat mengikuti program Darmasiswa di ISI Solo. Ketertarikannya karena belum ada dalang di Polandia dan tesis S3 yang dikerjakannya adalah tentang wayang kontemporer. Marianna menyebut nama Ki Catur Kuncoro sebagai dalang favoritnya.
Marianna pertama kali mendalang di hadapan publik Polandia dalam bahasa Polandia pada tahun 2011 di Warsawa dengan lakon Petruk Jadi Ratu (Petruk królem). Sambutan paling mengesankan yang pernah dialaminya saat mendalang di hadapan lebih dari 600 penonton di Filharmonia Świętokrzyska di Kielce.
Marianna Lis menjadi salah satu dari alumni Darmasiswa di Polandia yang mempromosikan seni dan budaya Indonesia di Polandia. Saat ini ia tengah meneliti wayang dari bahan daur ulang. (ZG)
Kisah kancil dituturkan dalam bahasa Polandia oleh Marianna Lis, alumni program Darmasiswa di hadapan anak-anak dan orangtua mereka yang hadir dalam pagelaran tahunan kota Warsawa merayakan multikulturalisme di zona anak-anak, demikian Pensosbud KBRI Warsawa, Diyah Ramadani Agustini kepada Antara London, Senin.
Di sela-sela membawakan kisah petualangan kancil yang cerdik, Marianna Lis tidak lupa menyapa penonton dan memberikan kesempatan kepada anak-anak menyentuh karakter wayang yang ada, seperti kancil dan harimau. Ajakan tersebut mendapat sambutan dan antusias dari anak-anak yang maju mendekat kepada dalang wanita yang sehari-hari berprofesi sebagai dosen di National Academy of Theatre di kota Krakow.
Marianna Lis pertama kali belajar mendalang tahun 2010/11 saat mengikuti program Darmasiswa di ISI Solo. Ketertarikannya karena belum ada dalang di Polandia dan tesis S3 yang dikerjakannya adalah tentang wayang kontemporer. Marianna menyebut nama Ki Catur Kuncoro sebagai dalang favoritnya.
Marianna pertama kali mendalang di hadapan publik Polandia dalam bahasa Polandia pada tahun 2011 di Warsawa dengan lakon Petruk Jadi Ratu (Petruk królem). Sambutan paling mengesankan yang pernah dialaminya saat mendalang di hadapan lebih dari 600 penonton di Filharmonia Świętokrzyska di Kielce.
Marianna Lis menjadi salah satu dari alumni Darmasiswa di Polandia yang mempromosikan seni dan budaya Indonesia di Polandia. Saat ini ia tengah meneliti wayang dari bahan daur ulang. (ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar