Wantimpres bertemu uskup Paus Fransiskus di Vatikan
News ID: 496752
London (ANTARA) - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI, KH Yahya Cholil Staquf, bersama Uskup Agung Pontianak, Mgr Agustinus Agus, sejumlah pengurus GP Ansor, dan Rohaniwan Katolik Indonesia di Italia melakukan ‘dialog antar iman’ di KBRI Vatikan, Kamis.
Seluruh delegasi juga mendapat kesempatan bertemu dengan Paus Fransiskus, memimpin Audiensi Umum di Vatikan, demikian Pensosbud KBRI Tata Suci Vatikan, Muhammad Ferdien kepada Antara London, Jumat.
Dalam diskusi dengan moderator, Dubes RI untuk Takhta Suci Vatikan, Antonius Agus Sriyono, peserta saling bertukar pandangan tentang bagaimana mewujudkan kerukunan di tengah keragaman agama di Indonesia. Di antaranya ialah melalui pendidikan sejak dini, anak-anak Indonesia diharapkan dapat memahami arti penting hidup rukun di tengah masyarakat Indonesia yang plural.
Disepakati dalam diskusi landasan bagi kerukunan hidup beragama adalah humanity atau nilai-nilai kemanusiaan.
KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan semboyan Bhinneka Tunggal Ika merupakan warisan sejarah yang turun-temurun dan telah menjadi prinsip hidup masyarakat di wilayah Indonesia sejak zaman pra-kemerdekaan.
Hal ini dapat dipelajari dari beberapa bukti sejarah kerajaan di Nusantara. Oleh karena itu, suatu kewajiban bagi masyarakat merawat dan menjaga semboyan tersebut agar masyarakat harmonis dan damai dapat terwujud di Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila.
Sejalan dengan upaya tersebut, Nahdlatul Ulama dan GP Ansor sejak lama telah menjalin kerja sama dengan pemeluk dan komunitas agama lain dan menjaga keharmonisan hubungan antaragama di Indonesia.
Salah satu contohnya adalah tradisi GP Ansor membantu penjagaan keamanan pada perayaan Natal dan Paskah yang dirayakan umat Kristiani.
Sebelumnya, dalam kesempatan yang berbeda, delegasi Wantimpres dan GP Ansor juga melakukan pertemuan dengan beberapa pejabat dari Pontifical Council for Interfaith Dialogue di Vatikan, Presiden Pontifical Institute of Arab and Islamic Studies, dan tokoh Islam di Masjid Raya Roma untuk saling berbagi pandangan mengenai membangun dan melestarikan keharmonisan hubungan antaragama.(ZG)
Seluruh delegasi juga mendapat kesempatan bertemu dengan Paus Fransiskus, memimpin Audiensi Umum di Vatikan, demikian Pensosbud KBRI Tata Suci Vatikan, Muhammad Ferdien kepada Antara London, Jumat.
Dalam diskusi dengan moderator, Dubes RI untuk Takhta Suci Vatikan, Antonius Agus Sriyono, peserta saling bertukar pandangan tentang bagaimana mewujudkan kerukunan di tengah keragaman agama di Indonesia. Di antaranya ialah melalui pendidikan sejak dini, anak-anak Indonesia diharapkan dapat memahami arti penting hidup rukun di tengah masyarakat Indonesia yang plural.
Disepakati dalam diskusi landasan bagi kerukunan hidup beragama adalah humanity atau nilai-nilai kemanusiaan.
KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan semboyan Bhinneka Tunggal Ika merupakan warisan sejarah yang turun-temurun dan telah menjadi prinsip hidup masyarakat di wilayah Indonesia sejak zaman pra-kemerdekaan.
Hal ini dapat dipelajari dari beberapa bukti sejarah kerajaan di Nusantara. Oleh karena itu, suatu kewajiban bagi masyarakat merawat dan menjaga semboyan tersebut agar masyarakat harmonis dan damai dapat terwujud di Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila.
Sejalan dengan upaya tersebut, Nahdlatul Ulama dan GP Ansor sejak lama telah menjalin kerja sama dengan pemeluk dan komunitas agama lain dan menjaga keharmonisan hubungan antaragama di Indonesia.
Salah satu contohnya adalah tradisi GP Ansor membantu penjagaan keamanan pada perayaan Natal dan Paskah yang dirayakan umat Kristiani.
Sebelumnya, dalam kesempatan yang berbeda, delegasi Wantimpres dan GP Ansor juga melakukan pertemuan dengan beberapa pejabat dari Pontifical Council for Interfaith Dialogue di Vatikan, Presiden Pontifical Institute of Arab and Islamic Studies, dan tokoh Islam di Masjid Raya Roma untuk saling berbagi pandangan mengenai membangun dan melestarikan keharmonisan hubungan antaragama.(ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar