Kerajinan Tangan UMKM Pikat Warga Swedia
News ID: 364376
London (ANTARA) - Wonderful Indonesia Festival "Kampung Indonesia 2019" berjalan sukses dan meriah di Kungsträdgården alias Taman Raja Swedia, selain menikmati hiburan tari, musik, dan fesyen, ribuan orang memadati tenant kuliner, wisata, dan kerajinan tangan UMKM.
Hal Ini menggambarkan tren positif hubungan bilateral antara Indonesia dan Swedia di bidang ekonomi, ujar Duta Besar RI di Stockholm untuk Kerajaan Swedia merangkap Republik Latvia, Bagas Hapsoro kepada Antara London, Senin.
Dikatakannya, investasi antara kedua negara diharapkan semakin meningkat ke depan, terutama di bidang transportasi ramah lingkungan dan pelestarian lingkungan hidup berkelanjutan. Pemberdayaan perempuan dan peningkatan kapasitas UMKM diharapkan akan meningkat dan kongkrit
Besarnya potensi pasar kerajinan tangan Indonesia di Negeri Bangsa Viking diyakini oleh para pelaku UMKM yang menjadi peserta pameran Kampung Indonesia. Diantaranya Iwan Irawan, pemilik Olive Batik yang mengatakan antusiasme pengunjung booth meski hanya dua hari. "Saya optimistis dengan pasar di sini. Mereka sangat mengapresiasi seni, mereka sama sekali tidak menawar harga," ujarnya.
Sebagian besar pengunjung, mengaku baru kali ini mendengar ada negara yang kaya budaya dan seni seperti Indonesia. Mereka lebih familiar dengan produk kain serupa asal negara Asia lainnya seperti Jepang dan Thailand. Saat dijelaskan Indonesia punya batik dengan proses menggunakan bahan dari alam, mereka sangat terkesan.
Bahkan ada desainer fesyen Belgia tertarik bekerja sama dan akan mampir di workshop di Malang untuk belajar batik, ujarnya.Pengusaha UMKM lainnya, Magda Maria, melihat Swedia sebagai pangsa pasar yang menjanjikan.
Pemilik usaha perhiasan batu alam merek Arya Gatsu itu mengatakan, pembeli Swedia menyukai produk cincin dan gelang batu jenis druji dari Kabupaten Pacitan, Jawa Timur lantaran dianggap eksotik dan unik. "Pameran di Swedia ini memang tidak terlalu ramai, tapi setiap mendatangi booth saya mereka pasti beli. Daya beli dan apresisinya tinggi,” ujarnya.
Sementara itu, Duta Besar Bagas Hapsoro mengatakan pentingnya kolaborasi antara Swedia dan Indonesia di bidang industri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), sehingga menjadi “cutting edge,” dengan dunia pendidikan.
Salah satunya ialah penandatanganan kerja sama antara perusahaan rintisan asal Swedia, Supertext dan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) di sela-sela acara Wonderful Indonesia Festival "Kampung Indonesia 2019".
Wonderful Indonesia Festival "Kampung Indonesia 2019" yang digelar selama dua hari lada akhir pekan merupakan yang ketiga setelah sukses menuai sambutan meriah warga Swedia pada 2017 dan 2018, serta pertama kalinya diadakan secara independen. Kampung Indonesia sebelumnya diadakan bersamaan dengan Festival Musik Putte i Parken.
Pertunjukan musik angklung "Saung Udjo" asal Jawa Barat membuka Kampung Indonesia 2019, dengan pukulan gong oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Tarian Merak dan Kuda Kepang dari Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah, serta Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat menampilkan tari-tarian khas Dayak Iban. Selain itu juga tampil kelompok gamelan “Gongbron dan Teman-Teman” yang terdiri dari seniman Swedia Urban Wahlstedt, diaspora Indonesia, warga Swedia, dan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Swedia Indonesian Community Band, Ayu Azhari; Connie and Friends Band; Orokaya Rhythm of Sunda dan penyanyi Indonesia Euis Darliah yang menetap di Swedia. (ZG)
Hal Ini menggambarkan tren positif hubungan bilateral antara Indonesia dan Swedia di bidang ekonomi, ujar Duta Besar RI di Stockholm untuk Kerajaan Swedia merangkap Republik Latvia, Bagas Hapsoro kepada Antara London, Senin.
Dikatakannya, investasi antara kedua negara diharapkan semakin meningkat ke depan, terutama di bidang transportasi ramah lingkungan dan pelestarian lingkungan hidup berkelanjutan. Pemberdayaan perempuan dan peningkatan kapasitas UMKM diharapkan akan meningkat dan kongkrit
Besarnya potensi pasar kerajinan tangan Indonesia di Negeri Bangsa Viking diyakini oleh para pelaku UMKM yang menjadi peserta pameran Kampung Indonesia. Diantaranya Iwan Irawan, pemilik Olive Batik yang mengatakan antusiasme pengunjung booth meski hanya dua hari. "Saya optimistis dengan pasar di sini. Mereka sangat mengapresiasi seni, mereka sama sekali tidak menawar harga," ujarnya.
Sebagian besar pengunjung, mengaku baru kali ini mendengar ada negara yang kaya budaya dan seni seperti Indonesia. Mereka lebih familiar dengan produk kain serupa asal negara Asia lainnya seperti Jepang dan Thailand. Saat dijelaskan Indonesia punya batik dengan proses menggunakan bahan dari alam, mereka sangat terkesan.
Bahkan ada desainer fesyen Belgia tertarik bekerja sama dan akan mampir di workshop di Malang untuk belajar batik, ujarnya.Pengusaha UMKM lainnya, Magda Maria, melihat Swedia sebagai pangsa pasar yang menjanjikan.
Pemilik usaha perhiasan batu alam merek Arya Gatsu itu mengatakan, pembeli Swedia menyukai produk cincin dan gelang batu jenis druji dari Kabupaten Pacitan, Jawa Timur lantaran dianggap eksotik dan unik. "Pameran di Swedia ini memang tidak terlalu ramai, tapi setiap mendatangi booth saya mereka pasti beli. Daya beli dan apresisinya tinggi,” ujarnya.
Sementara itu, Duta Besar Bagas Hapsoro mengatakan pentingnya kolaborasi antara Swedia dan Indonesia di bidang industri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), sehingga menjadi “cutting edge,” dengan dunia pendidikan.
Salah satunya ialah penandatanganan kerja sama antara perusahaan rintisan asal Swedia, Supertext dan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) di sela-sela acara Wonderful Indonesia Festival "Kampung Indonesia 2019".
Wonderful Indonesia Festival "Kampung Indonesia 2019" yang digelar selama dua hari lada akhir pekan merupakan yang ketiga setelah sukses menuai sambutan meriah warga Swedia pada 2017 dan 2018, serta pertama kalinya diadakan secara independen. Kampung Indonesia sebelumnya diadakan bersamaan dengan Festival Musik Putte i Parken.
Pertunjukan musik angklung "Saung Udjo" asal Jawa Barat membuka Kampung Indonesia 2019, dengan pukulan gong oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Tarian Merak dan Kuda Kepang dari Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah, serta Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat menampilkan tari-tarian khas Dayak Iban. Selain itu juga tampil kelompok gamelan “Gongbron dan Teman-Teman” yang terdiri dari seniman Swedia Urban Wahlstedt, diaspora Indonesia, warga Swedia, dan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Swedia Indonesian Community Band, Ayu Azhari; Connie and Friends Band; Orokaya Rhythm of Sunda dan penyanyi Indonesia Euis Darliah yang menetap di Swedia. (ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar