Sabtu, 31 Oktober 2009

Film Indonesia Berlaga di Roma

Film Indonesia Berlaga di Roma
Sabtu, 31 Oktober 2009 07:16 WIB | Hiburan | Film/TV | Dibaca 576 kali
London (ANTARA News) - Tiga film dokumenter dan satu film Indonesia terpilih masuk kompetisi pada Asiaticafilmmediale (Festival Film Asia) ke-10 di Roma, Italia yang berlangsung hingga 7 November mendatang.

Ketiga film dokumenter tersebut adalah "Harimau Yang Lapar" (HYL), "Pertaruhan", dan "Heaven for Insanity", sedangkan film terpilih adalah "Jamila dan Sang Presiden", demikian Counsellor Pensosbud KBRI Roma, Musurifun Lajawa kepada koresponden ANTARA London, Sabtu.

Menurut Musurifun Lajawa, Asiaticafilmmediale adalah festival film tahunan yang diselenggarakan Asosiasi Kebudayaan Mnemosyne, bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan Italia dan Pemerintah Kota Roma.

Dikatakannya, festival bertujuan memperkenalkan karya-karya film Asia yang bermutu, namun tidak banyak dikenal di dunia internasional, termasuk Eropa.

Saat ini tercatat sekitar 50 karya film dari 20 negara di Asia, diantaranya, China, India, Indonesia, Jepang, dan Korea.

Selain pemutaran film, festival ini juga menyelenggarakan seminar dan diskusi untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat Italia terhadap perkembangan dunia perfilman (cinematography) dan kesusastraan Asia.

Para tokoh perfilman Indonesia yang hadir pada festival film bergengsi dengan tema Encounters with Asian Cinema ini, diantaranya, Ratna Sarumpaet, sutradara, dan Atiqah Hasiholan, pemeran utama "Jamila dan Sang Presiden"; serta Rob Allyn, screenplay, dan Dewi Beck, co-producer HYL.

Sementara itu, co-produser Harimau Yang Lapar, Dewi Beck, Indonesia memiliki sejarah perfilman yang panjang, tetapi masih menghadapi banyak tantangan terutama dari segi biaya dan pasar.

Namun demikian, industri perfilman Indonesia terbukti cukup tangguh dan mampu menghasilkan produk-produk bermutu, ujarnya.

Selain itu, tercermin dari masuknya film-film Indonesia, termasuk HYL dalam daftar kompetisi pada festival film di Roma yang akan dibuka besok.

HYL berkisah tentang harapan untuk masa depan Indonesia dalam mengatasi masalah kemiskinan, pangan, gizi, dan pendidikan. Dengan demikian, dokumenter ini sangat tepat ditayangkan menjelang 3rd World Food Summit (KTT Pangan) yang akan berlangsung di Roma pada 16-18 November 2009.

Indonesia mengikuti festival Asiaticafilmmediale sejak tahun 2001, dengan menampilkan film Tanjung Priok (2001), Rindu Kami Padamu (2005), dan Film Indonesia (2006), demikian Musurifun Lajawa. (*)

COPYRIGHT © 2009

Tidak ada komentar: