Impian d’Masiv rekaman di Abbey Road terwujud
News ID: 462650
London (ANTARA) - Impian kelompok musik Indonesia d’Masiv untuk membuat rekaman di studio yang melegenda dimana musisi dunia mengadakan rekaman bahkan The Beatles menjadi ikon Abbey Road saat mereka berjalan di penyeberangan jalan tanpa sepatu itu akhir nya terwujud setelah semalam manggung di Off the Cuff, Brixton, London.
“Akhirnya impian kami lima tahun lalu terwujud,” ujar vokalis d’Masiv, Rian Ekky Pradipta yang dikenal dengan Rian d’Masiv kepada Antara London, di studio tiga Abbey Road dimana Pink Floyd, Rock band Inggris pernah rekaman, Rabu.
Produser d’Masiv, musisi Denny Chasmala mengakui bahwa sejak lima tahun lalu d’Masiv ingin rekaman di Abbey Road dan akhirnya baru bisa diwujudkan hari ini yang kebetulan Denny dan d’Masiv mengisi acara di Indonesian Weekend yang digelar di Potters Fileds Park, taman dengan latar belakang ikonik, The Tower Bridge, London selama dua hari Sabtu dan Minggu. (7-8 September)
Menurut Rian, tidak banyak musisi Indonesia yang bisa rekaman disini selain pihak studio ingin mengetahui perjalanan sejarah suatu grup musik juga sangat ketat syarat yang mereka ajukan dan semua musisi dunia ingin mengadakan rekaman di Abbey Road.
Rian mengatakan bisa melakukan rekaman di Abbey Road merupakan impian musisi dunia tentunya juga menjadi impian musisi Indonesia dan d’Masiv salah satu grup yang beruntung bisa melakukan rekaman di Abbey Road.
“Senang campur haru karena d’Masiv akhirnya bisa mengukir sejarah di studio Abbey Road tapi kami juga merasa sedih karena gitaris kami Dwiki Aditya Marsall tidak bisa hadir karena ada kendala dalam pengurusan visa Inggris,” ujarnya.
Di Studio tiga Abbey Road dimana musisi dunia rekaman, d’Masiv akan melakukan rekaman sebanyak 20 lagu mereka yang hit di Indonesia dari album pertama sampai ke enam dan juga lagu baru d’Masiv.
Sementara itu gitaris Nurul Damar Ramadan mengatakan bahwa ia merasa takjub dengan adanya piano yang berusia ratusan tahun dan digunakan musisi dunia yang bisa dimanfaatkan anggota d’Masiv, meskipun bukan pemain piano. “Rama memang minta untuk bisa mengunakan piano yang biasa di pakai oleh Paul McCartney,” ujar Denny Chasmala yang menjadi Produser buat rekaman d’Masiv di Studio Abbey Road.
Denny Chasmala mengakui rekaman di Abbey Road sebenarnya melakukan rekaman di studio lainnya cuman hanya lokasi dan nama Abbey Road yang melegenda.”Saya bekerja buat mereka dan mudah2an mereka bisa melakukan yang terbaik,” ujar Denny yang sebelum nya tampil di acara Indonesia Weekend bersama kedua adiknya Irfan dan Dika Chasmala.
Menurut Denny, para anggota d’Masiv sempat merasa grogi bisa rekaman di studio Abbey Road, karena tempatnya bersejarah dan mereka merasa punya beban tanggun jawab yang cukup besar.
Sementara itu musisi dan juga pemain saxophone, Yuyun George kepada Antara London, Rabu mengatakan bahwa ia merasa senang mendapat kesempatan berharga ikut merekam bersama Denny Chasmala.
Diakuinya berawal dari Denny Chasmala sang produser D’Masiv dalam project rekaman ini mengajaknya untuk mengisi satu dan dua lagu . “Saya nggak menyangka bisa berdiri disini dengan membawa saxophone serta flute yang nanti akan mengisi lagu-lagu nya D’Masiv” ujarnya dengan matanya yang berkaca kaca menahan airmata yang hampir jatuh...”Saya terharu dan bangga”... anak2 muda ini punya cita cita dan semangat yang luar biasa demi memajukan musik Indonesia, demikian Yuyun George.
Oli Morgan, tim mastering Abbey Road mengatakan Abbey Road adalah studio rekamanan yang Iconic rekording
paling berharga, membawa serta banyak pengalaman, semangat, dan keahlian bagi musisi dunia.
Dibutuhkan bertahun-tahun kerja keras dan dedikasi untuk mencapai standar bagi pekerja di Abbey Road yang legendaris, ujarnya.
Diakuinya beragam proyek yang datang ke Abbey Road berarti bahwa tim teknik kami bekerja dengan talenta , hingga seniman mapan di semua genre musik. Apakah itu merekam orkestra untuk skor film pemenang penghargaan, menangkap pertunjukan langsung, melacak sesi, mengedit atau mencampur, keahlian dan keahlian para insinyur kami tidak ada duanya, demikian Oli Morgan.
“Kami dengan senang hati menyambut mastering engineer yang sekarang dalam peran baru ini di Abbey Road, demikian Oli Morgan.
Grup musik D'Masiv pertama kali dibentuk pada 3 Maret 2003 selama ini bisa disejajarkan dengan band "papan atas" Indonesia seperti Ungu, Nidji, atau Peterpan karena popularitas lagu-lagu mereka.
Nama D'Masiv berasal dari kata dalam bahasa Inggris "massive" sebagai semacam pengharapan agar bisa meraih hasil sebaik mungkin di kancah musik nasional. Nama mereka mulai melambung setelah memenangkan kompetisi musik A Mild Live Wanted pada 2007.
Kelompok D’Masiv di Indonesia Weekend yang berhasil meraih berbagai penghargaan diantaranya Double Platinum RBT Awards, Album, Perubahan
Multi Platinum RBT Awards, serta Album Special Edition dan Video Klip Terdahsyat, Dahsyatnya Awards 2010 - D'Masiv
Lagu Terbaik, AMI Awards 2010 - D'Masiv di Jangan Menyerah
Group Band Terbaik, AMI Awards 2010 Karya Produksi Terbaik Terbaik, AMI Awads 2010. (ZG)
“Akhirnya impian kami lima tahun lalu terwujud,” ujar vokalis d’Masiv, Rian Ekky Pradipta yang dikenal dengan Rian d’Masiv kepada Antara London, di studio tiga Abbey Road dimana Pink Floyd, Rock band Inggris pernah rekaman, Rabu.
Produser d’Masiv, musisi Denny Chasmala mengakui bahwa sejak lima tahun lalu d’Masiv ingin rekaman di Abbey Road dan akhirnya baru bisa diwujudkan hari ini yang kebetulan Denny dan d’Masiv mengisi acara di Indonesian Weekend yang digelar di Potters Fileds Park, taman dengan latar belakang ikonik, The Tower Bridge, London selama dua hari Sabtu dan Minggu. (7-8 September)
Menurut Rian, tidak banyak musisi Indonesia yang bisa rekaman disini selain pihak studio ingin mengetahui perjalanan sejarah suatu grup musik juga sangat ketat syarat yang mereka ajukan dan semua musisi dunia ingin mengadakan rekaman di Abbey Road.
Rian mengatakan bisa melakukan rekaman di Abbey Road merupakan impian musisi dunia tentunya juga menjadi impian musisi Indonesia dan d’Masiv salah satu grup yang beruntung bisa melakukan rekaman di Abbey Road.
“Senang campur haru karena d’Masiv akhirnya bisa mengukir sejarah di studio Abbey Road tapi kami juga merasa sedih karena gitaris kami Dwiki Aditya Marsall tidak bisa hadir karena ada kendala dalam pengurusan visa Inggris,” ujarnya.
Di Studio tiga Abbey Road dimana musisi dunia rekaman, d’Masiv akan melakukan rekaman sebanyak 20 lagu mereka yang hit di Indonesia dari album pertama sampai ke enam dan juga lagu baru d’Masiv.
Sementara itu gitaris Nurul Damar Ramadan mengatakan bahwa ia merasa takjub dengan adanya piano yang berusia ratusan tahun dan digunakan musisi dunia yang bisa dimanfaatkan anggota d’Masiv, meskipun bukan pemain piano. “Rama memang minta untuk bisa mengunakan piano yang biasa di pakai oleh Paul McCartney,” ujar Denny Chasmala yang menjadi Produser buat rekaman d’Masiv di Studio Abbey Road.
Denny Chasmala mengakui rekaman di Abbey Road sebenarnya melakukan rekaman di studio lainnya cuman hanya lokasi dan nama Abbey Road yang melegenda.”Saya bekerja buat mereka dan mudah2an mereka bisa melakukan yang terbaik,” ujar Denny yang sebelum nya tampil di acara Indonesia Weekend bersama kedua adiknya Irfan dan Dika Chasmala.
Menurut Denny, para anggota d’Masiv sempat merasa grogi bisa rekaman di studio Abbey Road, karena tempatnya bersejarah dan mereka merasa punya beban tanggun jawab yang cukup besar.
Sementara itu musisi dan juga pemain saxophone, Yuyun George kepada Antara London, Rabu mengatakan bahwa ia merasa senang mendapat kesempatan berharga ikut merekam bersama Denny Chasmala.
Diakuinya berawal dari Denny Chasmala sang produser D’Masiv dalam project rekaman ini mengajaknya untuk mengisi satu dan dua lagu . “Saya nggak menyangka bisa berdiri disini dengan membawa saxophone serta flute yang nanti akan mengisi lagu-lagu nya D’Masiv” ujarnya dengan matanya yang berkaca kaca menahan airmata yang hampir jatuh...”Saya terharu dan bangga”... anak2 muda ini punya cita cita dan semangat yang luar biasa demi memajukan musik Indonesia, demikian Yuyun George.
Oli Morgan, tim mastering Abbey Road mengatakan Abbey Road adalah studio rekamanan yang Iconic rekording
paling berharga, membawa serta banyak pengalaman, semangat, dan keahlian bagi musisi dunia.
Dibutuhkan bertahun-tahun kerja keras dan dedikasi untuk mencapai standar bagi pekerja di Abbey Road yang legendaris, ujarnya.
Diakuinya beragam proyek yang datang ke Abbey Road berarti bahwa tim teknik kami bekerja dengan talenta , hingga seniman mapan di semua genre musik. Apakah itu merekam orkestra untuk skor film pemenang penghargaan, menangkap pertunjukan langsung, melacak sesi, mengedit atau mencampur, keahlian dan keahlian para insinyur kami tidak ada duanya, demikian Oli Morgan.
“Kami dengan senang hati menyambut mastering engineer yang sekarang dalam peran baru ini di Abbey Road, demikian Oli Morgan.
Grup musik D'Masiv pertama kali dibentuk pada 3 Maret 2003 selama ini bisa disejajarkan dengan band "papan atas" Indonesia seperti Ungu, Nidji, atau Peterpan karena popularitas lagu-lagu mereka.
Nama D'Masiv berasal dari kata dalam bahasa Inggris "massive" sebagai semacam pengharapan agar bisa meraih hasil sebaik mungkin di kancah musik nasional. Nama mereka mulai melambung setelah memenangkan kompetisi musik A Mild Live Wanted pada 2007.
Kelompok D’Masiv di Indonesia Weekend yang berhasil meraih berbagai penghargaan diantaranya Double Platinum RBT Awards, Album, Perubahan
Multi Platinum RBT Awards, serta Album Special Edition dan Video Klip Terdahsyat, Dahsyatnya Awards 2010 - D'Masiv
Lagu Terbaik, AMI Awards 2010 - D'Masiv di Jangan Menyerah
Group Band Terbaik, AMI Awards 2010 Karya Produksi Terbaik Terbaik, AMI Awads 2010. (ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar