IVERSIFIKASI EKONOMI ALJAZAIR BUKA PELUANG INDONESIA
Oleh Zeynita Gibbons
London, 29/4 (Antara) - Pemerintah dan pengusaha Aljazair
menyatakan minatnya untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam melakukan diversifikasi perekonomian, karena Indonesia dipandang sebagai negara yang berhasil dalam pengelolaan ekonomi di berbagai sektor.
Hal tersebut disampaikan Ketua Persahabatan Parlemen Indonesia-Aljazair Abderrahmane Benfarhat dalam pertemuan kerja sama ekonomi dalam rangka mendorong peningkatan investasi, perdagangan dan pariwisata antara Indonesia-Aljazair, pekan lalu di Biskra, Aljazair, demikian Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI Alger, Darmia Dimu kepada Antara London, Jumat.
Abderrahmane Benfarhat mengatakan Aljazair perlu belajar dari Indonesia mengenai diversifikasi produk. Upaya ini dilakukan mengingat komposisi ekspor Aljazair sebanyak 95 persen berasal dari hidro-karbon, minyak bumi dan gas (migas), serta hanya 5 persen saja jumlah ekspor komoditas nonhidro-karbon.
"Kami sudah saatnya melakukan diversifikasi ekonomi dan salah satu caranya dengan belajar dari Indonesia. Tidak hanya karena kami lihat Indonesia berhasil mengembangkan diversifikasi perekonomian, tetapi juga pertalian historis, yang sudah kami anggap saudara sendiri," ucapnya.
Pihaknya tidak akan ragu melakukan penyempurnaan Undang-Undang yang selama ini dianggap menghambat diversifikasi ekonomi. Namun yang lebih penting ialah mengubah mentalitas untuk tidak tergantung kepada hasil migas seperti selama ini terjadi.
Dengan kondisi minyak dunia yang memprihatinkan seperti saat ini, Aljazair memang harus mengembangkan sektor lain selain migas. Tetapi kendala utamanya mengubah pola pikir masyarakat agar tidak hanya bergantung pada sektor migas.
Saat ini masyarakat Aljazair sudah mulai banyak yang merubah pikiran yang melekat selama 40 tahun, tetapi masih butuh waktu untuk pengembangan lebih jauh.
"Karena itu, kami meminta saudara kami dari Indonesia untuk bekerja sama mengembangkan diversifikasi ekonomi negara ini," ujarnya.
Harga minyak dunia yang terus jatuh hingga di kisaran 40 dolar AS per barel menjadi pukulan berat bagi perekonomian negara di Afrika Utara. Menurut data dari Bank Dunia, situasi ini berpengaruh pada pertumbuhan makroekonomi Aljazair yang melorot drastis dari 4,1 persen pada 2014 menjadi 2,9 persen di akhir 2015.
Sementara cadangan devisa yang sebelumnya tahun 2014 tercatat sebesar 206,9 miliar dolar AS, pada 31 Desember 2015 turun hanya sebesar 155,7 miliar dolar AS. Untuk itu pemerintah Aljazair berupaya mengurangi tingkat ketergantungan penerimaan negara dari sektor migas dengan menggalakkan diversifikasi ekonomi.
Sementara Dubes RI untuk Aljazair, Safira Machrusah melihat Indonesia dianggap sebagai salah satu negara yang berhasil mengembangkan perekonomian di sejumlah sektor sehingga pemasukan negara berasal dari berbagai sumber. Maka sudah saatnya Aljazair melihat Indonesia sebagai mitra strategis di segala bidang.
"Hubungan historis yang sudah lama terjalin perlu ditindaklanjuti dalam kerja sama nyata dan saling menguntungkan antarkedua negara. Dan Indonesia siap menjadi mitra kerjasama perdagangan utama bagi Aljazair di segala bidang," tandasnya.
Pelaksana Fungsi Ekonomi KBRI Alger, Swedianto Sumardi menyampaikan secara umum kemudahan dan modalitas investasi di Indonesia sejak penggalakan intensif "one door policy" pada awal 2014 hingga sekarang ini yang memungkinkan perizinan ivestasi didapat dalam lima hari atau tiga jam (khusus bagi investasi di atas 100 miliar rupiah atau equivalent diatas 8 juta dolar AS, dapat memperkerjakan tenaga lokal Indonesia di atas 1.000 orang).
"Salah satu cara Indonesia menggalakkan perekonomian adalah melalui Kebijakan ekonomi pemerintahan Presiden Jokowi, mengoptimalkan 10 zona industri dan 8 zona ekonomi spesial di mana investasi (FDI) di galakkan," katanya.
Sementara Darmia Dimu, Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI Alger menyampaikan mengenai produk pariwisata Indonesia dan prestasi pariwisata yang telah dicapai Indonesia khususnya Lombok sebagai "World's Best Halal Tourism Destination" dan dari UNWTO pada "Innovation in Public Policy and Governance : Culture and Tourism" Banyuwangi.
Dikatakannya Aljazair dapat bekerja sama dengan Indonesia, khususnya bagaimana cara mengelola dan mengemas industri pariwisatanya sehingga bisa menarik turis untuk datang karena Aljazair mempunyai keindahan alam yang sangat potensial untuk bidang pariwisata.
Saat ini peluang kemitraan yang dapat dikembangkan oleh Indonesia-Aljazair adalah di bidang tekstil, meubel dan perlengkapan rumah. Selain itu, potensi perdagangan komoditas Indonesia dengan Aljazair yang cukup menjanjikan khususnya kopi dan minyak kelapa sawit (CPO).
Menurut Representatif dari Kementerian Perdagangan Aljazair, pemerintahnya saat ini sedang berupaya mencari pasar-pasar non tradisional selain Eropa untuk memasarkan produk pertaniannya. Aljazair mulai melirik peluang yang tinggi di pasar Asia khususnya India, Malaysia dan Indonesia.
Indonesia diharapkan dapat menjadi salah satu pintu Aljazair untuk memasuki pasar Asia. Studi yang dilakukan oleh ALGEX menyatakan Indonesia merupakan pasar potensial untuk produk kurma Aljazair.
***3*** (T.ZG)
(T.H-ZG/B/C. Hamdani/C. Hamdani) 29-04-2016 10:00:19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar