UTUSAN
KHUSUS INGGRIS AKUI KEMAJUAN EKONOMI INDONESIA
London, 9/8 (ANTARA) - Utusan Khusus Perdagangan Inggris untuk
Indonesia, Richard Graham mengakui kemajuan ekonomi Indonesia yang
menawarkan banyak peluang bagi kalangan usaha Inggris.
Hal ini disampaikan Richard Graham pada temu bisnis "Meet the
Ambassador: Opportunities in Indonesia" yang diselenggarakan
UK-ASEAN Business Council (UKABC) bekerja sama dengan KBRI London
Rabu, di Westminster Conference Centre, London.
Sekretaris Tiga KBRI London, Silvia Malau kepada ANTARA London
mengatakan pertemuan itu dihadiri sekitar 80 pengusaha Inggris dan
para pejabat terkait dari UKABC dan UK Trade and Investment (UKTI)
dipandu Richard Graham.
Richard Graham belum lama kembali dari kunjungan misi dagangnya ke
Indonesia pada 21-26 April dalam rangka mengembangkan kerja sama
perdagangan Indonesia-Inggris di bidang infrastruktur transportasi
dan sektor kedirgantaraan dan pendidikan.
Dubes RI Hamzah Thayeb dalam sambutannya menyebutkan empat area kerja
sama potensial yang menjadi fokus Indonesia, yaitu sektor industri
manufaktur, infrastruktur, pendidikan dan "green growth".
Sektor ini diharapkan sejalan dengan keunggulan Inggris di bidang
pendidikan serta teknologi dan inovasi.
Dubes Hamzah Thayeb mengatakan aliran investasi Inggris ke Indonesia
menunjukkan kecenderungan yang menggembirakan. Pada tahun 2012,
realisasi Inggris mencapai 934,36 juta dolar AS atau meningkat dua
kali lipat lebih dibanding tahun sebelumnya senilai 418,98 juta dolar
AS.
Pada triwulan pertama 2013, realisasi Inggris sebesar 500 juta dolar
AS (7,7 persen) sehingga menempatkan Inggris pada peringkat ke-5
daftar investor asing utama Indonesia untuk sementara ini.
Acara "Meet the Ambassador: Opportunities in Indonesia"
menghadirkan para pejabat terkait di bidang ekonomi KBRI London dan
Kantor Perwakilan BKPM di London yakni Minister Counsellor for
Economic Affairs, Masriati Pratama, Atase Perdagangan Merry Maryati
serta Kepala Perwakilan BKPM London JS Meyer Siburian.
Kepada kalangan usaha Inggris, Masriati Pratama menyampaikan sejumlah
indikator terkini makroekonomi Indonesia khususnya pertumbuhan
ekonomi Indonesia yang mencapai rata-rata 5,9 persen dalam kurun lima
tahun terakhir.
Ditekankan pula mengenai kemampuan Pemerintah Indonesia untuk
menurunkan tingkat rasio hutang terhadap PDB dan menjaga target
inflasi satu digit.
Atase Perdagangan KBRI London, Merry Maryati menyampaikan nilai
ekspor Indonesia-Inggris masih di bawah satu persen pasar impor
sehingga dinilai kurang maksimal sehingga volume perdagangan perlu
ditingkatkan.
Sementara itu Kepala Kantor Perwakilan BKPM London, JS Meyer Siburian
memaparkan berbagai peluang investasi di enam koridor Master Plan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di
Indonesia.
Meyer Siburian menjelaskan berbagai insentif yang diberikan
Pemerintah Indonesia bagi investasi asing masuk ke Indonesia di
sektor-sektor prioritas seperti industri logam, permesinan, energi
terbarukan dan komunikasi.
Sementara Ian Roberts, Managing Director PT. Pamerindo Indonesia yang
telah 12 tahun mengelola usaha event organiser di Indonesia juga
mengakui pesatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kepada kalangan usaha Inggris yang hadir, Ian Robert menekankan
pentingnya membina hubungan dengan mitra lokal, khususnya kamar
dagang dan indutri setempat. Ian Roberts menyebutkan bahwa
keberhasilan usahanya didukung oleh aturan investasi dan fasilitas
perbankan yang memadai.
Dalam temu usaha juga diperkenalkan kuliner Indonesia. Pendiri Indo
Direct Foods (IDF), perusahaan Indonesia pemasok produk makanan
Indonesia di London, Tiwi Price mempromosikan produk makanan dan
minuman Indonesia seperti minuman beer Bintang yang cukup dikenal,
arak dan berem Bali Dewi Sri, minuman teh Sostro, kopi luwak serta
makanan ringan asal Indonesia.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian temu bisnis yang
digagas UKABC untuk perwakilan negara-negara anggota ASEAN di London
untuk meningkatkan profil ASEAN, khususnya peluang ekonomi di
masing-masing negara-negara anggota ASEAN, kepada kalangan usaha di
Inggris.
UKABC diresmikan pada November 2011 di Jakarta oleh Menteri Bisnis,
Inovasi dan Keterampilan Inggris, Vince Cable UKABC dalam rangka
peningkatan hubungan perdagangan dan investasi antara Inggris dan
ASEAN.
UKABC saat ini dipimpin Lord Davies of Abersoch dan didukung oleh
Advisory Panel yang terdiri dari 12 orang perwakilan dari kalangan
usaha Inggris yang telah mengembangkan bisnisnya di Indonesia.
***3***
(ZG)
(T.H-ZG/B/S.
Suryatie/S. Suryatie) 09-05-2013 12:00:14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar