"COPY RIGHTS" 12 BUKU
TERJUAL DI LONDON
Zeynita Gibbons
London, 14/4 (Antara) - Sebanyak
12 "copy right" atau hak siar berbagai judul buku yang umumnya buku
panduan berbahasa terjual pada hari pertama London Book Fair yang berlangsung
di gedung Olympia tanggal 12 hingga 14 April 2016.
Kordinator Penjualan Rights
International dari Komite Buku Nasional, Nung Atasana, kepada Antara London,
Rabu (13/4) mengatakan ke-12 judul copy
right buku yang dibeli penerbit Malaysia adalah buku panduan pemula untuk
bahasa Spanyol, Jerman, Mandarin, Prancis, dan Jepang masing-masing lima judul.
Selain itu juga buku percakapan
sehari-hari bahasa Jerman, Belanda, Prancis, Korea, Arab, Mandarin dan
Indonesia sebanyak tujuh judul. "Buku panduan dan percakapan bahasa asing
memang salah satu yang kerap jadi favorit," ujarnya.
Penerbit bersangkutan mengontak
langsung Nung untuk menyatakan minatnya membeli rights judul-judul tersebut
setelah sebelumnya melakukan survey ke toko buku.
Kabar ini tentu memberikan
semangat bagi tim delegasi Indonesia. Di hari pertama, lebih dari 100 praktisi
industri yang mayoritasnya para penerbit mengunjungi stand Indonesia.
Penerbit buku terbesar asal
Islandia, Forlagid juga menyatakan minatnya menerjemahkan buku Eka Kurniawan,
Cantik itu Luka. "Mereka menyatakan buku-buku Eka memang sangat cocok
dengan penerbit mereka," ujar Kordinator Promosi Literasi Komite Buku
Nasional, Siti Gretiani.
Foto Eka juga terpampang di arena
pameran sebagai salah satu International Authors of London Book Fair. Buku Eka,
Man Tiger masuk di long list International Man Booker Prize 2016.
Di hari kedua, Indonesia tampil
pada acara Insight Program yang digelar di Gallery Suit yang merupakan program
unggulan London Book Fair dengan jumlah pengunjung mencapai 11.455 orang pada
tahun 2014.
Tema yang dibawakan adalah
Indonesia : Islands Of Opportunity mempresentasikan Indonesia dengan sejumlah
potensi yang dimiliki, ragam bahasa, kebebasan berekspresi, potensi industri
penerbitan dan lain sebagainya.
Direktur Utama Penerbitan Group
Gramedia, Wandi S Brata, dan Laura Prinsloo, Ketua Komite Buku Nasional
Indonesia tampil sebagai pembicara yang menarik minat para penerbit.
Kehadiran Indonesia dalam London
Book Fair merupakan kali kedua secara kolektif setelah tahun-tahun sebelumnya
beberapa penerbit Indonesia hanya hadir secara sendiri-sendiri. Selama tiga
hari pameran di London, Indonesia menampilkan 200 judul buku pilihan dari
berbagai penerbit, mayoritas adalah buku-buku bergenre sastra.
Ketua Komite Buku Nasional
Indonesia, Laura Prinsloo, kepada Antara mengatakan Komite Buku Nasional
dibentuk setelah keberhasilan Indonesia sebagai Tamu Kehormatan Frankfurt Book
Fair 2015.
Komite Buku Nasional berfokus
pada promosi literasi Indonesia di panggung internasional melalui penerjemahan
karya, pameran buku, festival dan program residensi penulis.
Dikatkannya Komite Nasional
mendapat dukungan penuh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia sebagai bentuk kolaborasi kreatif antara pemerintah dan publik.(ZG)
***4***(T.H-ZG/B/T. Susilo/T. Susilo) 14-04-2016 06:17:39
Tidak ada komentar:
Posting Komentar