Kyai Fatahillah gebrak panggung musik dunia di Inggris
News ID: 370332
London (ANTARA) - Kelompok gamelan Kyai Fatahillah Ensembe pimpinan musisi dan komposer Iwan Gunawan mewakili Indonesia dalam perhelatan terbesar festival seni, musik dan tari dunia World of Music, Arts, and Dance (WOMAD) yang digagas Peter Gabriel, punggawa kelompok musik Genesis tahun 1982, di Somerset, Inggris.
Agenda tahunan yang digelar di lapangan yang sangat luas, festival seni tahun mengambil tempat di Charlton Park, Wiltshire, Inggris, kelompok gamelan Kyai Fatahillah Ensembe berhasil mengebrak panggung WOMAD yang berlangsung selama empat hari pada 25-28 Juli lalu.
Panitia penyelenggara bukan hanya menggelar sajian karya terhebat dari penyanyi, musisi, dan penari kelas dunia, tapi juga menyediakan panggung pengenalan kuliner dan pernak-pernik barang kerajinan dari berbagai belahan dunia. Tidak kurang dari lima puluh ribu pengunjung dari berbagai negara datang ke arena WOMAD setiap harinya.
Bagi seni musik dan tari Indonesia, WOMAD 2019 menjadi saksi sejarah kehadiran mereka di arena yang sangat bergengsi karena baru kali ini musisi Indonesia tampil diwakili kelompok gamelan Kyai Fatahillah Ensembe pimpinan musisi Iwan Gunawan, dosen seni musik dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung berkolaborasi dengan pegiat seni-budaya Indonesia di Inggris dari berbagai komunitas.
Kehadiran Kyai Fatahillah didukung beberapa tokoh musik gamelan di Inggris seperti John Pawson dari kelompok musik gamelan Jawa, Andy Channing dari gamelan Bali, Simon Cook, Rob Campion, dan Rob Szymanek dari kelompok musisi degung Sunda, serta Ellen Jordan dan Jade-Flahive Gilbert dari kelompok Asado Duo yang menampilkan musik tarawangsa.
Selain menggelar musik hasil karya Iwan, para musisi Indonesia tampil dengan sentuhan baru mengiringi tari topeng Cirebon dan tari jaipong.
Atdikbud KBRI London E. Aminudin Aziz kepada Antara London, Rabu menyebutkan kehadiran Iwan dan Kyai Fatahillah Ensemble di Inggris dalam rangkaian kegiatan residensi seniman untuk agenda Karavan Budaya yang diselenggarakan kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) dan KBRI London.
Selama perhelatan WOMAD 2019, tampil musisi dunia termasuk putra tokoh musik reggae Bob dan Rita Marley, yakni Ziggy Marley (Jamaika). Ada pula Macy Gray, penyanyi bersuara khas asal Amerika yang tenar dengan lagu I Try . Selain itu juga ada Anna Calvi, penyanyi yang juga penulis lagu asal Inggris yang dua kali menjadi nominasi penghargaan bergengsi Mercury Prize. Bahkan tampil pula Robert Plant, penyanyi senior grup musik asal Inggris Led Zeppelin yang berduet dengan Suzi Dian. Keduanya tampil hangat dengan karakter suara khas dan gaya masing-masing.
Iwan Gunawan mengatakan bahwa awalnya sempat grogi tampil di panggung besar dengan jumlah penonton sangat besar seperti ini, dan sajian musik yang mungkin kurang biasa terdengar di kalangan publik Inggris. Akhirnya melegakan karena mendapat sambutan yang meriah”, tutur Iwan Gunawan setelah usai pagelaran.
Kehadiran tim musik Kyai Fatahillah Ensemble di luar rencana. Persiapan yang sangat singkat membuat kami harus bekerja ekstra keras untuk membangun kebersamaan”, ujarnya.
Keberhasilan musisi dan penari Indonesia ini tidak terlepas dari upaya yang dilakukan komposer muda berbakat Rob Szymanek yang juga dosen musik Sunda di Universitas Manchester dalam meyakinkan para panitia WOMAD 2019 tentang keunikan dan kelayakan musik Indonesia tampil di arena ini. Setelah menunjukkan portofolio karya-karya Iwan Gunawan dan wujud kolaborasi dengan musisi gamelan asal Inggris, panitia pun dapat menyetujui usulan Rob Szymanek ini. “Kami sangat ragu tadinya, sebab waktu yang tidak cukup. Tapi untungnya pihak panitia melihat keunikan musik gamelan Sunda dan tariannya untuk dinyatakan layak tampil di pentas musik dunia sekelas WOMAD”, ujar Rob Szymanek yang akan mengunjungi dan tinggal di Bandung untuk meneruskan kolaborasi dengan Iwan Gunawan pada Agustus -September mendatang.
Duta Besar Republik Indonesia untuk kerajaan Inggris Raya, Irlandia, dan IMO Dr Rizal Sukma yang hadir bersama Atdikbud KBRI London E. Aminudin Aziz merasa bangga dan bahagianya atas keberhasilan musisi Indonesia menembus festival sekelas WOMAD. “Ini adalah prestasi luar biasa dan menunjukkan kebolehan serta kepantasan para musisi Indonesia disandingkan sejajar dengan musisi kelas dunia,” ujar Dubes Rizal saat menyaksikan langsung pagelaran oleh musisi dan penari Indonesia di panggung ukuran raksasa.
Dubes Rizal mengakui jumlah penonton yang sangat besar menunjukkan betapa tingginya tingkat ketertarikan masyarakat Inggris khususnya dan dunia pada umumnya terhadap jenis musik Indonesia. Hal ini bisa menjadi modal untuk mengokohkan salah satu sendi diplomasi luar negeri Indonesia”.
Sementara itu, Atdikbud E. Aminudin Aziz mengatakan keikutsertaan seniman Indonesia berkolaborasi dengan musisi gamelan di Inggris dalam festival WOMAD 2019 merupakan salah satu wujud kekuatan dan sekaligus keberhasilan diplomasi budaya Indonesia di luar negeri, khususnya di Inggris Raya.
Di situ tampak adanya kerja sama yang sangat apik di antara para musisi Indonesia dan Inggris, ada saling pemahaman, saling menghargai dan menghormati satu sama lain, sejak dari proses sampai saat pagelaran berlangsung. Hasilnya adalah harmoni. Dan itulah hakikat keberhasilan diplomasi,” ujar Aminudin yang baru saja dinobatkan sebagai salah satu Education Attache of the Year 2019 pilihan majalah Embassy yang terbit di London.
Sepanjang tahun 2019 ini, kantor Atdikbud KBRI London menggelar acara Karavan Budaya di berbagai wilayah Inggris Raya, platform baru diplomasi kebudayaan yang dilakukan KBRI London, menggabungkan pendidikan dan latihan dengan pagelaran. Selain itu, Karavan Budaya juga memungkinkan adanya partisipasi yang lebih besar dari pemangku kepentingan seni-budaya khususnya dan masyarakat pada umumnya”, ujar Aminudin tentang agenda Karavan Budayanya yang mendapat sambutan sangat positif dari kalangan masyarakat Inggris Raya. “Baru kali ini agenda kebudayaan Indonesia dilakukan begini masif terencana dengan baik dan dalam waktu panjang serta melibatkan banyak sekali masyarakat seniman dan masyarakat pada umumnya”, demikian John Pawson yang sudah lebih dari 30 tahun menggeluti musik gamelan di Inggris.(ZG)
Agenda tahunan yang digelar di lapangan yang sangat luas, festival seni tahun mengambil tempat di Charlton Park, Wiltshire, Inggris, kelompok gamelan Kyai Fatahillah Ensembe berhasil mengebrak panggung WOMAD yang berlangsung selama empat hari pada 25-28 Juli lalu.
Panitia penyelenggara bukan hanya menggelar sajian karya terhebat dari penyanyi, musisi, dan penari kelas dunia, tapi juga menyediakan panggung pengenalan kuliner dan pernak-pernik barang kerajinan dari berbagai belahan dunia. Tidak kurang dari lima puluh ribu pengunjung dari berbagai negara datang ke arena WOMAD setiap harinya.
Bagi seni musik dan tari Indonesia, WOMAD 2019 menjadi saksi sejarah kehadiran mereka di arena yang sangat bergengsi karena baru kali ini musisi Indonesia tampil diwakili kelompok gamelan Kyai Fatahillah Ensembe pimpinan musisi Iwan Gunawan, dosen seni musik dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung berkolaborasi dengan pegiat seni-budaya Indonesia di Inggris dari berbagai komunitas.
Kehadiran Kyai Fatahillah didukung beberapa tokoh musik gamelan di Inggris seperti John Pawson dari kelompok musik gamelan Jawa, Andy Channing dari gamelan Bali, Simon Cook, Rob Campion, dan Rob Szymanek dari kelompok musisi degung Sunda, serta Ellen Jordan dan Jade-Flahive Gilbert dari kelompok Asado Duo yang menampilkan musik tarawangsa.
Selain menggelar musik hasil karya Iwan, para musisi Indonesia tampil dengan sentuhan baru mengiringi tari topeng Cirebon dan tari jaipong.
Atdikbud KBRI London E. Aminudin Aziz kepada Antara London, Rabu menyebutkan kehadiran Iwan dan Kyai Fatahillah Ensemble di Inggris dalam rangkaian kegiatan residensi seniman untuk agenda Karavan Budaya yang diselenggarakan kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) dan KBRI London.
Selama perhelatan WOMAD 2019, tampil musisi dunia termasuk putra tokoh musik reggae Bob dan Rita Marley, yakni Ziggy Marley (Jamaika). Ada pula Macy Gray, penyanyi bersuara khas asal Amerika yang tenar dengan lagu I Try . Selain itu juga ada Anna Calvi, penyanyi yang juga penulis lagu asal Inggris yang dua kali menjadi nominasi penghargaan bergengsi Mercury Prize. Bahkan tampil pula Robert Plant, penyanyi senior grup musik asal Inggris Led Zeppelin yang berduet dengan Suzi Dian. Keduanya tampil hangat dengan karakter suara khas dan gaya masing-masing.
Iwan Gunawan mengatakan bahwa awalnya sempat grogi tampil di panggung besar dengan jumlah penonton sangat besar seperti ini, dan sajian musik yang mungkin kurang biasa terdengar di kalangan publik Inggris. Akhirnya melegakan karena mendapat sambutan yang meriah”, tutur Iwan Gunawan setelah usai pagelaran.
Kehadiran tim musik Kyai Fatahillah Ensemble di luar rencana. Persiapan yang sangat singkat membuat kami harus bekerja ekstra keras untuk membangun kebersamaan”, ujarnya.
Keberhasilan musisi dan penari Indonesia ini tidak terlepas dari upaya yang dilakukan komposer muda berbakat Rob Szymanek yang juga dosen musik Sunda di Universitas Manchester dalam meyakinkan para panitia WOMAD 2019 tentang keunikan dan kelayakan musik Indonesia tampil di arena ini. Setelah menunjukkan portofolio karya-karya Iwan Gunawan dan wujud kolaborasi dengan musisi gamelan asal Inggris, panitia pun dapat menyetujui usulan Rob Szymanek ini. “Kami sangat ragu tadinya, sebab waktu yang tidak cukup. Tapi untungnya pihak panitia melihat keunikan musik gamelan Sunda dan tariannya untuk dinyatakan layak tampil di pentas musik dunia sekelas WOMAD”, ujar Rob Szymanek yang akan mengunjungi dan tinggal di Bandung untuk meneruskan kolaborasi dengan Iwan Gunawan pada Agustus -September mendatang.
Duta Besar Republik Indonesia untuk kerajaan Inggris Raya, Irlandia, dan IMO Dr Rizal Sukma yang hadir bersama Atdikbud KBRI London E. Aminudin Aziz merasa bangga dan bahagianya atas keberhasilan musisi Indonesia menembus festival sekelas WOMAD. “Ini adalah prestasi luar biasa dan menunjukkan kebolehan serta kepantasan para musisi Indonesia disandingkan sejajar dengan musisi kelas dunia,” ujar Dubes Rizal saat menyaksikan langsung pagelaran oleh musisi dan penari Indonesia di panggung ukuran raksasa.
Dubes Rizal mengakui jumlah penonton yang sangat besar menunjukkan betapa tingginya tingkat ketertarikan masyarakat Inggris khususnya dan dunia pada umumnya terhadap jenis musik Indonesia. Hal ini bisa menjadi modal untuk mengokohkan salah satu sendi diplomasi luar negeri Indonesia”.
Sementara itu, Atdikbud E. Aminudin Aziz mengatakan keikutsertaan seniman Indonesia berkolaborasi dengan musisi gamelan di Inggris dalam festival WOMAD 2019 merupakan salah satu wujud kekuatan dan sekaligus keberhasilan diplomasi budaya Indonesia di luar negeri, khususnya di Inggris Raya.
Di situ tampak adanya kerja sama yang sangat apik di antara para musisi Indonesia dan Inggris, ada saling pemahaman, saling menghargai dan menghormati satu sama lain, sejak dari proses sampai saat pagelaran berlangsung. Hasilnya adalah harmoni. Dan itulah hakikat keberhasilan diplomasi,” ujar Aminudin yang baru saja dinobatkan sebagai salah satu Education Attache of the Year 2019 pilihan majalah Embassy yang terbit di London.
Sepanjang tahun 2019 ini, kantor Atdikbud KBRI London menggelar acara Karavan Budaya di berbagai wilayah Inggris Raya, platform baru diplomasi kebudayaan yang dilakukan KBRI London, menggabungkan pendidikan dan latihan dengan pagelaran. Selain itu, Karavan Budaya juga memungkinkan adanya partisipasi yang lebih besar dari pemangku kepentingan seni-budaya khususnya dan masyarakat pada umumnya”, ujar Aminudin tentang agenda Karavan Budayanya yang mendapat sambutan sangat positif dari kalangan masyarakat Inggris Raya. “Baru kali ini agenda kebudayaan Indonesia dilakukan begini masif terencana dengan baik dan dalam waktu panjang serta melibatkan banyak sekali masyarakat seniman dan masyarakat pada umumnya”, demikian John Pawson yang sudah lebih dari 30 tahun menggeluti musik gamelan di Inggris.(ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar