ENRICO
MASSEROLI DUTA BUDAYA INDONESIA DARI ITALIA
Oleh Zeynita Gibbons
Kecintaan kebudayaan Bali khususnya tari topeng membuat pria asal
Italia, Enrico Masseroli, mendedikasikan hidupnya mengembangkan dan
mempromosikan Bali tidak saja di Italia tetapi juga di mancanegara.
Enrico Masseroli, mempelajari teater dan tari Bali pada tahun 1978,
di bawah bimbingan maestro penari topeng terkenal di Bali I Made
Djimat.
Berbagai pangung kesenian disemarakinya dengan kesenian Bali bahkan
di Bergamo Audotorium di Piazza Liberta, Enrico Maseroli mengelar
acara "Bali il Teatro degli Dei" atau Bali Theater para
Dewa selama dua hari pada Sabtu dan Minggu.
Dalam acara yang mendapat dukungan dari KBRI Roma dan perkumpulan KPC
Melati di Italia, dan International Theater Ensemble The Pirate Ship
bersama Comune di Bergamo, Enrico Masseroli menampilkan tari topeng
dan diskusi mengenai budaya Bali yang dibahas dari berbagai pandang.
Councellor KBRI Roma, Nindarsari Utomo kepada ANTARA London
mengatakan sangat menghargai promosi Bali yang dilakukan seniman
Italia Enrico di Bergamo Italia. "Seni merupakan bahasa
universal," ujarnya.
Enrico Masseroli berkolaborasi dengan sang guru I Made Djimat dan I
Wayan Koplin, mengelar Topeng Pajegan drama tari topeng cukilan
cerita Majapahit, Dalem Bedahulu dengan diiringi gamelan Gong Cenik
seluruh pemainnya warga Italia, berhasil memukau lebih dari 150
masyarakat kota Bergamo Italia.
Penampilan kisah kerajaan Bedahulu, kerajaan kuno di pulau Bali pada
abad ke-8 ditampilkan dengan penjiwaan dan bahkan sebelum tampil
Enrico pun ikut berdoa bersama I Made Djimat, maestro penari topeng
Bali.
Kolaborasi Enrico dan I Made Djimat dalam drama topeng Bedahulu
berhasil menyatu antara guru dan murid dengan apik, ujar pembawa
acara Maria Teresa Buttarelli, dari Anmaro, Performing Arts di
Belanda.
Maria Teresa mengatakan Enrico belajar menari topeng dengan I Made
Djimet sudah sejak lama dan membentuk kelompok gamelan Gong Cenik
yang seluruh anggotanya warga negara Italia.
Enrico
mengakui wajah Bali dulu dan sekarang sangat jauh berbeda dulu Bali
jauh lebih tenang, meskipun penduduknya masih tetap mempertahankan
budaya dan melestarikan adat istiadat.
Charlie Chaplin
Acara
yang berlangsung selama dua hari yang pada hari pertama diadakan
pemutaran film dokumenter film Charlie Chaplin Kunjungan ke Bali 1932
dan diskusi tentang sejarah dan budaya Bali yang dibahas dalam
berbagai sudut.
Dalam diskusi yang mendapat perhatian masyarakat kota Bergamo dibahas
kultur Bali Antara Mitos dan Sejarah dibahas oleh Guido Corradi,
dosen di Universitas Bicocca di Milan.
Guido Corradi anggota Asosiasi Italia-Asia dan anggota komite
ilmiah dari Majalah Asian Review, mengajar Budaya Indonesia di
Sekolah bahasa oriental Le Civiche scuole di lingue oriental (ISIAO)
Milan.
Lukisan Bali "Mitos, Epic dan Simbol Esoterik" disampaikan
Giuliano Gherpelli, seorang ekonom yang tinggal di Modena mengunjungi
Bali pertama kali tahun 80an.
Gherpelli tertarik dengan keragaman budaya dan spiritual di pulau
dewata khususnya yang berhubungan dengan seni, menulis buku "The
secret of Bali" yang di publikasikan pada tahun 2008.
Menurut Enrico, berlibur ke pantai bisa ditemukan dimana saja tetapi
kebudayaan Bali yang unik dan kekayaan seni budaya tidak dapat
ditemukan didapat ditemui ditempat lain.
Yulia Kartini dari KPC Melati yang ikut membantu sebagai event
organizer penyelenggaraan "Bali il Teatro degli Dei"
mengakui ia mengenal Enrico secara tidak sengaja tiga tahun lalu.
"Saya melihat di dalam diri Enrico, kecintaan yang tinggi
terhadap budaya Bali. Sebagai artis teater Itali, dia mendedikasikan
hampir seluruh karirnya dalam mendalami budaya Bali , musik gamelan,
tarian dan topeng Bali," ujar Yulia Kartini.
Dikatakannya pertunjukan di Bergamo ini merupakan suatu puncak
kesuksesan organisasi keluarga kawin campur (KPC) Melati Italia,
mendukung dan ikut menyebarkan dan mempromosikan indahnya budaya
Indonesia di mata orang asing khususnya Italia.
Menurut Yulia, ia juga merasa trenyuh melihat pertunjukan gamelan
dengan para pemain orang Italia yang bisa menyanyikan lagu
tradisional Bali.
"Saya terharu melihat para pembicara Itali berdiskusi mengenai
Bali, dari mulai masalah pengaturan irigasi untuk sawah (subak)
sampai dengan penggunaan warna tradisional dalam pembuatan topeng
Bali," kata Yulia.
Giovanni Pengue mengakui penampilan drama topeng yang ditampilkan
Enrico dan I Made Djemat sangat menarik.
Dia,
pria Italia yang beristrikan wanita Indonesia mengatakan bahwa
pengaleran topeng yang ditampilkan olen Enrico sangat menarik dengan
dialog bahasa Italia yang mudah dimengerti.
Ayah satu putri itu pun sangat menikmati saat Enrico dan tim nya
mengadakan workshop mengenai gemalan yang tidak saja ditujukan untuk
anak anak di hari kedua tetapi juga para orang tua pun mencicipi
bermain gamelan.
"Saya akan menyarankan Enrico untuk melakukan laboratorium tidak
hanya untuk anak-anak tetapi juga untuk orang dewasa. Saya pikir,
tidak hanya saya menikmati bermain gamelan, "ujar Giovanni yang
suka masakan Indonesia.
Enrico pantas mendapat pengakuan dari Kedutaan Besar Republik
Indonesia atau dari Kementerian Pariwisata Indonesia karena
dedikasiknya yang besar dalam menyebarkan budaya Bali di Italia.
Enrico memperkenalkan budaya Bali tidak saja di negaranya tetapi juga
diberbagai negara seperti Austria, Jerman, Israel,
Peru,
Brasil, Spanyol, Polandia, Perancis, Swiss, Swedia, Malta berserta
kelompok gamelan Gong Cenin mengisi ceramah dan demonstrasi di pusat
teater dan universitas.
***4***
(T.H-ZG/B/A.
Wijaya/A. Wijaya) 08-05-2013 13:59:21
Tidak ada komentar:
Posting Komentar