Kamis, 18 Juli 2019

ATHENA

Pada malam budaya Indonesia yang diadakan KBRI Athena, tim Tari dari Semarang menampilkan tari Janger, tari Topeng telek dan tari Randa yang diiringi gamelan.
  Lagu poios moro mou poios berasal dari wilayah Cyclades Yunani diiringi musik Surya Gamelan yang tampil dalam acara Malam Budaya Indonesia yang diadakan Kedutaan Indonesia di Athena bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Attica Yunani di Yunani menghipnotis sekitar 200 penonton.

         Pelaksana Fungsi Penerangan KBRI Athena, Kristina Natalia kepada Antara London Sabtu menyebutkan lagu yang dipandu secara interaktif dengan penonton oleh koordinator musik Surya Gamelan, Suryanto menampilkan Lagu poios moro mou poios berasal dari wilayah Cyclades Yunani yang memiliki pulau terkenal Santorini dan pulau Mykonos.

     Lagu yang bercerita mengenai kisah seorang kekasih yang mencurigai pasangannya telah menjalin hubungan dengan pria lain dan mempertanyakan kepada sang kekasih dengan siapa dia telah berliburan mengelilingi berbagai pulau. 

      Lagu yang populer di kalangan masyarakat Yunani dan sering dinyanyikan pada acara bernuansa gembira  mengambarkan mengenai Yunani sebagai negara kepulauan. Dengan diiringi musik gamelan, lagu ini menjadi paduan yang unik pada kegiatan pengenalan budaya Indonesia.

      Pada malam budaya Indonesia tersebut, tim Tari yang berdomisili di Semarang terdiri dari penari Bali menampilkan tari Janger, tari Topeng telek dan tari Randa yang diiringi gamelan. 

     Di sela-sela tarian, dua penari Surya Gamelan menampilkan nyanyian tradisional Indonesia seperti A sing sing so, Maumere dipimpin  Suryanto dibantu dua penari serta lagu Yunani Poios moro mou poios.    

        Selain grup tari Surya Gamelan, Komunitas Masyarakat Indonesia di Yunani yang bergabung dalam Ikatan Kerukunan Keluarga Masyarakat Indonesia di Yunani (IKKIY) juga ikut ambil bagian dalam pagelaran malam budaya tersebut dengan menampilkan tari Merak, tari Gambir Anom dan tari Tor-tor. 

          Malam Budaya Indonesia ditutup dengan menari bersama dengan iringan tarian “Maumere” dari Kupang diikuti para peserta yang hadir termasuk Duta Besar Jepang untuk Yunani dan istri, perwakilan Duta Besar ASEAN, Friends of Indonesia serta Duta Besar RI untuk Yunani beserta istri.

         Kehadiran Surya Gamelan di Yunani bukan saja tampil pada acara Malam Budaya Indonesia di Athena, namun tim tari yang lebih menonjolkan pada instrumen musik Gamelan  juga berhasil memukau masyarakat Yunani dan Warga Negara Asing di kota Ioaninna dan kota Aigio Yunani sejak tanggal 29 Juni  hingga 8 Juli  lalu.    

       Kehadiran tim tari dari Indonesia selalu ditunggu oleh masyarakat Yunani dan WNA pada berbagai festival Internasional yang diadakan di Yunani.           

        Negara yang pada musim panas memiliki jumlah wisatawan dua kali lipat dari penduduk asli menjadi target untuk mempromosikan budaya Indonesia, tidak hanya kepada masyarakat Yunani, tapj juga wisatawan asing yang datang ke Yunani. 

      Dalam lima tahun terakhir,  wisatawan asing yang mengunjungi Yunani sekitar 26 juta orang per-tahun. Data dari berbagai sumber menunjukkan jumlah wisatawan asing di Yunani tahun 2018 sebesar 33 juta orang atau sebesar 67,6% dari jumlah masyarakat Yunani, berdasarkan data perkiraan Eurostat per-1 Januari 2018, Yunani memiliki penduduk sebesar 10, 7 juta orang.

        Salah seorang penonton, Lydia Kanelli Kokkaliari mengatakan bahwa ia selalu menanti penampilan tarian dan budaya Indonesia di Yunani. WN Yunani yang pernah mengikuti program beasiswa Darmasiswa menyatakan penampilan tarian dan budaya Indonesia tidak pernah membosankan dan selalu memberi kejutan dalam setiap penampilannya, hal ini disebabkan beraneka ragamnya tarian Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

     Duta Besar RI untuk Yunani Ferry Adamhar, mengapresiasi kehadiran tim Tari Surya Gamelan  mempromosikan tarian dan budaya Indonesia di Yunani.  Melalui pertunjukan tarian dan budaya Indonesia, secara tidak langsung  penari telah melakukan second track diplomacy sebagai duta bangsa”, demikian Adamhar. (ZG)

 

Tidak ada komentar: