Kamis, 28 April 2016

WAYANG

SIMON FRASER UNIVERSITY PAMERKAN WAYANG KULIT KUNO

Oleh Zeynita Gibbons
London, 4/4 (Antara) - Simon Fraser University (SFU) bekerja sama dengan KJRI Vancouver menyelenggarakan pameran Wayang Kulit kuno (146 tahun) yang digelar dalam rangkaian peringatan ulang tahunnya yang ke-50, di Museum Arkeologi dan Etnologi SFU, Burnaby BC, Kanada berlangsung dari tanggal 1 April hingga Januari 2017.

Pameran Koleksi Wayang Kulit SFU dihibahkan Ferdinand Chen, seorang warga Indonesia yang hijrah ke Kanada pada awal tahun 1960.

Saat ini terdapat sekitar 600 Wayang Kulit yang menjadi koleksi Archaeology and Ethnology Museum, SFU, dibuka Presiden SFU, Andrew Petter dan Konsul Jenderal RI, Sri Wiludjeng dihadiri sekitar 100 orang dari kalangan akedemisi, korps Konsuler, media, anggota parlemen dan budayawan, demikian Consul KJRI di Vancouver, Yudhono Irawan kepada Antara London, Senin.

Konjen Sri Wiludjeng menyampaikan apresiasi kepada Museum Arkeologi dan Etnologi SFU yang telah turut melestarikan Wayang Kulit yang dalam budaya masyarakat Jawa, Wayang Kulit memiliki nilai sakral dan dipagelarkan pada acara penting.

Karakter dan pertunjukan wayang kulit mengandung nilai-nilai filosofi dan budaya yang tinggi. Pertunjukan Wayang Kulit telah diakui oleh UNESCO sebagai "Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity", oleh karena itu dengan melestarikan wayang kulit tidak hanya melestarikan warisan budaya Indonesia, tapi juga peradaban manusia.

Presiden SFU, Prof Andrew Petter menyampaikan Museum Arkeologi dan Etnologi SFU sejak tahun 1965 menyimpan artifak bersejarah dari wilayah BC serta berbagai wilayah lainnya di berbagi belahan lain di dunia.

Keberadaan berbagai koleksi tersebut diharapkan dapat mempromosikan seni dan budaya masyarakat di berbagai belahan dunia dan membantu dalam memahami keragaman budaya. Beberapa koleksi ditampilkan secara periodik sebagaimana koleksi beberapa Wayang Kulit dari Indonesia yang pernah ditampilkan saat peringatan berdirinya SFU ke-40.

Dalam acara pembukaan pameran, nuansa budaya Indonesia semakin terasa dengan pertunjukan gamelan dibawakan mahasiswa kelas gamelan SFU School for Contemporary Arts yang dikomandoi Sutrisno Hartana, warga Indonesia pengajar pada sekolah tersebut.

Sutrisno Hartana, yang juga seorang dalang, membawakan cuplikan adegan pembicaraan antara Rahwana dan Kumbakarna yang dibawakan dalam bahasa Inggris, diiringi alunan gamelan dimainkan mahasiswa School for Contemporary Arts.

Pertunjukan mendapat sambutan hangat dari pengunjung. Acara pameran Wayang Kulit di Museum Arkeologi dan Etnologi SFU tersebut akan berlangsung sampai dengan bulan Januari 2017.(ZG)
***4***
(T.H-ZG/B/C. Hamdani/C. Hamdani) 04-04-2016 10:30:10


Tidak ada komentar: