Kamis, 28 April 2016

ALJAZAIR


DUBES-MENTERI ENERGI ALJAZAIR BAHAS MIGAS BARU PERTAMINA
     Zeynita Gibbons

    London,27/4 (Antara) - Dubes RI untuk Aljazair, Safira Machrusah melakukan pertemuan dengan Menteri Energi Aljazair, Salah Khebri sebagai langkah pendekatan memperkuat kerja sama bidang energi antara Indonesia-Aljazair di kantor Kementerian Energi Aljazair.

         Dalam pertemuan itu Dubes melakukan pembicaraan rencana pembukaan ladang migas baru PT Pertamina di Aljazair dan menindaklanjuti rencana PT Pertamina membuka sumur migas baru di negara tersebut, demikian Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI Alger, Aljazair, Darmia Dimu kepada Antara London, Rabu.

         Selain itu mengupayakan agar proposal yang ditawarkan Pertamina dapat diterima Pemerintah Aljazair, dalam hal ini Alnaft dan Sonatrach sebagai regulator dan mitra usaha bisnis migas di Aljazair.

         Dubes menjelaskan PT Pertamina merupakan perusahaan migas milik negara, seperti halnya Sonatrach di Aljazair. Dalam melakukan operasinya, Pertamina mendapat dukungan dari Pemerintah Indonesia dan pemerintah Aljazair tidak perlu khawatir Pertamina kekurangan dana dalam melakukan operasinya, "Pemerintah Indonesia siap menjamin keberlangsungan operasi PT Pertamina di Aljazair," ujarnya.

         Dubes didampingi manajer aset Pertamina Algeria, Geodi Ni'am menjelaskan kebutuhan Indonesia terhadap sumber daya energi cukup mendesak. Dalam satu hari, setidaknya Indonesia membutuhkan sekitar 1,7 juta barel, sementara Indonesia hanya bisa memproduksi 830 ribu barel per hari. Total minyak produksi PT Pertamina di Aljazair sejak 2014 sekitar 21 juta barel untuk Aljazair dan tujuh juta bagi Indonesia.

         Dari volume tujuh juta barel tersebut, hanya mencukupi kebutuhan energi untuk sembilan hari per bulan atau empat setengah hari per tahun. Sedangkan Presidan RI menginstruksikan  meningkatkan produksi dari sebelumnya yang hanya mencukupi sembilan hari dari konsumsi energi menjadi 30 hari.

         Dubes menjajaki kemungkinan dilakukannya akuisisi blok migas baru melalui negosiasi langsung, mengingat kebutuhan Indonesia akan sumber daya energi cukup besar dan mendesak.

         Menteri Ekonomi Ajazair, Salah Khebri menyambut baik, dan adanya kesamaan kedua negara yang berpenduduk mayoritas muslim serta latar belakang sebagai sesama bekas negara jajahan dapat menjadi pengikat bagi kerja sama yang lebih erat, khususnya di bidang energi.

         Menteri Salah memahami pentingnya eksistensi Pertamina yang melakukan eksplorasi di luar negeri sebagai upaya memenuhi kebutuhan energi nasional. Untuk itu ia mengapresiasi langkah Pertamina dan mendukung tercapainya kesepakatan antara Pertamina dengan Alnaft dan Sonatrach, terutama berkaitan soal pembukaan blok migas baru melalui negosiasi langsung.

         Diharapkannya kesepakatan dengan Sonatrach dan Alnaft tercapai dapat memberikan keuntungan bagi semua pihak, sehingga dampaknya dapat mempererat hubungan baik yang  terjalin selama ini. Menteri juga menambahkan, bahwa Pertamina bisa merencanakan kerjasama dengan Sonatrach di bidang lain seperti petrokimia dan rafinery.

         Saat ini, Sonatrach memiliki tiga  proyek dalam kedua bidang tersebut.Pada pertemuan ini, Geodi Na'im, manajer aset Pertamina menanyakan terkait publikasi resmi penggantian nama ConocoPhilips menjadi Pertamina dalam journal officiel sebagaimana tertulis dalam avenant #9. Menteri memastikan proses administrasi penggantian nama  selesai dan dalam waktu dekat akan dilakukan publikasi resmi.

         Dubes juga menyampaikan sikap Aljazair dalam pertemuan negara-negara anggota OPEC di Qatar yang akan digelar 17 April mendatang. Menteri Salah melihat  situasi harga minyak dunia yang cukup rendah sekarang ini, pihaknya berencana melakukan pembekuan produksi (production freezing) minyak selama enam bulan. Upaya ini diharapkan dapat mengerek harga minyak di pasar dunia. (ZG) ***3***
(T.H-ZG/B/T. Susilo/T. Susilo) 27-04-2016 19:25:32


Tidak ada komentar: