Kebudayaan Maluku makin hits di Negeri Kincir Angin
News ID: 320112
London (ANTARA) - Group Heka Leka asal Maluku menarik perhatian dan memukau ratusan pengunjung pada acara WorldProef Culture yang diadakan di Oranjepark, Apeldoorn, Denhaag, Belanda, pada Minggu, (7/7)
Kedutaan Indonesia di Belanda berpartisipasi pada acara ini bekerja sama dengan yayasan pendidikan non-profit, Heka Leka Maluku dan Vrienden van Heka Leka yang merupakan Tim Kerja Heka Leka di Belanda, ujar Counsellor Fungsi Pensosbud KBRI Den Haag, Fery Iswandi Kepada Antara London, Senin.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja berkesempatan menyanyikan berbagai lagu Maluku bersama dengan masyarakat Maluku di Belanda seperti lagu Lembe-lembe, Hena Masa Waja dan Lah Pagi Hari.
Dubes Puja menyatakan KBRI Den Haag mengapresiasi dan berterima kasih atas excellent arrangement yang dilakukan oleh panitia dan kerja sama yang baik dari tahun ke tahun. “Event internasional yang unik dan menarik, ke depan KBRI Den Haag berkomitmen untuk terus hadir di kegiatan ini, dan berharap kegiatan ini akan makin mempererat dan meningkatkan kerja sama antara Indonesia dan Belanda”, tegas Dubes Puja.
Dalam acara ini, Heka Leka memamerkan pula berbagai kerajinan khas Maluku seperti kain tenun, kalung, anting kerang, kaos dengan desain khas Maluku serta sejumlah kuliner seperti rujak, kenari dan gula merah Saparua.
Kegiatan juga diramaikan dengan penyambutan salah satu biker muda yang datang langsung dari Ambon, Stanly Ferdinandus yang hadir dan menjadikan WorldProef sebagai garis Finish setelah menempuh jarak 462 Km. Penyambutan begitu istimewa karena dilakukan dan disaksikan Dubes , ketua panitia acara WorldProef dan seluruh pengunjung.
Sebelumnya, Stanly melakukan kampanye di 13 kota selama tiga hari di Belanda yang dihuni oleh banyak penduduk keturunan Maluku untuk melakukan kampanye kemajuan pendidikan di Maluku dengan tema Bike for Charity, to support Education in Maluku.
KBRI Den Haag berkolaborasi dengan group Heka Leka Maluku untuk tahun ini setelah sebelumnya pada tahun 2017 sukses menjadi host country. KBRI Den Haag memaksimalkan kegiatan dengan promosi budaya, pariwisata, pelayanan kekonsuleran dan imigrasi.
Selain masyarakat Belanda dan Indonesia, masyarakat asing dari berbagai negara ikut meramaikan dan memenuhi stan KBRI untuk mengikuti quiz mengenai Indonesia dan berkonsultasi mengenai masalah kekonsuleran dan keimigrasian. KBRI Den Haag juga menerima penghargaan karena partisipasi aktifnya selama tujuh tahun dalam acara tersebut sejak tahun 2013 yang diterima Dubes.
WorldProef Culture merupakan acara tahunan yang diinisiasi Gelre Association International merupakan Pasar Internasional yang menyuguhkan aneka ragam kuliner dan promosi budaya dari berbagai negara, antara lain Indonesia, Jerman, Rusia, Tiongkok, Thailand, Italia, India, Suriname, Uzbekistan, Filipina dan Belanda. Kegiatan tahunan ini dibuka secara resmi Wali Kota Dusseldorf dihadiri Wali Kota Apeldoorn serta tamu undangan. Meskipun cuaca mendung dan berangin, hal ini tidak mengurangi minat ratusan pengunjung untuk hadir dan berpartisipasi dalam acara WorldProef 2019.
Kedutaan Indonesia di Belanda berpartisipasi pada acara ini bekerja sama dengan yayasan pendidikan non-profit, Heka Leka Maluku dan Vrienden van Heka Leka yang merupakan Tim Kerja Heka Leka di Belanda, ujar Counsellor Fungsi Pensosbud KBRI Den Haag, Fery Iswandi Kepada Antara London, Senin.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja berkesempatan menyanyikan berbagai lagu Maluku bersama dengan masyarakat Maluku di Belanda seperti lagu Lembe-lembe, Hena Masa Waja dan Lah Pagi Hari.
Dubes Puja menyatakan KBRI Den Haag mengapresiasi dan berterima kasih atas excellent arrangement yang dilakukan oleh panitia dan kerja sama yang baik dari tahun ke tahun. “Event internasional yang unik dan menarik, ke depan KBRI Den Haag berkomitmen untuk terus hadir di kegiatan ini, dan berharap kegiatan ini akan makin mempererat dan meningkatkan kerja sama antara Indonesia dan Belanda”, tegas Dubes Puja.
Dalam acara ini, Heka Leka memamerkan pula berbagai kerajinan khas Maluku seperti kain tenun, kalung, anting kerang, kaos dengan desain khas Maluku serta sejumlah kuliner seperti rujak, kenari dan gula merah Saparua.
Kegiatan juga diramaikan dengan penyambutan salah satu biker muda yang datang langsung dari Ambon, Stanly Ferdinandus yang hadir dan menjadikan WorldProef sebagai garis Finish setelah menempuh jarak 462 Km. Penyambutan begitu istimewa karena dilakukan dan disaksikan Dubes , ketua panitia acara WorldProef dan seluruh pengunjung.
Sebelumnya, Stanly melakukan kampanye di 13 kota selama tiga hari di Belanda yang dihuni oleh banyak penduduk keturunan Maluku untuk melakukan kampanye kemajuan pendidikan di Maluku dengan tema Bike for Charity, to support Education in Maluku.
KBRI Den Haag berkolaborasi dengan group Heka Leka Maluku untuk tahun ini setelah sebelumnya pada tahun 2017 sukses menjadi host country. KBRI Den Haag memaksimalkan kegiatan dengan promosi budaya, pariwisata, pelayanan kekonsuleran dan imigrasi.
Selain masyarakat Belanda dan Indonesia, masyarakat asing dari berbagai negara ikut meramaikan dan memenuhi stan KBRI untuk mengikuti quiz mengenai Indonesia dan berkonsultasi mengenai masalah kekonsuleran dan keimigrasian. KBRI Den Haag juga menerima penghargaan karena partisipasi aktifnya selama tujuh tahun dalam acara tersebut sejak tahun 2013 yang diterima Dubes.
WorldProef Culture merupakan acara tahunan yang diinisiasi Gelre Association International merupakan Pasar Internasional yang menyuguhkan aneka ragam kuliner dan promosi budaya dari berbagai negara, antara lain Indonesia, Jerman, Rusia, Tiongkok, Thailand, Italia, India, Suriname, Uzbekistan, Filipina dan Belanda. Kegiatan tahunan ini dibuka secara resmi Wali Kota Dusseldorf dihadiri Wali Kota Apeldoorn serta tamu undangan. Meskipun cuaca mendung dan berangin, hal ini tidak mengurangi minat ratusan pengunjung untuk hadir dan berpartisipasi dalam acara WorldProef 2019.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar