Ratusan artefak Dayak dipamerkan di Swiss
News ID: 499096
London (ANTARA) - Kurang lebih ratusan artefak kebudayaan Dayak meliputi pisau apang (mandau), tato etnik, pakaian perang, peti jenazah, serta patung kayu ditampilkan dalam pameran "Dayak: The Art of Head-Hunters" yang diadakan di Museo delle Cultura, Lugano, Swiss selama sembilan bulan dari tanggal 28 September sampai 17 Mei 2020.
Fungsi Pensosbud KBRI Bern, Ruth Yohanna, dalam konferensi pers pada pembukaan pameran, Jumat mengatakan KBRI Bern menyampaikan apresiasi tinggi dan dukungan penuh pada pelaksanaan pameran ini. "Dayak adalah salah satu etnis Indonesia yang masih terjaga dengan baik, kami sangat bangga bisa menyaksikan pameran budaya Dayak di Swiss ini, ujarnya.
Adalah Paolo Maiullari, seorang kurator dari Swiss yang bekerja keras meneliti budaya Dayak dan mengumpulkan artefak sejak awal tahun 2000an. "Kami ingin warga Swiss melihat sisi lain dari budaya Dayak, jadi kami menata pameran kontemporer ini dari sudut pandang orang Dayak sendiri," ujarnya.
Upaya Paolo keluar-masuk hutan Kalimantan berbuah manis, para pengunjung yang hadir berdecak kagum melihat ratusan artefak yang dipajang.
Museo delle Cultura di Lugano merupakan museum yang berfokus pada pelestarian kebudayaan kuno. Diinisiasi oleh Serge Brignoni (1903-2002) yang berminat pada ukiran kayu dari Kalimantan, Museo delle Cultura menjadi museum dengan koleksi patung dan ukiran Dayak yang paling lengkap di dunia.(ZG)
Fungsi Pensosbud KBRI Bern, Ruth Yohanna, dalam konferensi pers pada pembukaan pameran, Jumat mengatakan KBRI Bern menyampaikan apresiasi tinggi dan dukungan penuh pada pelaksanaan pameran ini. "Dayak adalah salah satu etnis Indonesia yang masih terjaga dengan baik, kami sangat bangga bisa menyaksikan pameran budaya Dayak di Swiss ini, ujarnya.
Adalah Paolo Maiullari, seorang kurator dari Swiss yang bekerja keras meneliti budaya Dayak dan mengumpulkan artefak sejak awal tahun 2000an. "Kami ingin warga Swiss melihat sisi lain dari budaya Dayak, jadi kami menata pameran kontemporer ini dari sudut pandang orang Dayak sendiri," ujarnya.
Upaya Paolo keluar-masuk hutan Kalimantan berbuah manis, para pengunjung yang hadir berdecak kagum melihat ratusan artefak yang dipajang.
Museo delle Cultura di Lugano merupakan museum yang berfokus pada pelestarian kebudayaan kuno. Diinisiasi oleh Serge Brignoni (1903-2002) yang berminat pada ukiran kayu dari Kalimantan, Museo delle Cultura menjadi museum dengan koleksi patung dan ukiran Dayak yang paling lengkap di dunia.(ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar