Kamis, 28 April 2016

COPY RIGHTS


"COPY RIGHTS" 12 BUKU TERJUAL DI LONDON

Zeynita Gibbons
London, 14/4 (Antara) - Sebanyak 12 "copy right" atau hak siar berbagai judul buku yang umumnya buku panduan berbahasa terjual pada hari pertama London Book Fair yang berlangsung di gedung Olympia tanggal 12 hingga 14 April 2016.

Kordinator Penjualan Rights International dari Komite Buku Nasional, Nung Atasana, kepada Antara London, Rabu (13/4) mengatakan  ke-12 judul copy right buku yang dibeli penerbit Malaysia adalah buku panduan pemula untuk bahasa Spanyol, Jerman, Mandarin, Prancis, dan Jepang masing-masing lima judul.

Selain itu juga buku percakapan sehari-hari bahasa Jerman, Belanda, Prancis, Korea, Arab, Mandarin dan Indonesia sebanyak tujuh judul. "Buku panduan dan percakapan bahasa asing memang salah satu yang kerap jadi favorit," ujarnya.

Penerbit bersangkutan mengontak langsung Nung untuk menyatakan minatnya membeli rights judul-judul tersebut setelah sebelumnya melakukan survey ke toko buku.
Kabar ini tentu memberikan semangat bagi tim delegasi Indonesia. Di hari pertama, lebih dari 100 praktisi industri yang mayoritasnya para penerbit mengunjungi stand Indonesia.

Penerbit buku terbesar asal Islandia, Forlagid juga menyatakan minatnya menerjemahkan buku Eka Kurniawan, Cantik itu Luka. "Mereka menyatakan buku-buku Eka memang sangat cocok dengan penerbit mereka," ujar Kordinator Promosi Literasi Komite Buku Nasional, Siti Gretiani.

Foto Eka juga terpampang di arena pameran sebagai salah satu International Authors of London Book Fair. Buku Eka, Man Tiger masuk di long list International Man Booker Prize 2016.
Di hari kedua, Indonesia tampil pada acara Insight Program yang digelar di Gallery Suit yang merupakan program unggulan London Book Fair dengan jumlah pengunjung mencapai 11.455 orang pada tahun 2014.

Tema yang dibawakan adalah Indonesia : Islands Of Opportunity mempresentasikan Indonesia dengan sejumlah potensi yang dimiliki, ragam bahasa, kebebasan berekspresi, potensi industri penerbitan dan lain sebagainya.

Direktur Utama Penerbitan Group Gramedia, Wandi S Brata, dan Laura Prinsloo, Ketua Komite Buku Nasional Indonesia tampil sebagai pembicara yang menarik minat para penerbit.

Kehadiran Indonesia dalam London Book Fair merupakan kali kedua secara kolektif setelah tahun-tahun sebelumnya beberapa penerbit Indonesia hanya hadir secara sendiri-sendiri. Selama tiga hari pameran di London, Indonesia menampilkan 200 judul buku pilihan dari berbagai penerbit, mayoritas adalah buku-buku bergenre sastra.

Ketua Komite Buku Nasional Indonesia, Laura Prinsloo, kepada Antara mengatakan Komite Buku Nasional dibentuk setelah keberhasilan Indonesia sebagai Tamu Kehormatan Frankfurt Book Fair 2015.

Komite Buku Nasional berfokus pada promosi literasi Indonesia di panggung internasional melalui penerjemahan karya, pameran buku, festival dan program residensi penulis.


Dikatkannya Komite Nasional mendapat dukungan penuh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sebagai bentuk kolaborasi kreatif antara pemerintah dan publik.(ZG) ***4***(T.H-ZG/B/T. Susilo/T. Susilo) 14-04-2016 06:17:39

Tidak ada komentar: