SIMON FRASER UNIVERSITY PAMERKAN
WAYANG KULIT KUNO
Oleh Zeynita Gibbons
London, 4/4 (Antara) - Simon
Fraser University (SFU) bekerja sama dengan KJRI Vancouver menyelenggarakan
pameran Wayang Kulit kuno (146 tahun) yang digelar dalam rangkaian peringatan
ulang tahunnya yang ke-50, di Museum Arkeologi dan Etnologi SFU, Burnaby BC,
Kanada berlangsung dari tanggal 1 April hingga Januari 2017.
Pameran Koleksi Wayang Kulit SFU
dihibahkan Ferdinand Chen, seorang warga Indonesia yang hijrah ke Kanada pada
awal tahun 1960.
Saat ini terdapat sekitar 600
Wayang Kulit yang menjadi koleksi Archaeology and Ethnology Museum, SFU, dibuka
Presiden SFU, Andrew Petter dan Konsul Jenderal RI, Sri Wiludjeng dihadiri
sekitar 100 orang dari kalangan akedemisi, korps Konsuler, media, anggota
parlemen dan budayawan, demikian Consul KJRI di Vancouver, Yudhono Irawan
kepada Antara London, Senin.
Konjen Sri Wiludjeng menyampaikan
apresiasi kepada Museum Arkeologi dan Etnologi SFU yang telah turut
melestarikan Wayang Kulit yang dalam budaya masyarakat Jawa, Wayang Kulit
memiliki nilai sakral dan dipagelarkan pada acara penting.
Karakter dan pertunjukan wayang
kulit mengandung nilai-nilai filosofi dan budaya yang tinggi. Pertunjukan
Wayang Kulit telah diakui oleh UNESCO sebagai "Masterpiece of Oral and
Intangible Heritage of Humanity", oleh karena itu dengan melestarikan
wayang kulit tidak hanya melestarikan warisan budaya Indonesia, tapi juga peradaban
manusia.
Presiden SFU, Prof Andrew Petter
menyampaikan Museum Arkeologi dan Etnologi SFU sejak tahun 1965 menyimpan
artifak bersejarah dari wilayah BC serta berbagai wilayah lainnya di berbagi
belahan lain di dunia.
Keberadaan berbagai koleksi tersebut
diharapkan dapat mempromosikan seni dan budaya masyarakat di berbagai belahan
dunia dan membantu dalam memahami keragaman budaya. Beberapa koleksi
ditampilkan secara periodik sebagaimana koleksi beberapa Wayang Kulit dari
Indonesia yang pernah ditampilkan saat peringatan berdirinya SFU ke-40.
Dalam acara pembukaan pameran,
nuansa budaya Indonesia semakin terasa dengan pertunjukan gamelan dibawakan
mahasiswa kelas gamelan SFU School for Contemporary Arts yang dikomandoi
Sutrisno Hartana, warga Indonesia pengajar pada sekolah tersebut.
Sutrisno Hartana, yang juga
seorang dalang, membawakan cuplikan adegan pembicaraan antara Rahwana dan
Kumbakarna yang dibawakan dalam bahasa Inggris, diiringi alunan gamelan
dimainkan mahasiswa School for Contemporary Arts.
Pertunjukan mendapat sambutan
hangat dari pengunjung. Acara pameran Wayang Kulit di Museum Arkeologi dan
Etnologi SFU tersebut akan berlangsung sampai dengan bulan Januari 2017.(ZG)
***4***
(T.H-ZG/B/C. Hamdani/C. Hamdani)
04-04-2016 10:30:10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar