Pemerintah disain skema intensif daya tarik infrastruktur
News ID: 309458
London (ANTARA) - Pemerintah telah mendisain skema insentif dalam upaya meningkatkan daya tarik bagi investor yang ingin menanamkan modalnya dalam berbagai proyek Infrastruktur di Indonesia.
Hal itu terungkap dalam Forum Investasi Infrastruktur Indonesia (Indonesia Infrastructure Investment Forum (IIIF) 2019 digelar di gedung etc venues Barbican, London, Selasa.
IIIF diadakan dalam rangka mendukung program pemerintah dalam percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia, diadakan KBRI London bekerja sama dengan IIPC London, Kantor Perwakilan Bank Indonesia London, Kementerian Pariwisata dan Kementerian Perhubungan.
Menteri Bappenas, Bambang Brodjonegoro menyebutkan Infrastruktur merupakan prioritas pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk mendorong pertumbuhan nasional.
Dalam lima tahun ke depan Indonesia tetap akan fokus membangun infrastruktur yang akan berdampak langsung secara sosial dan ekonomi. Prioritas selanjutnya, ujarnya adalah reformasi birokrasi.
Pemerintah akan berupaya memastikan birokrasi “investment friendly”guna menarik lebih banyak investasi.
Indonesia mempunya potensi untuk menarik investasi di sektor ekonomi utama seperti manufaktur, pariwisata, pertanian, dan urban development. Salah satu tantangan dalam pembangunan infrastruktur adalah pembebasan tanah. Namun saat ini regulasi pendukung telah dikeluarkan dan efektif diimplementasikan untuk mempermudah proses pembebasan tanah sehingga mempercepat proses pembangunan infrastruktur.
Sebagai alternatif, ujarnya pembiayaan proyek infrastruktur Pemerintah menerbitkan instrument green finance seperti green sukuk sejak 2018, dan diperkuat dengan rencana penerbitan blue bond.
IIIF 2019 menghadirkan pembicara para pejabat tinggi dari Kementerian/Lembaga Indonesia, Pemerintah Daerah dan BUMN, serta pembicara dari kalangan dunia usaha UK. Duta Besar RI Dr. Rizal Sukma memberikan welcome speech, Utusan Dagang Perdana Menteri Inggris untuk Indonesia dan ASEAN, Richard Graham MP mewakili pemerintah Inggris memberikan remarks.
Sementara itu Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan peluang investasi di Indonesia peran bank sentral dalam mendukung pembiayaan infrastruktur.
Dikatakan BI terus melakukan bauran kebijakan serta melakukan sinergi dengan Pemerintah dan OJK untuk mendukung tetap terjaganya stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia, termasuk pengembangan empat sektor potensial investasi di Indonesia.
Rapat Dewan Gubernur pada tanggal 19 dan 20 juni lalu memutuskan BI 7 day repo rate tetap di 6% dengan mempertahankan DF dan LF rate di 5.25% dan 6.75%. Stabilitas makroekonomi tetap terjaga didukung oleh stabilitas nilai tukar dan inflasi yang rendah dan stabil. Diperkirakan GDP 2019 akan berada di kisaran 5.0%-5.4% dengan target inflasi tercapai di level 3.5 + 1%.
Gubernur BI, mengajak investor global untuk segera berinvestasi di Indonesia karena prospek ekonomi Indonesia yang sangat cerah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang solid dan stabilitas makroekonomi yang tetap terjaga di tengah dinamika perekonomian global, kondusif untuk iklim investasi di Indonesia.
Dikatakannya terdapat empat sektor potensial untuk berinvestasi di Indonesia, yaitu sektor manufaktur, pariwisata, perikanan, dan infrastruktur.
Peluang investasi di sektor manufaktur fokus pada tiga komoditi ekspor Indonesia, yaitu otomotif, tekstil dan alas kaki. Peluang investasi untuk sektor pariwisata difokuskan pada pengembangan prioritas tujuan pengembangan dan branding pariwisata Indonesia (Danau Toba, Mandalika, Labuan Bajo, Borobudur, Joglo Semar, Bali, Jakarta, Banyuwangi, Bromo dan Kepulauan Riau). Sementara untuk sektor perikanan, peluang investasi terbuka khususnya di Indonesia Kawasan Timur untuk pengembangan budidaya dan industri pengolahan pendukungnya, mengingat besarnya potensi sumber daya alam Indonesia. Peluang investasi di sektor infrastruktur level nasional, mengacu kepada daftar proyek strategis nasional yang diterbitkan Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), terdiri dari 223 proyek dan 3 program
Untuk mendukung pembangunan proyek infrastruktur, BI terlibat dalam Strategi Nasional Pendalaman Pasar Keuangan sebagai implementasi reformasi struktural pada pembiayaan infrastruktur dan terus mengembangkan instrumen hedging di pasar valuta asing untuk meningkatkan pembiayaan inovatif dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur
IIIF 2019 didukung Bank Mandiri London, BNI London, Kementerian Luar Negeri, OMFIF, Asia House, UK-ASEAN Business Council (UK-ABC) dan Oxford Business Group. IIIF 2019 bertujuan untuk mensosialisasikan proyek infrastruktur di Indonesia kepada investor potensial di sektor riil dan sektor keuangan di Inggris, termasuk lembaga pembiayaan dunia yang ada di Inggris, mempertemukan potensial investor dengan pelaksana proyek-proyek infrastruktur di Indonesia guna memperoleh dukungan pendanaan; dan memperoleh lesson learn dari kontribusi sektor finansial Inggris dalam mendukung kesuksesan pembangunan infrastruktur di Inggris.
Dalam seminar dengan beberapa sesi panel, juga diadakan One-on-One Business Meeting, dan booth pameran promosi investasi diikuti 150 peserta dari perwakilan pemerintah Inggris, kalangan usaha, lembaga pembiayaan, lembaga think tank dan opinion makers, media Inggris dan stakeholder lainnya.(ZG)
Hal itu terungkap dalam Forum Investasi Infrastruktur Indonesia (Indonesia Infrastructure Investment Forum (IIIF) 2019 digelar di gedung etc venues Barbican, London, Selasa.
IIIF diadakan dalam rangka mendukung program pemerintah dalam percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia, diadakan KBRI London bekerja sama dengan IIPC London, Kantor Perwakilan Bank Indonesia London, Kementerian Pariwisata dan Kementerian Perhubungan.
Menteri Bappenas, Bambang Brodjonegoro menyebutkan Infrastruktur merupakan prioritas pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk mendorong pertumbuhan nasional.
Dalam lima tahun ke depan Indonesia tetap akan fokus membangun infrastruktur yang akan berdampak langsung secara sosial dan ekonomi. Prioritas selanjutnya, ujarnya adalah reformasi birokrasi.
Pemerintah akan berupaya memastikan birokrasi “investment friendly”guna menarik lebih banyak investasi.
Indonesia mempunya potensi untuk menarik investasi di sektor ekonomi utama seperti manufaktur, pariwisata, pertanian, dan urban development. Salah satu tantangan dalam pembangunan infrastruktur adalah pembebasan tanah. Namun saat ini regulasi pendukung telah dikeluarkan dan efektif diimplementasikan untuk mempermudah proses pembebasan tanah sehingga mempercepat proses pembangunan infrastruktur.
Sebagai alternatif, ujarnya pembiayaan proyek infrastruktur Pemerintah menerbitkan instrument green finance seperti green sukuk sejak 2018, dan diperkuat dengan rencana penerbitan blue bond.
IIIF 2019 menghadirkan pembicara para pejabat tinggi dari Kementerian/Lembaga Indonesia, Pemerintah Daerah dan BUMN, serta pembicara dari kalangan dunia usaha UK. Duta Besar RI Dr. Rizal Sukma memberikan welcome speech, Utusan Dagang Perdana Menteri Inggris untuk Indonesia dan ASEAN, Richard Graham MP mewakili pemerintah Inggris memberikan remarks.
Sementara itu Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan peluang investasi di Indonesia peran bank sentral dalam mendukung pembiayaan infrastruktur.
Dikatakan BI terus melakukan bauran kebijakan serta melakukan sinergi dengan Pemerintah dan OJK untuk mendukung tetap terjaganya stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia, termasuk pengembangan empat sektor potensial investasi di Indonesia.
Rapat Dewan Gubernur pada tanggal 19 dan 20 juni lalu memutuskan BI 7 day repo rate tetap di 6% dengan mempertahankan DF dan LF rate di 5.25% dan 6.75%. Stabilitas makroekonomi tetap terjaga didukung oleh stabilitas nilai tukar dan inflasi yang rendah dan stabil. Diperkirakan GDP 2019 akan berada di kisaran 5.0%-5.4% dengan target inflasi tercapai di level 3.5 + 1%.
Gubernur BI, mengajak investor global untuk segera berinvestasi di Indonesia karena prospek ekonomi Indonesia yang sangat cerah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang solid dan stabilitas makroekonomi yang tetap terjaga di tengah dinamika perekonomian global, kondusif untuk iklim investasi di Indonesia.
Dikatakannya terdapat empat sektor potensial untuk berinvestasi di Indonesia, yaitu sektor manufaktur, pariwisata, perikanan, dan infrastruktur.
Peluang investasi di sektor manufaktur fokus pada tiga komoditi ekspor Indonesia, yaitu otomotif, tekstil dan alas kaki. Peluang investasi untuk sektor pariwisata difokuskan pada pengembangan prioritas tujuan pengembangan dan branding pariwisata Indonesia (Danau Toba, Mandalika, Labuan Bajo, Borobudur, Joglo Semar, Bali, Jakarta, Banyuwangi, Bromo dan Kepulauan Riau). Sementara untuk sektor perikanan, peluang investasi terbuka khususnya di Indonesia Kawasan Timur untuk pengembangan budidaya dan industri pengolahan pendukungnya, mengingat besarnya potensi sumber daya alam Indonesia. Peluang investasi di sektor infrastruktur level nasional, mengacu kepada daftar proyek strategis nasional yang diterbitkan Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), terdiri dari 223 proyek dan 3 program
Untuk mendukung pembangunan proyek infrastruktur, BI terlibat dalam Strategi Nasional Pendalaman Pasar Keuangan sebagai implementasi reformasi struktural pada pembiayaan infrastruktur dan terus mengembangkan instrumen hedging di pasar valuta asing untuk meningkatkan pembiayaan inovatif dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur
IIIF 2019 didukung Bank Mandiri London, BNI London, Kementerian Luar Negeri, OMFIF, Asia House, UK-ASEAN Business Council (UK-ABC) dan Oxford Business Group. IIIF 2019 bertujuan untuk mensosialisasikan proyek infrastruktur di Indonesia kepada investor potensial di sektor riil dan sektor keuangan di Inggris, termasuk lembaga pembiayaan dunia yang ada di Inggris, mempertemukan potensial investor dengan pelaksana proyek-proyek infrastruktur di Indonesia guna memperoleh dukungan pendanaan; dan memperoleh lesson learn dari kontribusi sektor finansial Inggris dalam mendukung kesuksesan pembangunan infrastruktur di Inggris.
Dalam seminar dengan beberapa sesi panel, juga diadakan One-on-One Business Meeting, dan booth pameran promosi investasi diikuti 150 peserta dari perwakilan pemerintah Inggris, kalangan usaha, lembaga pembiayaan, lembaga think tank dan opinion makers, media Inggris dan stakeholder lainnya.(ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar