WAMENAG:
FORUM DIALOG KERUKUNAN PERKUAT HUBUNGAN RI-BULGARIA
Sofia, Bulgaria, 30/4 (Antara) - Wakil Menteri Agama Prof Dr
Nasaruddin Umar, MA menyatakan keyakinannya forum dialog
intercultural antara Indonesia dan Bulgaria yang merupakan bagian
dari "soft diplomacy" akan memberikan konstribusi dalam
memperkuat hubungan tradisional dan nilai-nilai demokrasi di kedua
negara.
Hal itu disampaikan Wamenag dalam acara forum dialog Bulgarian and
Indonesian "Intercultural Dialog" dengan tema promosi
saling pengertian kebudayaan dan agama yang diadakan di Kementerian
Luar Negeri Bulgaria Institute Diplomatic bekerjasama dengan
Universitas Sofia dan KBRI Sofia , Senin.
Forum dialog diikuti sekitar 100 peserta dari berbagai kalangan
seperti pemerintahan, akademi, tokoh masyarakat, para pelajar dari
sekolah institute diplomat, wakil dari Kementerian kebudayaan
Bulgaria dan Friends of Indonesia.
Dikatakannya Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia yang
moderat dan menjunjung tinggi toleransi, sementara Bulgaria dikenal
sebagai "melting point" peradaban dunia seperti agama-agama
orthodox, Islam dan Katolik.
Tradisi toleransi beragama di masing-masing negara, sama-sama
mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah kedua Negara, ujarnya.
Menurut Wamenag, kondisi tersebut sangat tepat dengan
diselenggarakannya forum "inter cultural dialogue" dalam
upaya meningkatkan hubungan "People to People".
Sementara itu Wakil Menteri Kebudayaan Bulgaria, Deyana Danailova
mengatakan hubungan kerjasama kebudayaan dengan Indonesia telah
dilakukan sejak lama sebelum ditandatanganinya nota kesepahaman (MoU)
kerjasama di bidang kebudayaan.
Meskipun secara geographis letak kedua negara sangat jauh, namun
hubungan kerjasama kebudayaan kedua negara semakin meningkat
khususnya di bidang pendidikan, olahraga dan seni budaya.
Dutabesar RI untuk Sofia Bunyan Saptomo mengatakan "Inter-Cultural
dialogue" merupakan salah satu implementasi dari hasil
kesepakatan ASEM Summit di Laos tahun lalu dimana Bulgaria juga
berpartisipasi. Dikatakannya, kesepakatan itu menekankan pentingnya
memperdalam dan memperluas "interfaith dialogue" diantara
negara-negara anggota ASEM guna mempromosikan perdamaian khususnya
"people to people contact".
Sementara itu Direktur Diplomatic Institut Tanya Mihaylova,
mengatakan salah satu misi dari Institut Diplomatik Kementerian luar
negeri Bulgaria adalah memberikan pelatihan kepada diplomat untuk
menjadi mediator yang handal dalam menengahi dialog antara
negara/pemerintah dengan masyarakat, termasuk dialog antar budaya,
agama guna menghindari konflik.
"Inter Cultural dialogue" ini merupakan upaya kedua negara
untuk mempromosikan toleransi di dalam perbedaan budaya
masing-masing, ujarnya.
Dalam forum diskusi itu juga dibahas mengenai "Multicultural
Education as a Foundation of Peace and Unity of a Nation in Indonesia
and Bulgaria" yang disampaikan Dr. Pudentia Maria Purenti
dari Universitas Indonesia dan Prof. Alexander Fedotov, Dekan the
Center for Eastern Languages and Cultures to the Sofia University
"St. Kliment Ohridski" dengan moderator Dr. Galina Sokolova
- wakil Dekan Faculty of Classical and Modern Philology, Sofia
University
Sementara itu Wamenag juga membahas thema "Role of the
Government and Religious Leaders in the Promotion of Cultural and
Religious Tolerance in Indonesia and Bulgaria" bersama Emil
Velinov, Director of the "Religious Issues" Directorate to
the Bulgarian Council of Ministers
Mengenai peranan media "Role of Media and Civil Society in the
Promotion of Cultural and Religious Tolerance in Indonesia and
Europe" disampaikan Asen Asenov, Editor of One Magazine dan.
Zeynita Gibbons, Koreponden LKBN Antara London. ***4***
(ZG)
(T.H-ZG/B/E.S.
Syafei/E.S. Syafei) 30-04-2013 11:48:10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar