MAROKO
STRATEGIS JADI PINTU MASUK KAWASAN AFRIKA
London, 5/5 (Antara) - Letak geografis Maroko yang berada di utara
Afrika dinilai strategis bagi negara lain, termasuk Indonesia,
sebagai pintu masuk ke sejumlah negara di kawasan tersebut, seperti
Aljazair, Libya, Nigeria, Mali dan Mauritania.
Hal itu terungkap dalam Forum Ekonomi Indonesia - Maroko yang
diadakan Pemerintah Indonesia dalam hal ini KBRI Rabat bekerja sama
dengan Kementerian Luar Negeri RI dan pihak Maroko di Hotel La Tour
Hasan, Rabat, baru baru ini.
Menurut Koordinator Media Informasi PPI Maroko, Kusnadi El-Ghezwa
kepada Antara London, Minggu, forum yang diadakan sebagai upaya
pemerintah dalam memperkuat kerja sama hubungan ekonomi dan
perdaganagan antarkedua Negara.
Forum digelar berkaitan dengan pekan pameran dan kerajinan Indonesia
yang berlangsung selama seminggu dari tanggal 29 April hingga 5 Mei
di Mega Mall Rabat, dihadiri sekitar 50 pengusaha di Maroko.
Para pembicara dalam forum bisnis di ibu kota Maroko ini Dubes RI
Tosari Widjaja, Wagub Jatim Saifullah Yusuf, Konsul Kehormatan Maroko
di Surabaya M Jamal Ghozy.
Sementara dari Maroko, Sekjen Kementerian Industri dan Teknologi
Maroko El Aid Mahsoussi, Vice President CGEM Abdelkader Benbenkhaled,
Sekjen Penguatan Ekspor Maroko ke Indonesia M Larbo Bourobo.
Dubes RI untuk Kerajaan Maroko H. Tosari Widjaja mengatakan posisi
ngranya yang berada pada pertemuan dua samudera yaitu Atlantik dan
Mediterania, cukup strategis bagi lalu lintas barang melalui laut.
Akses Maroko yang cukup dekat ke Spanyol dapat dijadikan pintu masuk
ke daratan Eropa, ujarnya.
Dalam pertemuan ini telah dibahas beberapa hal penting mengenai
peluang dan tantangan bagi para pengusaha Indonesia dalam
memfasilitasi pangsa pasar beraneka ragam produk dan kerajinan khas
Indonesia ke Afrika, Timur Tengah, Eropa dan Amerika Utara.
Menurut H. Husnul Amal, MA, Sekpri Dubes RI untuk Kerajaan Maroko,
hubungan budaya, ekonomi dan politik yang kuat antara Indonesia
dengan Maroko menjadikan negara itu sebagai gerbang ekonomi dan
perdagangan ke seluruh negara-negara Afrika lainnya.
Namun ada beberapa kendala yang harus diatasi oleh kedua Negara,
seperti belum adanya transportasi yang terhubung langsung antara
Indonesia dan Maroko.
Hal itu menyebabkan biaya tinggi dan masih minimnya nilai impor
maupun ekspor antara dua negara tersebut, ujar H. Husnul, MA.
Di akhir forum ini hampir semua pembicara sepakat untuk terus
meningkatkan hubungan ekonomi antarkedua Negara dengan harapan
Maroko bisa menjadi gerbang ekonomi dan perdagangan ke seluruh negara
Afrika lainnya dan Eropa. ***3***
(ZG)
(T.H-ZG/B/T.
Susilo/T. Susilo) 05-05-2013 07:13:12
INDONESIA
RAIH TRANSAKSI DALAM ESE 2013
London, 3/5 (ANTARA) - Indonesia berhasil meraih transaksi senilai
36,2 juta dolar dalam pameran pangan laut terbesar di dunia, European
Seafood Exposition (ESE) 2013, yang diselenggarakan di Brussel,
Belgia, baru baru ini.
Duta Besar RI untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa Arif Havas
Oegroseno kepada ANTARA London, Jumat mengatakan angka tersebut lebih
tinggi dari capaian tahun-tahun sebelumnya, yaitu sebesar 34,5 juta
dolar AS di tahun 2012 dan 32,1 juta dolar di 2011.
Dalam kesempatan pameran tersebut, ditandatangani pula dua MoU, yakni
antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI dengan CBI (Center
for Promotion of Imports from Developing Countries) dan antara KKP
dengan SIPPO (Swiss Import Promotion Program).
European Seafood Exposition (ESE) ke-21 diselenggarakan Seafood
Processing Europe ke-15 yang diadakan bersamaan berhasil menarik
lebih dari 25.000 top buyers dan top sellers dari berbagai belahan
dunia.
Peserta pameran berasal dari lebih dari 70 negara sedangkan buyers
datang dari 140 negara di dunia dan merepresentasikan berbagai
kategori utama purchasing seperti importir dan eksportir, broker,
trader, processor, fishing company & aquaculture, distribution/
wholesale, serta foodservicing and catering.
Tahun ini terdapat 11 pengusaha pangan laut swasta yang
berpartisipasi dalam ESE, baik difasilitasi oleh Kementerian Kelautan
dan Perikanan (KKP) RI maupun oleh CBI (Center for Promotion of
Imports from Developing Countries),
Peserta lainnya yaitu PT Central Proteina Prima, Bahari Biru
Nusantara, Bumi Menara Internusa, Dharma Samudera Fishing Industry
Tbk, Inti Lautan Fajar Abadi, Istana Cipta Sembada (ICS), Pacific
Harvest CV, Rex Canning, Toba Seafood & Surimi Industries, Tuna
Permata Rezeki, dan Wirontono Baru.
Selama pameran, Paviliun Indonesia menampilkan demo memasak pangan
laut. Demo ini mendapat tanggapan positif dari para pengunjung
pameran yang berkesempatan menikmati pangan laut produksi Indonesia.
Duta Besar RI untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa Arif Havas
Oegroseno mengatakan potensi pasar ikan dan pangan laut lainnya di
Uni Eropa sangat besar mengingat 80 persen kebutuhan ikan dan pangan
laut Uni Eropa dipenuhi dari impor negara lain.
Indonesia memiliki banyak peluang peningkatan ekspor produk ikan dan
pangan laut lainnya ke Uni Eropa karena dibandingkan dengan kapasitas
yang dimiliki, ekspor Indonesia yang baru menempati pangsa sebesar
tiga persen.
Ia juga mengatakan kendala di produk ikan dan pangan laut lainnya
asal Indonesia ke Uni Eropa utamanya adalah kemampuan menjaga
kualitas pemrosesan hasil ikan.
Hal ini sebenarnya dapat diatasi melalui kerjasama semua pihak
terkait di Indonesia, khususnya pemerintah provinsi dan swasta, untuk
peningkatan kapasitas dan kualitas produk ikan dan ekspor pangan laut
Indonesia. Penyelenggaraan ESE berikutnya akan diadakan pada 6-8 Mei
mendatang. ***3***
T.ZG
(T.H-ZG/B/S.
Suryatie/S. Suryatie) 03-05-2013 08:45:18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar