Rabu, 08 Mei 2013

MAROKO


MAROKO STRATEGIS JADI PINTU MASUK KAWASAN AFRIKA

London, 5/5 (Antara) - Letak geografis Maroko yang berada di utara Afrika dinilai strategis bagi negara lain, termasuk Indonesia, sebagai pintu masuk ke sejumlah negara di kawasan tersebut, seperti Aljazair, Libya, Nigeria, Mali dan Mauritania.

Hal itu terungkap dalam Forum Ekonomi Indonesia - Maroko yang diadakan Pemerintah Indonesia dalam hal ini KBRI Rabat bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri RI dan pihak Maroko di Hotel La Tour Hasan, Rabat, baru baru ini.

Menurut Koordinator Media Informasi PPI Maroko, Kusnadi El-Ghezwa kepada Antara London, Minggu, forum yang diadakan sebagai upaya pemerintah dalam memperkuat kerja sama hubungan ekonomi dan perdaganagan antarkedua Negara.

Forum digelar berkaitan dengan pekan pameran dan kerajinan Indonesia yang berlangsung selama seminggu dari tanggal 29 April hingga 5 Mei di Mega Mall Rabat, dihadiri sekitar 50 pengusaha di Maroko.

Para pembicara dalam forum bisnis di ibu kota Maroko ini Dubes RI Tosari Widjaja, Wagub Jatim Saifullah Yusuf, Konsul Kehormatan Maroko di Surabaya M Jamal Ghozy.

Sementara dari Maroko, Sekjen Kementerian Industri dan Teknologi Maroko El Aid Mahsoussi, Vice President CGEM Abdelkader Benbenkhaled, Sekjen Penguatan Ekspor Maroko ke Indonesia M Larbo Bourobo.

Dubes RI untuk Kerajaan Maroko H. Tosari Widjaja mengatakan posisi ngranya yang berada pada pertemuan dua samudera yaitu Atlantik dan Mediterania, cukup strategis bagi lalu lintas barang melalui laut. Akses Maroko yang cukup dekat ke Spanyol dapat dijadikan pintu masuk ke daratan Eropa, ujarnya.

Dalam pertemuan ini telah dibahas beberapa hal penting mengenai peluang dan tantangan bagi para pengusaha Indonesia dalam memfasilitasi pangsa pasar beraneka ragam produk dan kerajinan khas Indonesia ke Afrika, Timur Tengah, Eropa dan Amerika Utara.

Menurut H. Husnul Amal, MA, Sekpri Dubes RI untuk Kerajaan Maroko, hubungan budaya, ekonomi dan politik yang kuat antara Indonesia dengan Maroko menjadikan negara itu sebagai gerbang ekonomi dan perdagangan ke seluruh negara-negara Afrika lainnya.

Namun ada beberapa kendala yang harus diatasi oleh kedua Negara, seperti belum adanya transportasi yang terhubung langsung antara Indonesia dan Maroko.

Hal itu menyebabkan biaya tinggi dan masih minimnya nilai impor maupun ekspor antara dua negara tersebut, ujar H. Husnul, MA.

Di akhir forum ini hampir semua pembicara sepakat untuk terus meningkatkan hubungan ekonomi antarkedua Negara dengan harapan Maroko bisa menjadi gerbang ekonomi dan perdagangan ke seluruh negara Afrika lainnya dan Eropa. ***3***
(ZG)
(T.H-ZG/B/T. Susilo/T. Susilo) 05-05-2013 07:13:12

INDONESIA RAIH TRANSAKSI DALAM ESE 2013

London, 3/5 (ANTARA) - Indonesia berhasil meraih transaksi senilai 36,2 juta dolar dalam pameran pangan laut terbesar di dunia, European Seafood Exposition (ESE) 2013, yang diselenggarakan di Brussel, Belgia, baru baru ini.

Duta Besar RI untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa Arif Havas Oegroseno kepada ANTARA London, Jumat mengatakan angka tersebut lebih tinggi dari capaian tahun-tahun sebelumnya, yaitu sebesar 34,5 juta dolar AS di tahun 2012 dan 32,1 juta dolar di 2011.

Dalam kesempatan pameran tersebut, ditandatangani pula dua MoU, yakni antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI dengan CBI (Center for Promotion of Imports from Developing Countries) dan antara KKP dengan SIPPO (Swiss Import Promotion Program).

European Seafood Exposition (ESE) ke-21 diselenggarakan Seafood Processing Europe ke-15 yang diadakan bersamaan berhasil menarik lebih dari 25.000 top buyers dan top sellers dari berbagai belahan dunia.

Peserta pameran berasal dari lebih dari 70 negara sedangkan buyers datang dari 140 negara di dunia dan merepresentasikan berbagai kategori utama purchasing seperti importir dan eksportir, broker, trader, processor, fishing company & aquaculture, distribution/ wholesale, serta foodservicing and catering.

Tahun ini terdapat 11 pengusaha pangan laut swasta yang berpartisipasi dalam ESE, baik difasilitasi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI maupun oleh CBI (Center for Promotion of Imports from Developing Countries),
Peserta lainnya yaitu PT Central Proteina Prima, Bahari Biru Nusantara, Bumi Menara Internusa, Dharma Samudera Fishing Industry Tbk, Inti Lautan Fajar Abadi, Istana Cipta Sembada (ICS), Pacific Harvest CV, Rex Canning, Toba Seafood & Surimi Industries, Tuna Permata Rezeki, dan Wirontono Baru.

Selama pameran, Paviliun Indonesia menampilkan demo memasak pangan laut. Demo ini mendapat tanggapan positif dari para pengunjung pameran yang berkesempatan menikmati pangan laut produksi Indonesia.

Duta Besar RI untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa Arif Havas Oegroseno mengatakan potensi pasar ikan dan pangan laut lainnya di Uni Eropa sangat besar mengingat 80 persen kebutuhan ikan dan pangan laut Uni Eropa dipenuhi dari impor negara lain.

Indonesia memiliki banyak peluang peningkatan ekspor produk ikan dan pangan laut lainnya ke Uni Eropa karena dibandingkan dengan kapasitas yang dimiliki, ekspor Indonesia yang baru menempati pangsa sebesar tiga persen.

Ia juga mengatakan kendala di produk ikan dan pangan laut lainnya asal Indonesia ke Uni Eropa utamanya adalah kemampuan menjaga kualitas pemrosesan hasil ikan.

Hal ini sebenarnya dapat diatasi melalui kerjasama semua pihak terkait di Indonesia, khususnya pemerintah provinsi dan swasta, untuk peningkatan kapasitas dan kualitas produk ikan dan ekspor pangan laut Indonesia. Penyelenggaraan ESE berikutnya akan diadakan pada 6-8 Mei mendatang. ***3***
T.ZG
(T.H-ZG/B/S. Suryatie/S. Suryatie) 03-05-2013 08:45:18

Tidak ada komentar: