Dubes : Brexit saat tepat pebisnis Inggris di Indonesia
News ID: 598844
London (ANTARA) - Dubes Indonesia untuk Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia Dr Rizal Sukma mengatakan saat ini merupakan saat yang tepat bagi pengusaha Inggris untuk melakukan bisnis di Indonesia dan tidak ada yang mustahil bagi pelaku usaha berbisnis di Indonesia.
Hal itu disampaikan Dubes Rizal Sukma dalam sambutan pada pembukaan “Indonesia Briefing tahun 2019 yang diadakan KBRI London bekerjasama dengan Bank Indonesia London yang diadakan di gedung Institution of Civil Engineers, London, Selasa.
Acara briefing tahunan Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Inggris dan Irlandia kepada pelaku usaha di Inggris dilakukan berkolaborasi bersama Bank Indonesia dan UK ASEAN Business Council dilaksanakan di tengah-tengah fenomena keluarnya Inggris dari Uni Eropa dan pasca terbentuknya kabinet Indonesia Maju.
Dubes mengharapkan dengan kehadiran para narasumber dalam Indonesia Briefing 2019, pemangku kepentingan di Inggris dapat memperoleh gambaran secara utuh proyeksi kebijakan lima tahun ke depan. “Kehadiran Dr. Aida Budiman, Mohammad Lutfi, dan Dr. Ninasapti Triaswati tidak hanya memberikan gambaran komprehensif positif atas capaian pemerintah, namun juga pandangan kritis atas progress perkembangan dan langkah pemerintah saat ini guna memperbaiki berbagai tantangan yang masih dihadapi pemerintah dewasa ini.
Sementara itu Direktur Eksekutif Bank Indonesia, Dr. Aida Budiman, menyoriti tiga isu utama, yakni stabilitas dan ketahanan ekonomi Indonesia, peran bank sentral melalui bauran kebijakan bank sentral untuk menjaga stabilitas harga dan mendukung stabilitas sistem keuangan, dan prioritas ke depan Indonesia melalui ekspor, upaya menarik investasi dan peningkatan peran digital ekonomi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Dikatakannya perekonomian Indonesia masih stabil di tengah pelemahan pertumbuhan ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi masih diprediksi di kisaran 5% dengan tingkat inflasi masih dapat dipertahankan di kisaran 3.5%±1%, lebih baik dibandingkan negara-negara di kawasan lainnya”, ujar Aida Budiman.
Dikatakannya Bank Indonesia, bersama pemangku kepentingan lainnya bekerja bersama untuk mendukung lima prioritas cabinet Jokowi di sektor human capital development, pembangunan infrastruktur, reformasi birokrasi, simplifikasi regulasi yang menghambat investasi, dan transformasi ekonomi.
“Sinergi ini dilakukan antara lain melalui koordinasi rutin untuk membahas situasi fiskal dan moneter, koordinasi untuk mengelola current account deficit melalui pengembangan manufaktur, pariwisata,dan industri maritim, melalui bauran inovasi dalam pembiayaan pembangunan, dan pengembangan kebijakan di sektor digital ekonomi dan sektor finansial, ujar Aida Budiman.
Diharapkan melalui bauran kebijakan termasuk inovasi dalam pembiayaan pembangunan, dan pengembangan kebijakan di sektor ekonomi dan keuangan digital guna mendukung lima prioritas pemerintah tersebut, Indonesia akan memenuhi ambisinya sebagai high income country.
Briefing yang dihadiri tidak kurang dari 100 pelaku usaha di Inggris tersebut, menghadirkan Muhammad Lutfi, mantan Kepala BKPM dan Menteri Perdagangan dan Duta Besar RI untuk Jepang serta Dr. Ninasapti Triaswati, ekonom senior yang juga adalah dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Dalam sesi, yang dimoderatori, Pooma Kimis, Direktur lembaga think tank keuangan Autonomous Research, Dr. Ninasapti menyoroti beberapa permasalahan domestik yang perlu diselesaikan oleh pemerintah Indonesia.
Hal ini guna mencapai target pertumbuhan Indonesia di kisaran 5%, ditengah global trade war saat ini. “5 prioritas pemerintah Indonesia di sektor sumberdaya manusia, infrastruktur, reformasi regulasi, reformasi birokrasi guna meningkatkan pelayanan publik, dan transformasi ekonomi ke arah industrialisasi merupakan refleksi pemerintah untuk memperbaiki dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini, ujar Ninasapti, yang sehari-harinya juga menjadi dosen di beberapa universitas di Indonesia.
Ekonom senior ini meyakinkan para pelaku bisnis di Inggris bahwa meskipun perlu waktu untuk memperbaiki beberapa aspek dalam pengelolaan pembangunan di Indonesia saat ini, Indonesia saat ini “in the right direction” dan potensial bagi para pelaku bisnis dunia saat ini.
Hal itu disampaikan Dubes Rizal Sukma dalam sambutan pada pembukaan “Indonesia Briefing tahun 2019 yang diadakan KBRI London bekerjasama dengan Bank Indonesia London yang diadakan di gedung Institution of Civil Engineers, London, Selasa.
Acara briefing tahunan Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Inggris dan Irlandia kepada pelaku usaha di Inggris dilakukan berkolaborasi bersama Bank Indonesia dan UK ASEAN Business Council dilaksanakan di tengah-tengah fenomena keluarnya Inggris dari Uni Eropa dan pasca terbentuknya kabinet Indonesia Maju.
Dubes mengharapkan dengan kehadiran para narasumber dalam Indonesia Briefing 2019, pemangku kepentingan di Inggris dapat memperoleh gambaran secara utuh proyeksi kebijakan lima tahun ke depan. “Kehadiran Dr. Aida Budiman, Mohammad Lutfi, dan Dr. Ninasapti Triaswati tidak hanya memberikan gambaran komprehensif positif atas capaian pemerintah, namun juga pandangan kritis atas progress perkembangan dan langkah pemerintah saat ini guna memperbaiki berbagai tantangan yang masih dihadapi pemerintah dewasa ini.
Sementara itu Direktur Eksekutif Bank Indonesia, Dr. Aida Budiman, menyoriti tiga isu utama, yakni stabilitas dan ketahanan ekonomi Indonesia, peran bank sentral melalui bauran kebijakan bank sentral untuk menjaga stabilitas harga dan mendukung stabilitas sistem keuangan, dan prioritas ke depan Indonesia melalui ekspor, upaya menarik investasi dan peningkatan peran digital ekonomi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Dikatakannya perekonomian Indonesia masih stabil di tengah pelemahan pertumbuhan ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi masih diprediksi di kisaran 5% dengan tingkat inflasi masih dapat dipertahankan di kisaran 3.5%±1%, lebih baik dibandingkan negara-negara di kawasan lainnya”, ujar Aida Budiman.
Dikatakannya Bank Indonesia, bersama pemangku kepentingan lainnya bekerja bersama untuk mendukung lima prioritas cabinet Jokowi di sektor human capital development, pembangunan infrastruktur, reformasi birokrasi, simplifikasi regulasi yang menghambat investasi, dan transformasi ekonomi.
“Sinergi ini dilakukan antara lain melalui koordinasi rutin untuk membahas situasi fiskal dan moneter, koordinasi untuk mengelola current account deficit melalui pengembangan manufaktur, pariwisata,dan industri maritim, melalui bauran inovasi dalam pembiayaan pembangunan, dan pengembangan kebijakan di sektor digital ekonomi dan sektor finansial, ujar Aida Budiman.
Diharapkan melalui bauran kebijakan termasuk inovasi dalam pembiayaan pembangunan, dan pengembangan kebijakan di sektor ekonomi dan keuangan digital guna mendukung lima prioritas pemerintah tersebut, Indonesia akan memenuhi ambisinya sebagai high income country.
Briefing yang dihadiri tidak kurang dari 100 pelaku usaha di Inggris tersebut, menghadirkan Muhammad Lutfi, mantan Kepala BKPM dan Menteri Perdagangan dan Duta Besar RI untuk Jepang serta Dr. Ninasapti Triaswati, ekonom senior yang juga adalah dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Dalam sesi, yang dimoderatori, Pooma Kimis, Direktur lembaga think tank keuangan Autonomous Research, Dr. Ninasapti menyoroti beberapa permasalahan domestik yang perlu diselesaikan oleh pemerintah Indonesia.
Hal ini guna mencapai target pertumbuhan Indonesia di kisaran 5%, ditengah global trade war saat ini. “5 prioritas pemerintah Indonesia di sektor sumberdaya manusia, infrastruktur, reformasi regulasi, reformasi birokrasi guna meningkatkan pelayanan publik, dan transformasi ekonomi ke arah industrialisasi merupakan refleksi pemerintah untuk memperbaiki dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini, ujar Ninasapti, yang sehari-harinya juga menjadi dosen di beberapa universitas di Indonesia.
Ekonom senior ini meyakinkan para pelaku bisnis di Inggris bahwa meskipun perlu waktu untuk memperbaiki beberapa aspek dalam pengelolaan pembangunan di Indonesia saat ini, Indonesia saat ini “in the right direction” dan potensial bagi para pelaku bisnis dunia saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar