INDONESIA DAN ASEM TINGKATKAN KERJA SAMA KEPABEANAN
London, 18/10 (ANTARA) - Indonesia dan anggota Asia-Europe Meeting (ASEM) sepakat untuk meningkatkan kerja sama lebih erat antarlembaga kepabeanan yang berperan penting di perbatasan masing-masing negara.
Hal itu terungkap dalam "Deklarasi Heraklion" sidang ke-8 "ASEM Customs DGs/Commissioners Meeting" di Heraklion, yang diadakan di Pulau Kreta, Yunani, demikian Fungsi Ekonomi, KBRI Athena, Widya Sinedu, kepada koresponden Antara London, Minggu.
ASEM adalah forum dialog penting antara Eropa dan Asia, sekaligus saluran multilateral utama untuk komunikasi dan dialog antara Asia dan Eropa sejak tahun 1996.
Pertemuan ASEM yang dibuka Direktur Jenderal Bea Cukai Yunani, Nikolaos Vernadakis, dihadiri pejabat setingkat Direktur Jenderal Bea Cukai dari 45 negara anggota ASEM.
Delegasi Indonesia dipimpin Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Anwar Suprijadi, didampingi Direktur Kepabeanan Internasional, M Wahyu Purnomo, serta pejabat dari KBRI Athena dan Brussels.
Dirjen Anwar Suprijadi seusai sidang menyampaikan pentingnya Mutual Recognition Arrangement dalam meningkatkan kerja sama di bidang kepabeanan yang perlu terus didorong.
Para Direktur Jenderal Bea Cukai negara anggota ASEM yang bersidang sejak 15 Oktober, sepakat mengambil langkah nyata dalam mencapai sasaran di sektor yang menjadi prioritas bersama negara di Asia dan Eropa.
Diantaranya kerja sama dan pertukaran penegakan hukum kepabeanan di bidang HAKI, pendekatan terkoordinasi memberantas penyelundupan obat terlarang dan benda merusak masyarakat, serta pemanfaatan teknik dan prosedur beacukai yang modern.
Menurut Widya Sinedu, selain itu disepakati kerja sama dengan badan internasional lainnya seperti the World Customs Organization (WCO) yang bertujuan mempercepat implementasi peraturan internasional terkait bea cukai, bekerja sama dengan komunitas bisnis dan memastikan perlindungan lingkungan.
Dikatakannya, secara khusus juga disepakati untuk memfokuskan kegiatan, di antanya meninjau kembali dan merekomendasikan kepada para menteri ASEM mengenai "Trade Facilitation Action Plan (TFAP)" di bidang kepabeanan periode 2010-2011.
Dalam pertemuan itu juga para peserta sepakat untuk mengimplementasikan dan mengevaluasi rencana aksi pemberantasan pelanggaran HAKI dan menyiapkan makalah mengenai "good practices" penerapan "customs IPR enforcement".
Selain itu juga menegakkan undang-undang lingkungan serta menjajaki peran kepabeanan ASEM dalam menegakkan peraturan mengenai perlindungan lingkungan.
Disepakati pula pelibatan komunitas bisnis dalam proses ASEM dengan menyelenggarakan ASEM Custom-Trade-Day yang memberikan input di sektor perdagangan serta penyusunan bahan mengenai "good practices", pembentukan mekanisme dialog konsultasi dan pertukaran informasi.
Para peserta sepakat Thailand menjadi tuan rumah penyelenggaraan 9th ASEM Customs DGs/Commissioners Meeting pada tahun 2011.
ASEM Customs DGs/Commissioners Meeting merupakan forum yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali untuk membahas masalah kepabeanan dan isu-isu perdagangan yang menjadi kepentingan bersama antaranggota.
Di sela-sela pertemuan, peserta ASEM juga berkesempatan mengadakan kunjungan ke tempat bersejarah di Kota Heraklion, Pulau Kreta, yaitu Koules, museum sejarah kreta, museum arkeologi, Istana Knossos, tembok Venesia, makam Nikos Kazantzakis, Gotyna dan Phaestos. ***5***
(T.H-ZG/B/P004/P004) 18-10-2009 09:24:31
Tidak ada komentar:
Posting Komentar