Gemu Famire menghentak kota tua Krakow, Polandia
News ID: 438968
Krakow (ANTARA) -
Lagu dan tarian Sajojo serta Gemu Famire menjadi salah satu menu andalan Fashmob dalam kegiatan promosi Indonesia di luar negeri bahkan Deputi Walikota Krakow, Anna Korfel-Jasinska ikut menarikan gerakan Tarian Gemu Famire dengan lancar dan penuh semangat pada acara pembukaan Indonesia Kopi dan Festival Budaya yang di adakan alun-alun kota Krakow, selama dua hari Jumat dan Sabtu (30/8 dan 31/8)
Ikut berbaur dengan para penampil Indonesia dan pengunjung, Deputy Anna Jasinska, dengan lancar mengikuti gerakan Gemu Famire yang dipandu anggota PPI Polandia, nyaris tanpa salah dan bahkan menjadi "pemandu" baru bagi pengunjung Festival Kopi Indonesia untuk ikut menari bersama.
Dubes RI untuk Polandia Siti Nugraha Mauludiah mengatakan Tarian Sajojo dan Gemu Famire memiliki gerakan yang sederhana, tetapi dinamis serta energik. Sekilas Dubes Indonesia yang lebih sering dipanggil Dubes Nining ini, menyampaikan "bocoran" aksi tari Deputi Anna di Festival Kopi dan Budaya Indonesia, yakni latar belakang dan hobi Deputi yang memang menyukai tari.
Dubes Nining mengungkapkan juga keragaman budaya Indonesia adalah salah satu keunggulan Indonesia, dibandingkan negara-negara lainnya. Keragaman budaya tersebut dapat "dijual" dalam berbagai kesempatan promosi Indonesia di luar negeri.
Dalam acara festival budaya dan promosi kopi Indonesia juga ditampilkan kesenian Indonesia berupa musik gamelan dari kelompok Warsaw Gamelan yang anggotanya sebagian besar warga Polandia tampil memukau publik Krakow serta wisatawan yang memenuhi alun-alun kota tua Krokow yang masuk dalam kategori UNESCO World Heritage Site dengan gedung-gedung dan cafe yang berada disekeliling alun-alun kota tua Krakow.
Penampilan kelompok gamelan Warsaw pimpinan David Martin menampilkan musik dari Banyumasan dan Semarangan. Kelompok Warsaw Gamelan juga mengiringi Tari Yapong yang dibawakan mantan penerima beasiswa Dharmasiswa yaitu Ilse Peralta Lopez dan Dennissee Peralta Matlingiewicz . Dennissee juga menampilkan tarian Tari Eka Prawira oleh Musik Banyumasan dan Semarangan oleh kelompok Warsaw Gamelan
“Saya sangat senang dan berterima kasih mendapat kesempatan untuk dapat mengisi acara promosi kopi dan festival budaya Indnonesia dengan menampilkan Tari Cendrawasi,” ujar Ilse Peralta Lopez kepada Antara London.
Acara semakin meriah dengan tampilnya Tari Klana Topeng yang dibawakan Diah Anggraini Martin serta Jaipongan Manuk Dadali yang dibawakan Amelia Soraya Putri Zaeni dan Muhammad Mahardika Putra Zaeni.
Pada kesempatan itu juga ditampilkan presentasi obyek wisata Indonesia seperti Jakarta, Bali, Komodo, Papua yang disampaikan Jerzy Pawleta, wartawan dan juga pembuat film dan fotografer serta presentasi tentang batik.
Kepala Fungsi Ekonomi KBRI Warsawa, Taufiq Lamsuhur kepada Antara London, di Krakow, mengatakan kegiatan promosi kopi Indonesia di Kota Budaya Polandia ini, KBRI di Warsawa bekerja sama dengan pemilik Kedai Kopi Noworolski, AEKI, APKI, ITPC Budapest dan pengusaha Indonesia “cropandroast”. (ZG)
Lagu dan tarian Sajojo serta Gemu Famire menjadi salah satu menu andalan Fashmob dalam kegiatan promosi Indonesia di luar negeri bahkan Deputi Walikota Krakow, Anna Korfel-Jasinska ikut menarikan gerakan Tarian Gemu Famire dengan lancar dan penuh semangat pada acara pembukaan Indonesia Kopi dan Festival Budaya yang di adakan alun-alun kota Krakow, selama dua hari Jumat dan Sabtu (30/8 dan 31/8)
Ikut berbaur dengan para penampil Indonesia dan pengunjung, Deputy Anna Jasinska, dengan lancar mengikuti gerakan Gemu Famire yang dipandu anggota PPI Polandia, nyaris tanpa salah dan bahkan menjadi "pemandu" baru bagi pengunjung Festival Kopi Indonesia untuk ikut menari bersama.
Dubes RI untuk Polandia Siti Nugraha Mauludiah mengatakan Tarian Sajojo dan Gemu Famire memiliki gerakan yang sederhana, tetapi dinamis serta energik. Sekilas Dubes Indonesia yang lebih sering dipanggil Dubes Nining ini, menyampaikan "bocoran" aksi tari Deputi Anna di Festival Kopi dan Budaya Indonesia, yakni latar belakang dan hobi Deputi yang memang menyukai tari.
Dubes Nining mengungkapkan juga keragaman budaya Indonesia adalah salah satu keunggulan Indonesia, dibandingkan negara-negara lainnya. Keragaman budaya tersebut dapat "dijual" dalam berbagai kesempatan promosi Indonesia di luar negeri.
Dalam acara festival budaya dan promosi kopi Indonesia juga ditampilkan kesenian Indonesia berupa musik gamelan dari kelompok Warsaw Gamelan yang anggotanya sebagian besar warga Polandia tampil memukau publik Krakow serta wisatawan yang memenuhi alun-alun kota tua Krokow yang masuk dalam kategori UNESCO World Heritage Site dengan gedung-gedung dan cafe yang berada disekeliling alun-alun kota tua Krakow.
Penampilan kelompok gamelan Warsaw pimpinan David Martin menampilkan musik dari Banyumasan dan Semarangan. Kelompok Warsaw Gamelan juga mengiringi Tari Yapong yang dibawakan mantan penerima beasiswa Dharmasiswa yaitu Ilse Peralta Lopez dan Dennissee Peralta Matlingiewicz . Dennissee juga menampilkan tarian Tari Eka Prawira oleh Musik Banyumasan dan Semarangan oleh kelompok Warsaw Gamelan
“Saya sangat senang dan berterima kasih mendapat kesempatan untuk dapat mengisi acara promosi kopi dan festival budaya Indnonesia dengan menampilkan Tari Cendrawasi,” ujar Ilse Peralta Lopez kepada Antara London.
Acara semakin meriah dengan tampilnya Tari Klana Topeng yang dibawakan Diah Anggraini Martin serta Jaipongan Manuk Dadali yang dibawakan Amelia Soraya Putri Zaeni dan Muhammad Mahardika Putra Zaeni.
Pada kesempatan itu juga ditampilkan presentasi obyek wisata Indonesia seperti Jakarta, Bali, Komodo, Papua yang disampaikan Jerzy Pawleta, wartawan dan juga pembuat film dan fotografer serta presentasi tentang batik.
Kepala Fungsi Ekonomi KBRI Warsawa, Taufiq Lamsuhur kepada Antara London, di Krakow, mengatakan kegiatan promosi kopi Indonesia di Kota Budaya Polandia ini, KBRI di Warsawa bekerja sama dengan pemilik Kedai Kopi Noworolski, AEKI, APKI, ITPC Budapest dan pengusaha Indonesia “cropandroast”. (ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar