Jumat, 02 Oktober 2009

DIALOG INDONESIA-UNI EROPA HAPUS HAMBATAN DAGANG

DIALOG INDONESIA-UNI EROPA HAPUS HAMBATAN DAGANG

London, 2/10 (ANTARA) - Forum dialog dua hari, European-Indonesia Business Dialog (EIBD), yang pertama diharapkan mampu membuka simpul berbagai hambatan perdagangan.

Dalam forum dialog itu, kata Dirjen Amerop-Deplu, Retno Marsudi, seperti diungkapkan Minister Counsellor KBRI Brusel P.L.E. Priatna, Jumat, pelaku dunia usaha dari kedua belah pihak dilakukan guna saling memahami regulasi, sekaligus mengikis hambatan perdagangan yang terjadi,
"Pembicaraan ini penting, di tengah setting baru kerjasama RI-Uni Eropa yang menjanjikan peluang," katanya kepada koresponden Antara London.

Dikatakannya kerjasama pemerintah dan kalangan pelaku usaha dalam forum dialog ekonomi semacam ini menjadi penting sebagai model kerjasama memasuki dunia global yang penuh peluang sekaligus tantangan.

"Indonesia menjadi negara ASEAN yang pertama dan negara kelima yang diajak Uni Eropa untuk berdialog. Inisiatif ini membuka wawasan baru di tengah persaingan usaha yang semakin besar dan perangkat regulasi dengan standar yang semakin rumit."
Pada kesempatan itu, Dubes RI untuk Belgia, Luksemburg, dan Uni Eropa, Nadjib Riphat Kesoema, mengharapkan forum dialog EIBD dapat dilanjutkan berdasar arah bisnis guna saling melepaskan hambatan yang merugikan peluang usaha.

Menurut dia, "Kedudukan Indonesia penting bagi kepentingan ekonomi Uni Eropa. Untuk itu, dialog ini menjadi sangat relevan untuk mendekatkan, mengidentifikasi masalah dan hambatan yang terjadi dilapangan."
Sementara itu, James Moran menyatakan investasi Uni Eropa di Indonesia mencapai 50 miliar Euro di sekitar 700 perusahaan dan memperkerjakan lebih dari 250 ribu orang.

Forum ini dibuka Dirjen Amerop Deplu Retno L.P.Marsudi dan James Moran, Direktur Asia-Ditjen Kerjasama Luar Negeri Komisi Eropa di Hotel Silken Berlaymont, Brussel, Kamis.

Priatna, juga mengatakan dalam forum itu juga hadir Duta Besar RI untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa, Nadjib Riphat Kesoema, didampingi Martani Huseini, Dirjen P2 HP-DKP, pejabat Uni Eropa dan sekitar 117 pengusaha dari Indonesia maupun Uni Eropa.

Forum dialog yang berlangsung du hari ini menampilkan Prof Mark Eyskens, Mantan Perdana Menteri Belgia. Prof Gilles Nancy (Univ Aix-Marseille), Thomas Darmawan dari Asosiasi Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia, Clifford Rees.

Selain itu, hadir Ketua Eurocham Jakarta, Ny Martina Kulhman, Penasehat Eurocham, Ewout Deurwaarder dari Nokia, Micky Hehuwat dari Kadin, Robiyanto Koestomo-Masyarakat Perhutanan, Bambang Seboko, Gapindo, Jansen Tangketasik dari Departemen Kehutan RI dan Shada Islam dari European Policy Center sebagai moderator.

Nadjib didampingi Retno Marsudi dan Martani Huseini sebelumnya mengadakan penjelasan dan tukar pendapat berbagai masalah, hambatan, dan peluang kerjasama ekonomi dengan UE bersama para peserta dari Indonesia di kantor KBRI Brussel di Woluwe. ***2***
(U-ZG/
(T.H-ZG/B/A027/A027) 02-10-2009 16:18:04

Tidak ada komentar: