Anggota Dharma Wanita KBRI London perlu tahu Brexit
News ID: 478446
London (ANTARA) - Pada pertemuan Pengurus dan Anggota Dharma Wanita Persatuan KBRI London mengelar ceramah tentang Brexit di Inggris dan dampaknya pada kehidupan sehari-hari khususnya dalam belanja rumah tangga, yang diadakan di Wisma Nusantara kediaman Dubes RI di Bishops Grove, London, Selasa siang (17/9)
Sebelum pemaparan singkat mengenai Brexit yang disampaikan Fungsi Politik KBRI London M. Iqbal Sirie dalam pertemuan kali ini juga diadakan perkenalan dengan anggota dan pengurus DWP yang baru serta arisan.
Ketua Dharma Wanita Persatuan KBRI London Hana A Satriyo mengatakan sebagai kaum perempuan yang tinggal di Inggris kita juga perlu mengetahu mengenai situasi yang terjadi di Inggris termasuk Brexit sedang hangat-hangat nya menjadi pemberitaan.
“Mungkin ibu-ibu juga pernah ditanya sama temen-teman di tanah air, apa itu Brexit dan ada apa dengan Brexit, apa dampak nya pada kita ,”ujar istri Dubes Indonesia di Inggris Dr Rizal Sukma.
“Paling nggak,menurut Hana A Satriyo yang pernah menuntut ilmu di School of Oriental and Afrikan Study di London tahun 1995 - ibu-ibu harus mengetahui Informasi dasar apa itu Brexit. Sebagai perempuan dan masyarakat umum paling tidak kita tahu Informasi dasar apa itu Brexit serta apa dampak nya bagi kita selain itu kita juga perlu tahu dampaknya bagi Indonesia.
Dampak nya dalam kehidupan kita sehari-hari khususnya belanja rumah tangga. Sebagai komunitas harus tahu dan aware kebijakan publik yang dibuat paling tidak punya pengetahuan dasar dan apakah ada dampaknya. Umumnya sebagai perempuam kita awam politik di UK, ujar mantan Direktur di Asia Foundation.
Sementara itu dalam paparannya M. Iqbal Sirie mengakui Brexit tidak terlalu berdampak dengan Indonesia meskipun ada penurunan dalam investasi Inggris dan perdagangan, namun disisi lain nilai tukar rupiah terhadap Poundsterling lebih baik.
Menurut Iqbal yang menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran- sebagai pejabat di Fungsi Politik KBRI London yang mengharuskannya mengikutin perkembangan yang terjadi di Inggris termasuk Brexit dan masalah nya.
Tamatan Edinburg University Skotlandia itu sebelumnya menyampaikan sejarah bergabung nya Inggris dalam Uni Eropa dan akhirnya memisahkan diri dengan mengelar referendum berakhir dengan keluar nya Inggris dari Uni Eropa.
Sebagai pejabat yang bertugas Fungsi Pokitik mau tidak mau harus melakukan pengamatan dan meliat arah serta kebijaksanaan politik pemerintah Inggris serta Brexit dan dampak pada Indonesia.
Sebelumnya Iqbal bercerita Sejarah bergabung nya Inggris dengan Uni Eropa dan akhirnya ingin memisahkan diri dengan melakukan referendum dan bahkan Brexit yang masih dibahas di Parlemen Inggris karena keputusan Brexit masih dalam pembahasan.
Mengenai dampak Brexit dari segi Imigrasi umumnya berdampak bagi warga Uni Eropa, sementara tidak ada dampak langsung terhadap WNI di Inggris. Sementara dari segi ekonomi, diperkirakan akan terjadi kontraksi pada perekonomian Inggris, penurunan nilai tukar poundsterling terhadap mata uang utama. Hal ini berdampak pada potensi berkurangnya WN Inggris bepergian keluar negeri. Pengecekan pada perbatasan juga berpotensi menunda jaringan supply manufaktur supply.
Menurut Iqbal, terjadinya Brexit merupakan kulminasi dinamika politik dalam negeri Inggris yang telah berlangsung lama. Referendum tahun 2016 berupaya menjawab pertanyaan tersebut.
Bagi Indonesia, Brexit diperkirakan tidak memiliki dampak langsung terhadap perdagangan Indonesia. Komoditas kayu Indonesia yang laku di pasaran Inggris, sertifikasinya juga telah ditandatangani sebagai antisipasi dari dampak Brexit.
Alih-alih, Brexit justru membuka peluang peningkatan hubungan bilateral baik dari kerjasama perdagangan, investasi, pariwisata maupun people to people contact. Selain itu, Inggris juga lebih berpeluang untuk berperan di kawasan Asia Pasifik utamanya dalam mewujudkan visi Global Britain, yang berupaya menampik anggapan bahwa Inggris akan menjadi isolationist setelah Brexit, demikian M Iqbal Sirie. (ZG)
Sebelum pemaparan singkat mengenai Brexit yang disampaikan Fungsi Politik KBRI London M. Iqbal Sirie dalam pertemuan kali ini juga diadakan perkenalan dengan anggota dan pengurus DWP yang baru serta arisan.
Ketua Dharma Wanita Persatuan KBRI London Hana A Satriyo mengatakan sebagai kaum perempuan yang tinggal di Inggris kita juga perlu mengetahu mengenai situasi yang terjadi di Inggris termasuk Brexit sedang hangat-hangat nya menjadi pemberitaan.
“Mungkin ibu-ibu juga pernah ditanya sama temen-teman di tanah air, apa itu Brexit dan ada apa dengan Brexit, apa dampak nya pada kita ,”ujar istri Dubes Indonesia di Inggris Dr Rizal Sukma.
“Paling nggak,menurut Hana A Satriyo yang pernah menuntut ilmu di School of Oriental and Afrikan Study di London tahun 1995 - ibu-ibu harus mengetahui Informasi dasar apa itu Brexit. Sebagai perempuan dan masyarakat umum paling tidak kita tahu Informasi dasar apa itu Brexit serta apa dampak nya bagi kita selain itu kita juga perlu tahu dampaknya bagi Indonesia.
Dampak nya dalam kehidupan kita sehari-hari khususnya belanja rumah tangga. Sebagai komunitas harus tahu dan aware kebijakan publik yang dibuat paling tidak punya pengetahuan dasar dan apakah ada dampaknya. Umumnya sebagai perempuam kita awam politik di UK, ujar mantan Direktur di Asia Foundation.
Sementara itu dalam paparannya M. Iqbal Sirie mengakui Brexit tidak terlalu berdampak dengan Indonesia meskipun ada penurunan dalam investasi Inggris dan perdagangan, namun disisi lain nilai tukar rupiah terhadap Poundsterling lebih baik.
Menurut Iqbal yang menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran- sebagai pejabat di Fungsi Politik KBRI London yang mengharuskannya mengikutin perkembangan yang terjadi di Inggris termasuk Brexit dan masalah nya.
Tamatan Edinburg University Skotlandia itu sebelumnya menyampaikan sejarah bergabung nya Inggris dalam Uni Eropa dan akhirnya memisahkan diri dengan mengelar referendum berakhir dengan keluar nya Inggris dari Uni Eropa.
Sebagai pejabat yang bertugas Fungsi Pokitik mau tidak mau harus melakukan pengamatan dan meliat arah serta kebijaksanaan politik pemerintah Inggris serta Brexit dan dampak pada Indonesia.
Sebelumnya Iqbal bercerita Sejarah bergabung nya Inggris dengan Uni Eropa dan akhirnya ingin memisahkan diri dengan melakukan referendum dan bahkan Brexit yang masih dibahas di Parlemen Inggris karena keputusan Brexit masih dalam pembahasan.
Mengenai dampak Brexit dari segi Imigrasi umumnya berdampak bagi warga Uni Eropa, sementara tidak ada dampak langsung terhadap WNI di Inggris. Sementara dari segi ekonomi, diperkirakan akan terjadi kontraksi pada perekonomian Inggris, penurunan nilai tukar poundsterling terhadap mata uang utama. Hal ini berdampak pada potensi berkurangnya WN Inggris bepergian keluar negeri. Pengecekan pada perbatasan juga berpotensi menunda jaringan supply manufaktur supply.
Menurut Iqbal, terjadinya Brexit merupakan kulminasi dinamika politik dalam negeri Inggris yang telah berlangsung lama. Referendum tahun 2016 berupaya menjawab pertanyaan tersebut.
Bagi Indonesia, Brexit diperkirakan tidak memiliki dampak langsung terhadap perdagangan Indonesia. Komoditas kayu Indonesia yang laku di pasaran Inggris, sertifikasinya juga telah ditandatangani sebagai antisipasi dari dampak Brexit.
Alih-alih, Brexit justru membuka peluang peningkatan hubungan bilateral baik dari kerjasama perdagangan, investasi, pariwisata maupun people to people contact. Selain itu, Inggris juga lebih berpeluang untuk berperan di kawasan Asia Pasifik utamanya dalam mewujudkan visi Global Britain, yang berupaya menampik anggapan bahwa Inggris akan menjadi isolationist setelah Brexit, demikian M Iqbal Sirie. (ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar