Rais Abin Pimpin Delegasi Indonesia Dalam WVF
Jumat, 23 Oktober 2009 07:31 WIB | Peristiwa | Politik/Hankam | Dibaca 285 kali
Kopenhagen (ANTARA News) - Ketua Umum Legiun Veteran RI (LVRI) Letjen TNI (Purn) Rais Abin memimpin delegasi Indonesia dalam Sidang Umum Federasi Veteran Sedunia (World Veterans Federation/WVF) yang berlangsung di Kopenhagen Scandic, Kopenhagen City Centre, Denmark.
Sidang Umum ke-26 yang berlangsung sejak 19 Oktober itu diikuti sekitar 250 peserta dari 170 organisasi veteran di 86 negara, kata Rais Abin kepada koresponden ANTARA London Di KBRI Kopenhagen, Kamis.
Delegasi Indonesia yang terdiri atas Mayjen TNI (Purn) Bantu Hardjijo, Kadep Hublu LVRI dan Kahumas LVRI Brigjen Pol (Pur) Yusuf Chusein Saputra serta Ny Dewi Rais Abin, Ny Sukartini Bantu Hardjijo serta Ny Warsini Yusuf Chusein itu dijamu makan siang di KBRI Kopenhagen.
Rais Abin mengatakan dalam sidang umum itu dibahas mengenai keberadaan organisasi veteran sedunia dan kelangsungan hidup organisasi yang mewakili sekitar 25 juta veteran di seluruh dunia.
"Pembahasan utama dalam sidang itu adalah berapa lama umur organisasi WVF ini dapat dipertahankan dalam memberikan jasa bagi kemaslahatan anggotanya," ujar penerima Bintang Mahaputera Adipradana dari Presiden itu.
Ia mengatakan problem utama yang dihadapi organisasi WVF adalah masalah dana. "Sebagai organisasi yang berkedudukan di Paris sejak 60 tahun lalu, yang perayaan hari jadinya akan dilakukan di Paris tahun depan, WVF mengalami kesulitan keuangan," ujar Rais Abin.
Menurut Rais Abin, dalam siding tersebut juga dibahas berbagai resolusi yang diajukan oleh masing-masing negara anggota. Hanya saja pembahasan itu perlu dilakukan secara hati-hati dan menjauhkan diri dari persoalan politik.
Seperti halnya resolusi yang diajukan anggota veteran dari Israel yang bicara mengenai hak azasi manusia dengan meminta salah seorang tentaranya yang ditahan di Gaza dibebaskan.
Dalam hal seperti itu, katanya, LVRI tidak bisa ikut memberikan suara karena sudah menyangkut masalah politik.
Dalam sidang tersebut salah satu negara juga mengajukan resolusi mengenai tenaga nuklir, karena banyak negara memiliki pembangkit tenaga nuklir dan tidak mungkin masalah nuklir dibeda-bedakan antara satu negara dengan negara yang lain.
"Yang bisa kami perjuangkan adalah nuklir itu tidak digunakan sebagai alat perang," ujarnya.
Selain itu Rais Abin juga melihat masalah menarik lain yang dibahas dalam pertemuan itu, yaitu komite mengenai perempuan yang tidak perlu lagi dibahas, karena di Indonesia usaha menjamin hak azasi perempuan sudah dilaksanakan dengan baik.
Kopenhagen Akademi Militer Benteng yang menjadi tuan rumah Majelis Umum ke 26 WVF dan berkedudukan di Paris, merupakan lembaga internasional nirlaba, organisasi non-pemerintah independen non-politik dan non-sektarian.
Organisasi itu tidak melakukan diskriminasi atas dasar ras, etnis, agama, jenis kelamin atau identitas nasional, juga tidak membolehkan anggotanya untuk melakukan hal itu.
WVF didirikan di Paris, Prancis pada 1950 oleh organisasi veteran dari delapan negara yaitu, Belgia, Prancis, Italia, Luksemburg, Belanda, Turki, Amerika Serikat dan Yugoslavia. Awalnya bernama Federasi Internasional Organisasi Veteran Perang.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar