ANTROPOLOG
BELANDA: KERAJINAN TENUN ULOS TERANCAM PUNAH
Oleh
Zeynita Gibbons
London, 29/5 (Antara) - Antropolog Belanda Sandra
Niessen mengatakan kerajinan tenun ulos Batak mengalami kelesuan
drastis selama 30 tahun terakhir dan terancam punah jika tidak ada
usaha-usaha untuk menyelamatkannya.
Hal itu, kata pengurus Bonapasogit Panusunan Simanjuntak
kepada Antara London, Rabu, disampaikan Sandra Niessen saat berbicara
dalam pertemuan perkumpulan masyarakat Batak Bonapasogit di Kerajaan
Inggris Raya.
"Saya khawatir kerajinan tenun itu akan punah sama
sekali," kata Sandra yang mempelajari dan memberi kuliah serta
menulis artikel dan buku tentang kebudayaan Batak, terutama seni
tenun ulosnya, sejak 1979.
Sandra yang memperoleh gelar Ph.D. cum laude dari
Universitas Leiden pada tahun 1985 dengan tesis "Motifs of Life
in Toba Batak Texts and Textiles" banyak menulis buku mengenai
kain Ulos, di antaranya bukunya yang berjudul "Batak Cloth and
Clothing: A Dynamic Indonesian Tradition" terbit pada tahun
1993.
Buku terbarunya "Legacy in cloth: Batak textiles of
Indonesia" terbit pada tahun 2009, berukuran kertas A4 setebal
hampir 1.000 halaman dan ditulis dalam bahasa Inggris, memuat
berbagai jenis ulos, penjelasan tentang teknik pembuatan dan
kegunaannya, serta gambar lama dari orang yang mengenakan ulos.
Semula, Sandra berpikir cukup waktu enam bulan baginya
untuk mengumpulkan bahan dan menulis buku tentang ulos Batak. Dia
tidak pernah menduga akan melewatkan waktu hingga lebih dari 30 tahun
sampai terbitnya buku "Legacy in Cloth".
Selama itu, dia bolak-balik berkunjung ke banyak kampung
di Tanah Batak dengan kadang-kadang berdiam di sana untuk beberapa
lama.
"Sekarang saya sedang bekerja untuk mengembalikan
apa yang saya peroleh dari kampung-kampung Tanah Batak," kata
Sandra tentang proyeknya, "Pulang Kampung", yang
dirancangnya untuk tujuan menghidupkan kembali kerajinan tenun ulos
Batak. Lewat proyek ini, dia telah memberikan buku "Legacy in
Cloth" kepada sejumlah orang di Tanah Batak.
Pada bulan Augustus--September mendatang, dia akan
kembali pulang kampung untuk membagikan 40 buku lagi kepada
orang-orang yang berkaitan dengan budaya tenun ulos. Ini akan menjadi
proyek Pulang Kampung III setelah peluncuran proyek itu pada tahun
2010.
"Pemberian buku ini adalah tanda terima kasih saya
kepada sahabat-sahabat yang telah memberikan kepada saya pengetahuan
tentang ulos Batak, kegunaannya, cara pembuatannya, dan hal-hal lain
yang berkaitan dengan itu. Saya berharap hadirnya buku ini akan
menyumbang kepada hidupnya kembali budaya tenun ulos Batak,"
kata Sandra.
Pada perjalanan ini, Sandra akan menyertakan satu
kelompok pemusik Batak dan akan memutarkan film Rangsa Ni Tonun--film
tentang pembuatan ulos tenun--di kampung-kampung yang akan
dikunjungi.
Rombongan akan menggunakan solu bolon (perahu
tradisional Batak) ketika melintasi Danau Toba saat berpindah dari
satu kampung ke kampung lainnya.
***4***
D.Dj.
Kliwantoro
(T.H-ZG/B/D.
Kliwantoro/D. Kliwantoro) 29-05-2013 06:41:47
Tidak ada komentar:
Posting Komentar