Swedia bantu kembangkan sdm Indonesia
News ID: 361142
London (ANTARA) -
Menteri Negara Swedia Niklas Johansson mengatakan Swedia menginginkan peningkatan hubungan Swedia dan Indonesia dalam sektor transportasi, pengembangan SDM, sumber energi baru dan terbarukan serta perlistrikan.
Hal itu diungkapkan Menteri Muda Swedia Niklas Johansson yang mengenakan batik, menyambut hangat kunjungan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil di Kementerian Luar Negeri Kamis, (25/7)
Dalam keterangan Kedutaan Besar RI di Stockholm yang diterima Antara London, Jumat menyebutkan pejabat Swedia lain yang turut menyambut adalah Deputi Dirjen urusan Asia dan Pasifik Cecilia Ruthsröms-Ruin, Dubes Marina Berg, dari Business Sweden adalah Andre Nillson dan Johan Enerback.
Dalam pidato Ridwan Kamil yang akrab dengan sebutan ”Kang Emil” menyatakan muhibah ini merupakan kunjungan kedua dan mengagumi perkembangan teknologi dan inovasi di Swedia dan menyatakan sumpah sebagai gubernur Jabar, dia berpikir untuk belajar “Swedish Way”.
Sudah merupakan tekadnya menjadikan Jabar sebagai selah satu propinsi terdepan dalam pengembangan teknologi dan industri. Jawa Barat dengan penduduk lebih dari 46 juta jiwa dan tidak jauh dari ibukota Indonesia, menurut Rdwan Kamil Jabar adalah daerah tujuan investasi.
Menurut catatan BKPM sampai Mei 2019 invstasi ke Jabar sudah meraup 5, 57 milyar Dollar AS. “Saya ingat Amazon datang dan mereka bilang bahwa Jabar adalah tempat yang cocok untuk pusat data, tidak hanya untuk Indonesia namun Asia-Pasifik. Ini berarti perdagangan e-commerce ASEAN bisa memulai data yang didaftarkan di Jabar. Tidak hanya satu tetapi tiga lokasi di Jabar. Nilai yang diinvestasikan bisa mencapai Rp 30 triliun atau sekitar dua milyar Dollar AS, ujar Kang Emil.
Dikatakan Pemda Jabar menandatangani persetujuan membangun lima pusat daur ulang kimia untuk mengurangi polusi plastik dengan perusahaan Inggris yang bergerak dalam bidang energi plastik.
Gubernur menghargai hubungan Indonesia dan Swedia sebagai mitra yang dipercaya dan mengharapkan investasi langsung juga memenuhi harapan Indonesia. Antara lain alih teknologi serta memberdayakan masyarakat setempat.
Niklas Johansson setuju dengan pernyataan Kang Emil “human development” adalah sangat penting mengingat esensi dari pengembangan SDM adalah peningkatan kualitas manusia. Ini jauh lebih utama daripada sekedar peningkatan ekonomi.
Menurut Johansson, beberapa lembaga keuangan Swedia berniat untuk memberikan fasilitas pembiayaan untuk proyek besar. Fasilitas dalam bentuk kresidt ekspor dibutuhkan untuk membiayai proyek-proyek besar seperti sumber energi baru dan perlistrikan di Indonesia.
Gubernur Ridwan Kamil, Jum’at ini (26/7) dijadwalkan menghadiri pertemuan di kantor Business Sweden, World Trade Centre Swedia. Topik yang dibahas adalah “apakah jalan terbaik untuk meningkatkan kerjasama ekonomi”. Dari pihak Swedia telah dijadwalkan beberapa pembicara antara lain Swedish Institute, National Export Credit Guarantee dan Swedish Export Credit Agency.
Dalam pertemuan di hari pertama sejumlah perusahaan terkenal dari Swedia ikut menyambut kedatangan Kang Emil, yaitu IKEA, Scania, Supertext, NIR (International Council of Sweden Business Industry), Swedish Energy Agency, H&M, Aztra Zeneca, Bombardier dan Business Sweden. (ZG).
Menteri Negara Swedia Niklas Johansson mengatakan Swedia menginginkan peningkatan hubungan Swedia dan Indonesia dalam sektor transportasi, pengembangan SDM, sumber energi baru dan terbarukan serta perlistrikan.
Hal itu diungkapkan Menteri Muda Swedia Niklas Johansson yang mengenakan batik, menyambut hangat kunjungan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil di Kementerian Luar Negeri Kamis, (25/7)
Dalam keterangan Kedutaan Besar RI di Stockholm yang diterima Antara London, Jumat menyebutkan pejabat Swedia lain yang turut menyambut adalah Deputi Dirjen urusan Asia dan Pasifik Cecilia Ruthsröms-Ruin, Dubes Marina Berg, dari Business Sweden adalah Andre Nillson dan Johan Enerback.
Dalam pidato Ridwan Kamil yang akrab dengan sebutan ”Kang Emil” menyatakan muhibah ini merupakan kunjungan kedua dan mengagumi perkembangan teknologi dan inovasi di Swedia dan menyatakan sumpah sebagai gubernur Jabar, dia berpikir untuk belajar “Swedish Way”.
Sudah merupakan tekadnya menjadikan Jabar sebagai selah satu propinsi terdepan dalam pengembangan teknologi dan industri. Jawa Barat dengan penduduk lebih dari 46 juta jiwa dan tidak jauh dari ibukota Indonesia, menurut Rdwan Kamil Jabar adalah daerah tujuan investasi.
Menurut catatan BKPM sampai Mei 2019 invstasi ke Jabar sudah meraup 5, 57 milyar Dollar AS. “Saya ingat Amazon datang dan mereka bilang bahwa Jabar adalah tempat yang cocok untuk pusat data, tidak hanya untuk Indonesia namun Asia-Pasifik. Ini berarti perdagangan e-commerce ASEAN bisa memulai data yang didaftarkan di Jabar. Tidak hanya satu tetapi tiga lokasi di Jabar. Nilai yang diinvestasikan bisa mencapai Rp 30 triliun atau sekitar dua milyar Dollar AS, ujar Kang Emil.
Dikatakan Pemda Jabar menandatangani persetujuan membangun lima pusat daur ulang kimia untuk mengurangi polusi plastik dengan perusahaan Inggris yang bergerak dalam bidang energi plastik.
Gubernur menghargai hubungan Indonesia dan Swedia sebagai mitra yang dipercaya dan mengharapkan investasi langsung juga memenuhi harapan Indonesia. Antara lain alih teknologi serta memberdayakan masyarakat setempat.
Niklas Johansson setuju dengan pernyataan Kang Emil “human development” adalah sangat penting mengingat esensi dari pengembangan SDM adalah peningkatan kualitas manusia. Ini jauh lebih utama daripada sekedar peningkatan ekonomi.
Menurut Johansson, beberapa lembaga keuangan Swedia berniat untuk memberikan fasilitas pembiayaan untuk proyek besar. Fasilitas dalam bentuk kresidt ekspor dibutuhkan untuk membiayai proyek-proyek besar seperti sumber energi baru dan perlistrikan di Indonesia.
Gubernur Ridwan Kamil, Jum’at ini (26/7) dijadwalkan menghadiri pertemuan di kantor Business Sweden, World Trade Centre Swedia. Topik yang dibahas adalah “apakah jalan terbaik untuk meningkatkan kerjasama ekonomi”. Dari pihak Swedia telah dijadwalkan beberapa pembicara antara lain Swedish Institute, National Export Credit Guarantee dan Swedish Export Credit Agency.
Dalam pertemuan di hari pertama sejumlah perusahaan terkenal dari Swedia ikut menyambut kedatangan Kang Emil, yaitu IKEA, Scania, Supertext, NIR (International Council of Sweden Business Industry), Swedish Energy Agency, H&M, Aztra Zeneca, Bombardier dan Business Sweden. (ZG).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar