Shell Eco-marathon buka akses pilihan energi masa depan
News ID: 311643
London (ANTARA) - Pelaksanaan Shell Eco-Marathon (SEM) di London yang diikuti oleh 140 tim dari 28 negara termasuk mahasiswa Indonesia tergabung dalam ITS Team 5 dikenal dengan tim Antasena, dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember pertarungan diajang Drivers’ World Championship yang digelar di sirkuit Mercedez Benz Weybridge (MBW), Surrey London, Rabu upaya mendorong penggunaan sumber energi baru sebagai bahan bakar transportasi untuk masa depan.
General Manager Make The Future Live & Shell Eco -Marathon Norman Koch kepada Antara London, Rabu menyebutkan ajang Shell eco-marathon diikuti mahasiswa dari berbagai negara membuktikan bahwa banyak akademi yang telah melakukan penelitian sebagai upaya menemukan solusi sumber energi yang rendah emisi dan efisien. Peserta SEM baik dikategori prototype ataupun urban concept menggunakan sumber bahan bakar bervariasi sehingga dapat menilai performa dari sumber energi tersebut.
Sementara Executive Vice President Global Retail, Isvan Kapitany kepada Antara London mengakui salah satu tantangan dunia saat ini adalah transportasi yang menyumbang lebih dari seperempat penggunaan energi dunia dan seperlima dari emisi CO2 terkait energi global.
Dikatakannya ada satu miliar mobil di jalan hari ini dan ini diperkirakan akan berlipat ganda pada tahun 2040. Oleh karena itu perlu mempertimbangkan semua alternatif energi mulai dari baterai listrik, bahan bakar minyak, hydro dan gas.
“Penting untuk bisa mempunyai semua opsi bahan bakar dengan tujuan untuk memenuhi permintaan energi di seluruh dunia sekaligus mengurangi emisi untuk mengatasi perubahan iklim dan polusi udara, ujarnya.
Dalam The Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) disebutkan perlunya transisi yang lebih cepat ke masa depan rendah karbon. Ini dimulai dengan emisi CO2 yang menurun signifikan yang akan dicapai di 2020. Oleh karena itu dibutuhkan serangkaian solusi untuk dapat memenuhi kebutuhan akan energi di masa depan.
Mengingat dampaknya yang signifikan, sektor transportasi harus mampu menghadapi tantangan ini, oleh karena itu Shell senantiasa mengajak banyak pihak untuk bekerjasama dan berkolaborasi dalam menyediakan solusi energi alternatif dimasa depan, dengan jaringan global yang dimiliki oleh Shell, inovasi dan technologi dapat di akses seluruh masyarakat dunia, ujarnya.
Make the Future Live, sebuah program global yang memungkinkan kolaborasi ide, menuju ke arah masa depan energi rendah karbon adalah salah satu upaya Shell untuk berkontribusi pada masa depan energi.
Make the Future Live adalah Shell Eco-marathon, yang pada 30 tahun sejarahnya telah menyaksikan ribuan sekolah menengah dan mahasiswa dari seluruh dunia membangun kendaraan yang sangat hemat energi, dalam berbagai desain, menggunakan berbagai jenis energi. (ZG)
General Manager Make The Future Live & Shell Eco -Marathon Norman Koch kepada Antara London, Rabu menyebutkan ajang Shell eco-marathon diikuti mahasiswa dari berbagai negara membuktikan bahwa banyak akademi yang telah melakukan penelitian sebagai upaya menemukan solusi sumber energi yang rendah emisi dan efisien. Peserta SEM baik dikategori prototype ataupun urban concept menggunakan sumber bahan bakar bervariasi sehingga dapat menilai performa dari sumber energi tersebut.
Sementara Executive Vice President Global Retail, Isvan Kapitany kepada Antara London mengakui salah satu tantangan dunia saat ini adalah transportasi yang menyumbang lebih dari seperempat penggunaan energi dunia dan seperlima dari emisi CO2 terkait energi global.
Dikatakannya ada satu miliar mobil di jalan hari ini dan ini diperkirakan akan berlipat ganda pada tahun 2040. Oleh karena itu perlu mempertimbangkan semua alternatif energi mulai dari baterai listrik, bahan bakar minyak, hydro dan gas.
“Penting untuk bisa mempunyai semua opsi bahan bakar dengan tujuan untuk memenuhi permintaan energi di seluruh dunia sekaligus mengurangi emisi untuk mengatasi perubahan iklim dan polusi udara, ujarnya.
Dalam The Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) disebutkan perlunya transisi yang lebih cepat ke masa depan rendah karbon. Ini dimulai dengan emisi CO2 yang menurun signifikan yang akan dicapai di 2020. Oleh karena itu dibutuhkan serangkaian solusi untuk dapat memenuhi kebutuhan akan energi di masa depan.
Mengingat dampaknya yang signifikan, sektor transportasi harus mampu menghadapi tantangan ini, oleh karena itu Shell senantiasa mengajak banyak pihak untuk bekerjasama dan berkolaborasi dalam menyediakan solusi energi alternatif dimasa depan, dengan jaringan global yang dimiliki oleh Shell, inovasi dan technologi dapat di akses seluruh masyarakat dunia, ujarnya.
Make the Future Live, sebuah program global yang memungkinkan kolaborasi ide, menuju ke arah masa depan energi rendah karbon adalah salah satu upaya Shell untuk berkontribusi pada masa depan energi.
Make the Future Live adalah Shell Eco-marathon, yang pada 30 tahun sejarahnya telah menyaksikan ribuan sekolah menengah dan mahasiswa dari seluruh dunia membangun kendaraan yang sangat hemat energi, dalam berbagai desain, menggunakan berbagai jenis energi. (ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar