Rabu, 29 Mei 2013

ULOS

ANTROPOLOG BELANDA: KERAJINAN TENUN ULOS TERANCAM PUNAH

Oleh Zeynita Gibbons
London, 29/5 (Antara) - Antropolog Belanda Sandra Niessen mengatakan kerajinan tenun ulos Batak mengalami kelesuan drastis selama 30 tahun terakhir dan terancam punah jika tidak ada usaha-usaha untuk menyelamatkannya.

Hal itu, kata pengurus Bonapasogit Panusunan Simanjuntak kepada Antara London, Rabu, disampaikan Sandra Niessen saat berbicara dalam pertemuan perkumpulan masyarakat Batak Bonapasogit di Kerajaan Inggris Raya.

"Saya khawatir kerajinan tenun itu akan punah sama sekali," kata Sandra yang mempelajari dan memberi kuliah serta menulis artikel dan buku tentang kebudayaan Batak, terutama seni tenun ulosnya, sejak 1979.

Sandra yang memperoleh gelar Ph.D. cum laude dari Universitas Leiden pada tahun 1985 dengan tesis "Motifs of Life in Toba Batak Texts and Textiles" banyak menulis buku mengenai kain Ulos, di antaranya bukunya yang berjudul "Batak Cloth and Clothing: A Dynamic Indonesian Tradition" terbit pada tahun 1993.

Buku terbarunya "Legacy in cloth: Batak textiles of Indonesia" terbit pada tahun 2009, berukuran kertas A4 setebal hampir 1.000 halaman dan ditulis dalam bahasa Inggris, memuat berbagai jenis ulos, penjelasan tentang teknik pembuatan dan kegunaannya, serta gambar lama dari orang yang mengenakan ulos.

Semula, Sandra berpikir cukup waktu enam bulan baginya untuk mengumpulkan bahan dan menulis buku tentang ulos Batak. Dia tidak pernah menduga akan melewatkan waktu hingga lebih dari 30 tahun sampai terbitnya buku "Legacy in Cloth".

Selama itu, dia bolak-balik berkunjung ke banyak kampung di Tanah Batak dengan kadang-kadang berdiam di sana untuk beberapa lama.

"Sekarang saya sedang bekerja untuk mengembalikan apa yang saya peroleh dari kampung-kampung Tanah Batak," kata Sandra tentang proyeknya, "Pulang Kampung", yang dirancangnya untuk tujuan menghidupkan kembali kerajinan tenun ulos Batak. Lewat proyek ini, dia telah memberikan buku "Legacy in Cloth" kepada sejumlah orang di Tanah Batak.

Pada bulan Augustus--September mendatang, dia akan kembali pulang kampung untuk membagikan 40 buku lagi kepada orang-orang yang berkaitan dengan budaya tenun ulos. Ini akan menjadi proyek Pulang Kampung III setelah peluncuran proyek itu pada tahun 2010.

"Pemberian buku ini adalah tanda terima kasih saya kepada sahabat-sahabat yang telah memberikan kepada saya pengetahuan tentang ulos Batak, kegunaannya, cara pembuatannya, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan itu. Saya berharap hadirnya buku ini akan menyumbang kepada hidupnya kembali budaya tenun ulos Batak," kata Sandra.

Pada perjalanan ini, Sandra akan menyertakan satu kelompok pemusik Batak dan akan memutarkan film Rangsa Ni Tonun--film tentang pembuatan ulos tenun--di kampung-kampung yang akan dikunjungi.

Rombongan akan menggunakan solu bolon (perahu tradisional Batak) ketika melintasi Danau Toba saat berpindah dari satu kampung ke kampung lainnya.

***4***
D.Dj. Kliwantoro
(T.H-ZG/B/D. Kliwantoro/D. Kliwantoro) 29-05-2013 06:41:47


Tidak ada komentar: