INDONESIA
PERTAMA TAMPIL DI PERKAMPUNGAN INTERNASIONAL CANNES
Cannes, Prancis, 19/5 (Antara) - Indonesia untuk pertama
kalinya tampil bersama sejumlah negara di perkampungan internasional
Cannes, Prancis, yang menjadi pusat miniatur film, ditandai
berkibarnya bendera Merah Putih.
"Bendera kebangsaan kita berkibar bersama dari
sejumlah negara seperti Libanon, Tahiti, Kosovo, Latvia, Lithuania,
Prancis, Swedia, Panama, Finlandia, Norwegia dan Portugal," kata
Staf Khusus Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Cokorda Istri Dewi
kepada Antara London, Minggu.
Keikutsertaan Indonesia di Village International 2013
merupakan yang pertama kalinya. Berlokasi di sepanjang pantai Cannes,
Pantiero Village International merupakan miniatur perfilman dunia.
Hal itu, katanya, menunjukkan kemajuan dan pencapain
perfilman masing-masing negara, termasuk kebijakan dan promosi kerja
sama perfilman antarnegara. Kawasan tersebut juga menjadi lokasi
produksi film internasional.
Partisipasi Indonesia di Festival Film Cannes 2013 yang
dikenal paling bergengsi di dunia diselenggarakan sejak tahun 1946,
berlangsung tanggal 15 - 26 Mei 2013. Indonesia mengirimkan film Sang
Penari untuk kompetisi kategori Cannes Senior dan Rectroverso yang
mengangkat lima cerita dengan sutradara nasional.
Dalam Festival Film Cannes ke-66 tahun ini Indonesia
sudah tampil selama lima tahun berturut turut di booth Marché du
Film yang merupakan pasar film terbesar di dunia bagian dari program
Cannes Film Festival. Indonesia mempromosikan sebanyak 50 film
nasional. Setiap tahunnya sekitar 10,000 pebisnis film bertemu di
pasar film ini.
Menurut Cokorda Istri Dewi, selama festival Cannes,
Indonesia melakukan distribusi informasi tentang perkembangan,
kebijakan perfilman dan promosi sebagai lokasi produksi film
international.
Selain aktivitas di pasar film, dalam rangka memperluas
jaringan bisnis dilakukan Cocktail Party Indonesia Cinema bersama
insan dan media perfilman internasional bekerja sama dengan
Pemerintah Kota Cannes.
Sementara itu pegiat perfilman John Badalu, kepada
Antara mengatakan sudah saatnya Indonesia memiliki pavilion di
Village Internasional Cannes, apalagi film-film nasional sudah mulai
diperhitungkan di dunia internasional.
Diakui bahwa film karya Usmar Ismail, Lewat Jam Malam,
tahun lalu masuk dalam festival film Cannes untuk kategori Cannes
klasik. "Film bagus di festival bergensi, selalu menjadi
kenangan," ujarnya.
Menurut John Badalu, tahun ini tidak ada film Indonesia
yang cukup kuat untuk masuk dalam festival. Sebenarnya banyak film
Indonesia yang tidak kalah dengan karya dari negara lain. Apalagi
Indonesia memiliki banyak tempat bagus untuk pengambilan gambar,
hanya saja keberadaan film nasional kurang dipromosikan.
Kehadiran paviliun Indonesia di Village Internasional
merupakan langkah maju dalam perfilman dan eksistensi film nasional
di pasar dunia makin diakui, demikian John Badalu. ***3***
(T.H-ZG/B/T.
Susilo/T. Susilo) 19-05-2013 23:49:52
Tidak ada komentar:
Posting Komentar