SANG
PENARI DAN RECTOVERSO DIPUTAR DI CANNES
Oleh
Zeinita Gibbons
London
13/5 (ANTARA) - Film "Sang Penari" yang disutradarai Ifa
Isfansyah, diputar dalam Festival Film Cannes ke-66 dan ikut
kompetisi kategori Competition Cannes Senior category berlangsung di
kota Cannes, Perancis dari tanggal 15-26 Mei 2013.
Kasubdit Festival dan Eksibisi Film, Direktorat Pengembangan Industri
Perfilman, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)
RI, Molly Prabawaty kepada ANTARA London, Senin mengatakan selain
"Sang Penari" film Indonesia lainnya "Rectoverso"
juga diputar dalam European Premiere, di seksi Antipoedes, Cannes
Cinephile 2013.
Sang Penari menceritakan kisah seorang penari bernama Srintil
diperankan Prisia Nasution merupakan adaptasi dari novel trilogi
Ronggeng Dukuh Paruk karya penulis asal Banyumas, Jawa Tengah Ahmad
Tohari.
Selain Prisia film tersebut juga dibintangi Nyoman Oka Antara, Slamet
Rahardjo, Dewi Irawan, Landung Simatupang, Hendro Djarot, Happy
Salma, Teuku Rifnu, Tio Pakusadewo, Lukman Sardi.
Film Sang Penari menceritakan kisah cinta tragis seorang pemuda desa
bernama Rasus (Oka Antara) dengan penari ronggeng bernama Srintil di
desa kecil yang dirundung kemiskinan, kelaparan, dan kebodohan dengan
setting Indonesia tahun 1960-an yang penuh gejolak politik.
Sementara itu "Rectoverso" adalah film omnibus atau
antologi Indonesia bernuansa cinta yang dirilis pada 14 Februari
2013, merupakan adaptasi dari novel karya Dewi "Dee"
Lestari berjudul Rectoverso yang dirilis pada 2008.
Film
Rectoverso pertama adalah "Malaikat Juga Tahu" yang
disutradara - Marcella Zalianty dan menulis Skenario Ve Handojo,
kedua film "Firasat" disutradarai Rachel Maryam dan penulis
skenario Indra Herlambang.
Selain itu film "Cicak di Dinding" disutradara Cathy Sharon
dengan penulis skenario Ve Handojo, film "Curhat buat Sahabat"
disutradarai Olga Lydia dan penulis skenario Ilya Sigma dan dan
Priesnanda Dwi Satria, sedangkan film "Hanya Isyarat"
disutradarai Happy Salma dan penulis Skenario Key Mangunsong.
Menurut Molly Prabawaty, Film Indonesia yang pernah mendapat
penghargaan selama penyelenggaraan festival film Cannes adalah Film
Tjoet Nja` Dhien Best International Film pada tahun 1989. Daun Di
Atas Bantal diputar dalam sesi Un Certain Regard tahun 1998 dan film
Kara, Anak Sebatang Pohon diputar di Quinzaine des Realisateurs
Cannes International Film Festival 2005
Dikatakannya dalam Festival Film Cannes yang paling bergengsi di
dunia diadakan pertama kali tahun 1946 di kota peristirahatan Cannes
di Perancis bagian selatan, Indonesia juga akan mempromosikan
sebanyak 50 film di booth Indonesian Cinema di Marche du Film selama
festival film Cannes berlangsung. ***4***
(ZG)
(T.H-ZG/B/Subagyo/C/Subagyo)
13-05-2013 17:09:25
Tidak ada komentar:
Posting Komentar